chapter 23; 2 days off

1K 77 16
                                    

You Are My
JENDEUKIE

***

"Maaf ya, terkadang kecanggungan di antara kita secara tidak sengaja tercipta karena mulutku yang terlalu cupu untuk sekedar menyatakan."

***

Gue tersontak, gak salah kan?!

"Di- di parkiran depan."

Dan beneran aja, kak Hanbin benar-benar menggendong Chaeyoung paksa lalu meminta gue untuk diarahkan menuju mobil gue. Sedangkan gue sendiri aja tadi bawa taxi.

"Mampus gue."

"Kak, Chaeyoung biar gue aja yang bawa. Kak Hanbin lanjutin aja, biar nggak ngerepotin," ucap gue gugup.

"Kenapa? Lo gak bawa mobil?" Tanya kak Hanbin membuat gue semakin gugup.

Kak Hanbin yang tadinya berjalan seraya menggopong Chaeyoung berbalik arah, "Chaeyoung mau dikemanain?"

"Anterin pulang. Tenang aja, gue nggak serendah itu buat nyentuh temen lo yang bukan siapa-siapa gue."

Gue tertegun, bukan karena ujaran kak Hanbin tadi, melainkan karena keyakinan kak Hanbin untuk nganterin Chaeyoung. Emang dia tau alamat rumah Chaeyoung?

"Alamatnya tau?"

"Ya elo ngasih tau gue."

"Aku ikut gitu?"

"Mau, lo?"

"Engga juga sih."

"Ya gue juga keberatan kalo lo ikut."

"Ya udah terserah."

"Alamatnya bego."

"Nggak usah pake kata 'bego' berapa?" Gue geram.

Kak Hanbin lalu terdiam seraya gue mencari alamat rumah Chaeyoung di maps.

"Hati-hati bawa Chaeyoung. Dan makasih juga karna udah mau nganterin dia, kalo selamat."

Kak Hanbin nggak berkutat sama sekali setelah gue mengatakannya.

Selang beberapa menit kemudian, mobil kak Hanbin mulai meninggalkan area klub.

Astaga, sekarang jam berapa?!

Akibat terlalu lama mengurus Chaeyoung yang mabuk, gue sampe lupa kalau hari ini adalah hari pertama gue jadi pengan- tunangan maksudnya. Walaupun gini, gue juga tahu diri kalau gue mesti di rumah di saat kayak gini. Ya setidaknya menjaga imej dan menghargai keluarga Jong In.

Gue dengan cepat memesan taksi online untuk menuju rumah gue secepat mungkin. Di jam yang mendekati malam gini, gak lucu kalau gue masih keluyuran.

***

Sudah 20 menit lebih sekiranya gue di perjalanan pulang. Gue gak berani buka ponsel karena gue tahu bakal diomelin parah. Whatever, gue gak peduli.

You Are My Jendeukie - JENKAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang