Liana mengrejabkan kedua matanya ketika sinar matahari pagi menyorot kearahnya.
Ia melirik kearah sampingnya,masih ada laki-laki tampan nan baik hati itu.Entah dorongan dari mana,tangan Liana sudah berada di wajah Arsen, perlahan mulai mengelusnya.
Liana merasa nyaman berada didekat Arsen,Dan merasa terlindungi berada di samping laki-laki itu.
Arsen mulai bergerak, secepatnya Liana menyingkirkan tangannya dari wajah Arsen
Arsen mendongakkan kepalanya.
Kemudian tersenyum melihat wajah Liana,"bangun dari tadi ya?"Liana mengeleng."Enggak,aku baru bangun."Arsen Mengangguk mengerti.
Arsen tersenyum bahagia ketika ia membuka matanya ada wanita yg ia cintai.
"Hari ini,aku pulang kan"tanya Liana.
"Aku belum Izin ke dokter,takut masih belum dibolehin"Liana mengerucutkan bibirnya.
Dan itu membuat Arsen gemas."Berarti kamu ingkari janji kamu semalam."
Liana membuang wajahnya kearah lain.
"Heii, Maksudnya gk gitu mahal.Aku takut terjadi sesuatu lagi sama kamu"Arsen meraih wajah Liana.
Kemudian menatapnya lembut."Aku izin ke dokter dulu,ya."Liana Mengangguk,seraya tersenyum.
5 menit berlalu.
Arsen sudah berada diruangan Liana kembali."Gimana?boleh kan"
"Iya boleh,tapi jangan lupa kalo ada keluhan apapun,kasih tau aku
supaya aku langsung panggil dokter."Liana Mengangguk antusias."Aku beresin barang-barang kamu dulu ya."
..
Keduanya sudah berada didalam mobil.Selama perjalanan,Arsen tak pernah melepaskan genggaman tangannya pada tangan Liana.
Hingga ia benar-benar sampai di pelataran mansion nya.
Liana sedikit terpukau melihat mansion mewah didepannya.Liana dan Arsen turun dari mobil.
Dan pada saat itu juga,Liana menutup mulutnya Karna benar-bener terpaku dengan taman bunga halaman mansion itu."Kamu suka?"Liana ngangguk antusias.
"Ini mansion kamu?"
"Ini mansion kita"Liana benar-bener suka dengan mansion ini.
Ingatannya tiba-tiba menerawang pada saat ia menyirami bunga itu setiap pagi."Awwww"Teriak Liana,seraya memegang kepalanya.
"Kamu kenapa?jangan memaksakan diri untuk mengingat nya lagi, perlahan-lahan saja,nggk baik kalau terus memaksakan."Ucap arsen mengelus lengan liana.
"Aku nggk maksain, tiba-tiba aja ingatan aku menerawang jauh."
Arsen tersenyum.
"Yaudah,masuk yuk"Arsen membimbing Liana untuk masuk kedalam mansion nya.
Liana begitu terpukau dengan dekorasi mansion ini.
Minimalis dan elegan menjadi satu.
Satu kata untuk mansion itu.Perfect"Aku antar ke kamar kamu"Saat hendak melangkah kan kakinya.
Tiba-tiba."Kamu udah pulang?Liana?"Andini datang menghampiri mereka.
Arsen memutar bola matanya."Gk punya mata?tau kan Liana udah pulang?kenapa harus nanya lagi!"Ketus Arsen, membuat Andini diam.
"Dia,siapa?"Andini mengerutkan keningnya.
Kenapa Liana tak mengenalnya? pikirnya."Dia Kaka kamu,Kaka ipar aku"Lantas mata Andini membulat mendengar nya.
"Sen,aku...."
"Dah,gue sama Liana mau kekamar"Arsen Kembali membimbing Liana menuju kamar Liana.
Sedangkan Andini.
Ia berusaha menyembunyikan tanggisnya saat Arsen tak mengakuinya sebagai istrinya."Kamu,jahat sen."Lirih Andini.
