Nyasar?!

1.4K 203 28
                                    


pagi hari. Tepatnya masih pukul setengah lima pagi. Suasana kantor masih sepi. Dimana sebagian mahluk mahluk nelangsa masih tertidur. Kuroo dan Oikawa masih saja menatap layar tebal itu dengan serius.

Jangan tanya mereka kenapa bisa lembur, salah sendiri malah pengennya nonton world cup ketimbang menjalankan tugas. Alhasil, sedari jam dua pagi mereka kerja nonstop hingga saat ini.

"Lu gak subuh?" Tanya Kuroo yang memecah keheningan ruangan sambil tetap menatap layar monitor. "Ntar kalo mau shubuh bareng ya."

Oikawa mengangguk."Belum juga adzan."

"Kan gua bilang ntar." Kuroo membenahi. Dia mengucek ucek matanya yang kini terasa panas dan perih. "Udah jam berapa emang?"

Oikawa memperhatikan jam dinding. "Jam setengah lima."

Kuroo terkejut. Ia langsung memperhatikan jam yang berada dibagian bawah layar monitor.  "Anjerr, gua lupa makan nih."

"Gak nyambung gablak!" Sewot Oikawa. Dia melempar satu potongan timun kepada laki laki berjambul ayam dengan keras. "Noh makan timunnya. Sayangkan kalo gua buang."

"Santai dong, ngegas mulu." Kuroo manatap masam orang yang berada diseberangnya. Kembali terjadi keheningan, dimana mereka memilih untuk tidak melanjutkan percakapan aneh ini, namun kali ini terdengar suara aneh dari balik ruangan ujung yang membuat Kuroo semakin tidak fokus kerja. Dia dengan kesal kembali menoleh.

"Oi, lu denger sesuatu gak?"

Oikawa berhenti bekerja. Sebenarnya ia agak terganggu karena diajak bicara. Plis, tugasnya masih banyak. Tapi masih beruntung dia punya temen ngobrol waktu kerja lembur. Oikawa kini mencoba terdiam untuk mendengar apa yang Kuroo maksud. Beberapa saat ia terdiam, lalu menatap Kuroo. "Astagfirullah, iya gua denger. Itu apa ya?"









"Positif thinking bro!"

KYAAA!!!

Bokuto tiba tiba datang dan Menepuk bahu Oikawa dengan keras. Akibatnya Oikawa berteriak keras, hingga membuat seisi bangunan kaget.

"WOY! NGAGETIN AJA LU!" Terushima datang dengan muka semrawut. Wajar, dia dengan gak nyaman tertidur disofa keras ruang tamu setelah selesai mengerjakan tugas hingga jam dua tadi malam. Ia melotot dengan mata memerah. "Parah lu parah!"

"Santai cuk, gua gak sengaja teriak." Oikawa menenangkan Terushima yang hampir nyelepet dia pake sarung. "Lu tau gak, kenapa ruangan belakang berisik banget?"

Terushima terdiam. Dia menggeleng." Gak tuh."

"Yeee, gua slepet nih lama lama." Greget Oikawa. Dia ikut mengambil sebuah sarung dan menghampirinya. Terushima semakin kesel. "Sini slepet. Lu gak tau gua suka tawuran ya pas sd?!".

"Bukannya tawuran sd biasanya pake batu doang. Kecil elah. Gua juga sering ketimpuk dulu."

Hadeh.

"Berisik kalian! Udah gua bilang gua dapet telpon!" Teriak Sugawara sambil memegang ponsel dari ruang tamu. Mukanya juga gak bisa dibilang baik. Pokoknya persis kayak orang kurang tidur.

"Eh, kok kita gak denger?" Tanya Oikawa sambil menatap Terushima. Akhirnya setelah pertikaian panjang mereka pun berhenti. Itu pun karena Kita juga ikut bangun dan melihat mereka dengan tatapan murka.

"Baik. Kami akan kesana nanti."  Sugawara mengangguk. Ucapnya dengan seseorang yang berada diseberang telepon. Setelah beberapa menit akhirnya ia mematikan telepon dengan wajah bingung.

Mereka semua mendekat kearah Sugawara. mereka menatapnya bingung. "Ngapa Sug?"

"Ini loh. Pindahan kedua nyasar. katanya kita suruh jemput di depan minimarket samping jalan."

Daichi mengangguk. "Oh, yaudah. Sini gua aja yang kesana." Daichi mengambil kunci motor dan bergegas pergi dengan memakai Boxer Hitam.

Boxer hitam?

"Daichi, lu gak malu pake boxer doang. Ia sih matching karena warna item tapi kan Paha lu jadi keliatan banget." Ucap Kuroo dengan jujur.

"Waduh, kek berasa rumah sendiri njir." Bokuto terbahak. Diikuti dengan Terushima.

Daichi kini menatap boxernya. Ingin sekali dia mengumpat karena malu. "Thanks udah kasih tau. Gua mau pake celana dulu."

"Jangan terbalik ya kawan!" Ucap Bokuto yang mendapat balasan sebuah sendal hijau yang terlempar keras mengenai wajahnya.

...

Jam enam. Setelah yang lain mandi dan melaksanakan ibadah. Suara mobil dan motor terdengar ramai didepan halaman. Semua penghuni menatap keluar dengan heran, lantaran melihat rombongan itu berhenti tepat didepan kantor. Kira kira ada apa?

Daichi datang dengan membukakan pagar lebar lebar. Mereka terkejut, ternyata itu penghuni baru kantor ini. Terlihat dari pakaian mereka yang rapih dan culun, karena tercium bau bau pegawai baru. Sugawara kini berjalan kearah pintu dan membukanya.

"Buset, banyak banget. Ini mah ada sekitar 25 orang lebih. Apa muat?" Ucap Oikawa yang terkejut melihat rombongan tersebut.

"Kalo kata gua sih, muat." Ushijima mengangguk, lalu ia menepuk bahu Oikawa. "Oikawa."
.
"Apan sih? Ganggu aja lo." Risih Oikawa, namun karena ia tak menengok. Tanpa ia tau kini Kita berada dibelakngnya dengan raut wajah datar.

"Lu ngalangin jalan." Kita memandang tajam Oikawa, Oikawa menengguk ludah. Dia kini menyingkir dengan cepat. "Eh, err... Sorry."

"Permisi."

Mereka yang baru masuk kini memandang lama isi ruangan. Ada yang memandang dengan perasaan takjub dan ada juga yang menatap isi ruangan dengan jungkir balik. Gak canda. Pokoknya ada yang biasa biasa aja lah.

"Ya, karena kalian telah datang. Kalian bisa perkenalan dulu. Siapa tau.."

"JODOH!!! EAKKK!" Lanjut Terushima. Memotong ucapan Daichi yang tengah memberi intrupsi untuk orang orang baru. Hmm, sepertinya dia bosan hidup.

"Lupakan orang sengklek disamping kami. Silahkan perkenalkan diri kalian." Lanjut Daichi. Semua orang mengangguk.

"Eh, kayaknya gak usah. Ini kebanyakan keknya." Pikir Daichi, padahal para anggota baru udah berbaris layaknya orang mengantri bahan sembako gratis. Hadeh.

"Ya udah deh, silahkan cari tempat. Mudah mudahan kita bisa buat proyek dengan baik." Ucap Ushijima dengan wibawa yang sangat terlihat. Semua terkagum, kecuali Oikawa yang memandangnya dengan tatapan syirik. namamya juga Oikawa.

"Amin.. "

...

Lembur! •Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang