You Are My
J E N D E U K I E-----
"Gue bisa dengan mudah ngelupain dunia kalo harus berhadapan dengan pizza."
-Kim Jennie-***
"Ayo keluar, kamu dipanggil mama saya."
"Mama?!"
"Ayo cepet."
"Mau ngapain coba? Gue mau disini."
"Ini bukan kamar kamu, jadi kamu ga ada hak buat tetap disini, ayo sekarang keluar."
"Kalo ga buat pizza gue ga mau, TITIK."
Sebuah panggilan keras tiba-tiba terdengar di telinga gue.
"Jong In... ayo ajak Jennie-nya!"
"Kok lama?"
"Tuh, mama saya udah manggil saya buat bawa kamu ke ruang makan."
"Pokoknya gue ga ma--"
"AAAAAKKKK!!"
Om Jong In ngangkat gue buat ke ruang makan.
"Jong In lepasin gue ga!"
"Gitu dong, panggil pakai nama saya." Gumam Jong In
"LEPAS OM JONG IN! ATAU MAU GUE PUKUL IYA?!" Teriak gue sambil mukulin pundak Jong In.
Sekarang mama, papa, tante Wendy dan suaminya ngetawain gue gara-gara ngeliat gue mukulin Jong In.
Kemudian dia nurunin gue dari pundaknya.
"Jennie, sini duduk sama papa," ajak bokap gue buat duduk disebelahnya.
"Jong In disebelah Jennie ya."
Mati gue, duduk disebelah dia lagi.
"Iya om." Jawab Jong In dan duduk disebelah gue.
"Sayang, ini tante punya pizza, kamu suka kan? Ayo dimakan."
Gue ga bisa nolak kalo soal pizza. Rezeki ga boleh ditolak dong. Dengan senang hati gue makan.
"Wah, kalo tante Wendy enak suka beliin Jennie pizza mulu, kalo mama bilangnya jangan sering-sering makan katanya takut pipi Jennie ga tirus-tirus."
"Emang pipi kamu ga tirus kan." Gumam Jong In samar-samar tapi gue masih bisa denger.
Dan gue injek kaki om Jong In.
"Sakit!" Celutuk Jong In sambil mengerutkan dahinya.
"Ayo mulai aja makannya." Ucap suami tante Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Jendeukie - JENKAI
Teen Fiction[ON GOING] Berada dalam perjodohan dengan seseorang yang bahkan tidak ia kenal, memaksa seorang Jennie untuk menghadapi beban yang tidak ia duga akan menghujami dirinya. Impian yang tinggi sayangnya berbanding terbalik dengan realitanya. 11st July