Arsen menduduki tepi ranjang Liana.
Begitupun Liana."Dia Kaka ipar kamu? berarti Kaka aku?"Arsen Mengangguk.
"Kok,kamu ketus gitu ke dia."Arsen menatap lembut kearah liana.
"Aku gk ketus mahal.Dah, sekarang kamu tidur"ucap Arsen.
"Aku baru aja bangun tidur,2 jam yang lalu.Masa, sekarang disuruh tidur lagi!"Liana berucap diiringi suara kesalnya.
Arsen tertawa"hehehe,maaf deh maaf.Atuh, sekarang mau apa?"
"Mau ketemu Kaka aku."lagi-lagi Arsen memutar bola matanya.
Kenapa harus Andini lagi sih,yang di bahas."Ngapain?kan sering ketemu"
"Tapi aku nggk ingat sama sekali,aku mau ngobrol-ngobrol sama dia, Please."Liana menampilkan deretan gigi putihnya.
Tersenyum gemas kearh Arsen."Yaudah,aku anterin"
..
"Andini,sini!"Andini menghampiri Arsen.
"Kamu harus berlagak seperti Kaka ipar ke aku,jangan kasih tau yg sebenernya ke liana, Awas sampai kamu kasih tau yg sebenernya,aku nggk segan-segan buat ngehancurin hidup kamu"Arsen mengancam Andini.
Andini Mengangguk patuh,ia tak mau sampai Arsen benar-bener melakukan ancamannya pada dirinya."Bagus, temuin dia di ruang keluarga"lagi-lagi Andini Mengangguk.Mengiyakan setiap perintah arsen.
Walaupun itu sangat menyakitkan baginya."Hai,Liana"Andini menghampiri Liana.
"Hai,Kaka"Liana tersenyum tulus.
Menyambut kedatangan Andini.."Katanya,kamu mau Ngobrol ya? Ngobrol apa?"
Liana tersenyum.
"Mau nanya-nanya tentang suami aku"
Andini terdiam.
"Tanya tentang Arsen"Jelas Andini.
Dengan suara gemetar, menahan tangis.
Liana Mengangguk.Haruskah ia seperti ini selamanya?
Berpura-pura tak tersakiti padahal ia paling tersakiti.Ia berhutang nyawa Kepada adiknya itu,Dan Andini akan melakukan apapun,asal ia bisa menebus semua hutang nya.
"Dia baik,dia sayang sama kamu,dan dia sangat mencintai kamu dan anak kamu!"
"Dan juga sayang,Sama anak yg ada di kandungan kamu!"Liana menatap tak percaya kearah andini.
"Aku, hamil?"
Andini Mengangguk,lemah."Jaga baik-baik kandungan kamu sampai ia lahir,ya.Jangan terlalu banyak pikiran."Andini memeluk tubuh adiknya.
Kenapa ada rasa bersalah yg besar dalam hati Liana ketika melihat kakaknya.
Apa yg sebenernya terjadi?."Kaka bahagia aku mau punya anak"
"Lohh,kok Nanya gitu?ya jelas Kaka bahagia,dan sebentar lagi Kaka akan punya keponakan."Sungguh,Liana kurang menyakinkan ucapan Andini.
"Kaka sayang kamu, Liana."
"Aku juga sayang Kaka, walaupun aku nggk ingat-ingat apa tentang kita."
Dari kejauhan,Arsen tersenyum bahagia.
Walau Arsen sedikit merasa bersalah kepada Andini.
Yang notabenenya masih istri sahnya."Maafin aku Andini,aku nggk bisa hilangkan cinta aku ke Liana."
MAU LANJUT??
KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With Brother In-law#SERI 1
RomanceTersedia versi ebook ( Diperingati untuk para pembaca tercinta ku. Untuk tidak mengikuti setiap adegan apapun dalam cerita ini. Just Story, jadi aku harap kalian bisa bijak dalam menyikapinya. Terimakasih...) (budayakan follow sebelum membaca) Affai...