Part 1 : Pertemuan Awal

6.4K 414 21
                                    

“Waktu adalah sesuatu yang misterius. Kau tidak pernah bisa menebak kapan ia akan menjadikanmu tamu istimewa.” – Jessica Huwae (Javier)

***

“Kau pikir aku hanya tau kerja, kerja, dan kerja!!!”

“Memang iya! Kau tak pernah memikirkan anakmu sama sekali! Ohhh… atau jangan-jangan ada wanita lain?! Kau berselingkuh, bukan?!”

“Kau menuduhku berselingkuh?!! Bukankah…”

Aku menutup telingaku mencoba tuli. Kenapa harus aku? Kenapa? Bahkan air mataku sudah tak mau keluar lagi. Kenapa ada pernikahan jika mereka akhirnya melakukan hal ini? Cinta? Apa kau bercanda?

Aku memasang headphone di telingaku dan membunyikan musik sekeras-kerasnya hingga suara-suara ‘itu’ tak terdengar lagi.

***

Kringggggg….. Kringggggg….

Aku mematikan alarmku dengan kasar dan mencoba membuka mataku yang sangat berat ini. Argghh! Kepalaku benar-benar pusing.

“Joyyy!! Apa kau tidak akan bangun dan berangkat sekolah?!!” Suara perempuan yang aku benci terdengar di seluruh penjuru rumah. Aku berjalan ke kamar mandi tanpa menjawab.

Aku menatap cermin yang berada di hadapanku dengan dingin. “Aku sangat muak dengan dirimu. Cihh. Kenapa kau harus ada di dunia ini jika kau tak memiliki tujuan hidup?”

PRANGGG…

Serpihan-serpihan kaca berserakan di bawah kakiku. Aku menatap tanganku dalam diam. Merah yang sangat pekat. Cairan berwarna merah itu menetes pelan-pelan ke lantai.

“Yak!! Apalagi yang kau pecahkan di dalam kamar?” aku mendengar pintu yang ingin dibuka dengan paksa, tapi aku mendiamkannya.

“Joy!! Mamah sedang berbicara padamu! Buka pintunya sekarang juga!”

Tes… tes…

Akhirnya air mataku terjatuh dari mataku hari ini. Cukup. Kurasa ini semua sudah cukup untukku.

***

Author POV~

“Joy. Joy!” perempuan cantik itu tersentak dan mengalihkan pandangan pada suara yang memanggilnya.

“Sepertinya pemandangan diluar lebih menarik dari pelajaran saya, bukan begitu?” Joy hanya terdiam.

“Lari 5 putaran. Dan jangan pernah masuk pelajaran saya lagi, mengerti?!” Joy hanya mengangguk patuh dan keluar tanpa ekspresi apa pun.

“Wah, benar benar anak ini…” Guru tersebut hanya menggeleng tak mengerti dengan kelakuan salah satu muridnya itu.

“Lihat kelakuannya.”

“Daebak!”

“Benar-benar Jalang dia.”

Joy tak menggubris dan tetap keluar menuju lapangan untuk memenuhi hukuman yang diberikan padanya.

“Kenapa cuaca hari ini sangat mendung?” Joy melihat awan yang sudah mulai menghitam mengumpul menjadi satu. “Apakah akan hujan?” Joy menggeleng pelan dan mulai berlari.

Tes… tes…

Air hujan mulai turun dengan pelan lalu mulai deras. Langit sudah sangat hitam. Tapi, Joy tak menghiraukannya dan tetap berlari dibawah rintik hujan yang membasahinya dalam sekejap.

“Apa dia gila?”

“Aku yakin dia sedang mencari perhatian.”

“Wah bodinya!”

STAY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang