Lembur pt.1

1.1K 190 25
                                    


Ini yang ditunggu tunggu (͡° ͜ʖ ͡°)
Ditunggu readers maksudnya ehe.

Sekarang akhir bulan. Kantor mulai padat penduduk. Gak deng, maksudnya mulai rame hingga malam hari. Banyak orang yang terpaksa menginap, Karena mengejar kerjaan mereka yang entah mengapa belum selesai selesai juga.

"Aduh, ini kerjaan kok masih numpuk aja ya?" Ujar Fukunaga yang kelihatan nelangsa dimejanya. Hatinya menjerit, padahal sudah berjam jam ia duduk didepan layar monitor, tapi kerjaan sama sekali gak bisa dibilang rampung atau selesai" juga. Dan sekarang udah jam sembilan. Fukunaga hanya bisa menghela nafas kali ini.

"Tenang gan. Tinggal nginep aja disini, ribet amat." Saut Nishinoya begitu ia datang. Si tukang edit yang doyan banget bikin berisik dan muka tanpa beban kini mengangkat tanganya yang tertempel banyak koyo. "Liat pengorbanan gue dari kemaren. Telat nyusul lu keknya."

Hinata dan yang lain tertawa ngakak mendengar ucapannya. Apalagi kini Tsukishima kini siap siap bicara. Dia kini berdiri dari duduknya. "Inget umur mas. Kan mas belum nikah."

Jleb.

Tsukishima tertawa tanpa dosa. Dia lalu duduk kembali dan Meneruskan kegiatannya tanpa memperhatikan Fukunaga yang kini makin stress dibuatnya. "Sabar sabar."

Dia tertawa. Padahal didalam hatinya ia. juga ingin menjerit karena tugasnya juga belum selesai. Dasar gak ngaca.

Ketika tengah bekerja, diantara sunyi nya malam. seseorang diantara mereka menyalakan audio dengan kencang.

Lingsir wengi~

Salah salah.

Hai sayangku..

Hari ini aku syantik...

Syantik bagai bidadari.

Bidadari dihatimu..

Rupanya itu si Nishinoya. Ia dengan songongnya menaikan volume. Hingga membuat semua orang geleng geleng kepala. Dasar nak tiktok.

Iya. Yang biasanya kalo kerjaan udah selesai main tiktok diteras sore sore. Udah volumenya kenceng. Padahal mah cuma bisa goyang dua jari.

Hadeh.

"Aduh, dasar anak micin." Ujar Ennoshita.

"Santai ma bro. Hiburan dikit lah." Nishinoya tersenyum. Ia kembali melenggang kemeja nya dengan membiarkan lagu itu terus menyala. Beberapa orang sih gak masalah, tapi kayaknya tidak dengan Tsukishima.

Kini Tsukishima ikut berdiri, lalu menuju audio dan mengganti lagu itu dengan miliknya.

Beathoven, Fur elise.

Lagu yang tiba tiba membuat ruangan menjadi lebih sunyi. Bahkan mereka semua mulai serius entah mengapa. Bahkan Nishinoya juga tak masalah jika lagunya diganti.

'Hasil survey membuktikan. Lagu yang bernada lembut lebih mudah membuat orang lain konsentrasi.'

Tsukishima kei.

Berbeda dengan fikirannya, yang rupanya lagu tersebut terdengar hingga kelantai dua. Dimana beberapa orang juga masih giat bekerja. Mereka sih orang orang yang lebih pendiam. Jadi ruangan gj terlalu berisik lah. Palingan berisik cuma gara gara suara mesin.

Akaashi kini berhenti menggambar skecth. Ia mengusap usap lehernya. "Duh, kok gua merinding?"

Suara alunan musik Fur elise disini terdengar lembut. Hanya sayup sayup terdengar dan kadang menghilang. Mereka yang berada disini saling berpandangan. "Hmm, mungkin aja itu dari bawah."

"Lagian juga ini lagunya enak didenger." Balas Kita. Ia terhanyut oleh suara lagu tersebut. "Ini bikin fresh banget sumpah."

Semua bergidik, kecuali Aone, suna, kunimi dan kinoshita yang cuma terdiam dan terus melanjutkan tugasnya. Mereka ini paling bisa menghayati pekerjaannya dibanding yang lain. Gak. heran Kalo mereka dipanggil gak bakal nyaut.

" Tapi ini tuh udah mau larut. Lagu kayak gitu tuh gak seharusnya diputer." Akaashi menatap temannya dengan heran, bisa bisanya dia fresh karena ini. Fur Elise sebenarnya bukan lagu seram, tapi entah mengapa nadanya misterius. Itu menurutnya.

"Gua punya saran lain." Akaashi bangkit dari duduknya. Ia mengambil sebuah kaset lama.

Alunan musik terdengar lembut. Sekarang terdengar instrumen lagu Bengawan solo. Yang kini dicover oleh alat musik biola.

Mereka menatap Akaashi dengan kagum. Bahkan Aone kini sedikit membelak mata. Dia mengangguk. "Lagunya keren."

"Enak sih..."


"Tapi kok gua ngantuk?"

.....


Jam dua belas malam. Dimana semua orang masih serius mengerjakan tugas. Tendou tiba tiba berteriak kencang."victory! Akhirnya tugas gua selesai."

Semuanya cuma bisa bertepuk tangan. Iyain aja deh, daripada urusannya panjang. Karena sebagian orang yang berada disana ada yang menatap Tendou dengan iri.

"Selamat ya bang." Saut Koganegawa. "Enak banget udah kelar."

Tendou terharu. "Iya nih tumben cepet huhuhu."

"Bagus deh. Sini hasilnya biar gua rampungin." Ucap Semi karena sirik, gak lah. kesel aja. Gitu aja bangga. ia biasa menjadi partner kerja Tendou. Dia yang ngedit. Semilah yang ngatur Visual cahaya buat lebih rapih.

Tendou mengangguk. Hasil kerjanya ia berikan melalui laptop yang terhubung dengan laptop Semi.

Beberapa saat kemudian ia menerima hasil tendou, namun alisnya berkerut. "Tendou. Kok burem? Lu tau kan kalo hasil kayak gini gak diterima?"

"Mampus." Tendou menepuk jidatnya. Dia melihat hasilnya melalui komputer nya dan benar, Hasilnya jauh dari yang dibayangkan. Kualitas gambar terlihat buruk.

"Sabar ya mas." Saut Koganegawa kembali. Terpaksa. Tendou kembali mengerjakan tugasnya. Sudah keburu di exit lagi sama dia. Kayaknya dia yang bakal pulang lebih akhir.

Dari yang lain.

Kokoro ga ittai lah :'))

"Permisi mas."

"Silahkan mas." Ucap Koganegawa sambil memberi jalan untuk Inuoka. Kunimi menatap datar temannya. "Ya gak gitu juga Kog."

"Kok gak enak didenger ya?" Koganegawa tertawa canggung. Untung Kunimi gak ngacangin Inu abis itu.

"Ada apa ya?" Tanya Kunimi yang melihat Inuoka didekat tangga. Belum sempat Inuoka menjawab, tiba tiba semua orang menoleh.




























"Wangi mie rebus." Ucap Aone. Semua menatapnya terkejut, mereka buru buru menatap Inuoka untuk memberi penjelasan. Muka muka bokek pun terlihat.

Kruuuyuukk~



Inuoka hanya tertawa singkat." Gini mas. Saya sama yang lain masak. Ya walaupun hanya sebatas mie dan nasi putih. Kalo mau, silahkan turun."

Krik .. Krik ...

"INU!!!! ..."

"KAMU BAIK BANGET, GUSTI!"

"INU. KOK KAMU TAU SAYA LAPER?!!"

'HUHUHU, TUGAS GUE MASIH BANYAK!"

"Ya udah. Mending makan dulu."Akaashi beranjak dari duduknya. Menyusul beberapa teman yang sudah turun.

Tendou menghela nafas. "Kayaknya gua terusin nanti aja."


lembur? Salah sendiri (͡° ͜ʖ ͡°)

...

TBC.

Masih mengetik. Apa terlalu pendek? (͡° ͜ʖ ͡°)
Kenapa jadi pake emot ini terus (͡° ͜ʖ ͡°)
Hah sudahlah.

Lembur! •Haikyuu!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang