Prolog

71 6 3
                                    

Hay readers😀
Ini story pertamaku. Harap maklum bila banyak typo atau kesalahan yah.
Happy reading😚

Seorang gadis berseragam putih abu-abu tak henti-hentinya menangis. Dia duduk disamping mayat pria yang sangat dicintainya. Dia seakan tak percaya bahwa takdir sekejam ini padanya.

"Tenanglah, Quinzy. Rey akan tenang di alam sana. Dia akan sedih melihatmu seperti ini." Seorang pria yang seusia gadis itu terus menenangkannya. Dia tahu bagaimana terpukulnya sahabat yang paling dicintainya itu.

Ditempat lain...
"Apa keputusan sidang hari ini?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan wajah bersedih.

"Dia divonis 10 tahun penjara," Ucap sang Jaksa.

**

Quinzy, gadis itu masih remaja dan sudah merasakan permainan takdir yang membuat hidupnya hancur.

Dia terus memanjatkan doa agar dibangunkan dari mimpi buruknya. Tapi mustahil karena dihadapannya adalah kenyataan.

Quinzy melempar gelas kaca disampingnya, kemudian mengambil pecahan kaca itu. Dia berpikir sebaiknya dia tidak ada di dunia ini, dia tak seharusnya hidup jika tahu kalau takdir telah mengundangnya ke masa ini.
Masa dimana dia tak memiliki masa depan lagi, semuanya lenyap sekali sentuh.

Quinzy hendak menyayat pergelangan tangannya tapi seseorang mengambil pecahan kaca itu dan membuangnya. Quinzy ingin memberontak tapi pria itu memukulnya hingga pingsan.

Pria itu membopong Quinzy keluar kamar. Dibawanya ke sebuah rumah yang tak berpenghuni. Di sekelilingnya hanya ada hutan bambu, tak ada orang lain disana.

"K-kau siapa?" Samar-samar Quinzy membuka matanya dan mendapati sosok pria yang berdiri tegap dihadapannya. Dia tak bisa melihatnya begitu jelas karena pandangannya masih kabur.

"Istirahatlah, aku akan membawakanmu makanan." Ucap pria itu.

"Jawab dulu. Kau siapa?"

Drttt...drttt
Ponsel pria itu berbunyi. Dia meninggalkan Quinzy tanpa menjawabnya.

Beberapa menit kemudian, pria itu belum juga kembali. Akhirnya Quinzy kembali terlelap dan semuanya gelap.

Quinzy tak mengingat jelas siapa pria itu. Dia hanya berharap semoga dia bisa bertemu lagi dengannya dan menanyakan banyak hal.

Prolognya sampai sini dulu yah readers. Besok aku kembali lagi ke part pertama story aku.

Love,
Author

Me, You and Our SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang