#6. Secret (6)

31 4 0
                                    

Aku mau menjadikanmu alasan mengapa aku tersenyum, menjadikanmu sumber kebahagiaanku, menjadikanmu sebab aku hidup, menjadikanmu masa depanku dan menjadikanmu wanita yang kucintai dan kulindungi.

-Zion-


________________________________________________
Quinzy POV
"Kau... kau ingin membunuhku?" Tubuhku bergetar ketakutan, aku menggigit bibir bawahku bahkan keringat mulai membasahi pelipisku. Bagaimana tidak, sebuah pistol diarahkan tepat di depan dadaku. Aku perlahan melangkah mundur, mataku mulai panas.

Hingga detik kemudian, aku menutup mataku dan

Duarrr...

Kakiku lemas, tapi aneh. Aku tidak merasakan tubuhku dihantam peluru. Aku hanya mendengar ledakan diatasku.

Aku mulai membuka mata kiriku perlahan tapi tak ada siapapun di depanku. Aku mendongak melihat ledakan itu dan aku seakan tersihir dengan apa yang aku lihat.

Aku benar-benar tarpana melihat ledakan warna warni di langit malam.

Siapa yang memainkan petasan di laut sepi seperti ini?, tanyaku pada diri sendiri.

"Happy birthday, Quinzy". Aku tersentak merasakan sebuah tangan melingkar di pundakku menyuruhku berbalik.

Mulutku hanya bisa menganga dengan apa yang kulihat. Sekali lagi, aku tersihir. Semuanya seakan mimpi indah bagiku.

"Kau... apa yang kau lakukan? Dan apa maksud ini semua? Kupikir aku sudah mati. Aku benar-benar tak mengerti," ucapku tak percaya.

"Hey, tenanglah Quinzy. Mana mungkin aku membunuhmu disaat aku ingin memilikimu?" Kalimat Zion yang terakhir lebih terkesan seperti sebuah pertanyaan dibanding pernyataan.

"Aku tahu kalau hari ini hari ulang tahunmu, karena itu aku mengajakmu kesini dan memberimu kejutan. Tak ku sangka, tiga kejutanku ini berhasil membuat mulutmu menganga lebar." Zion tertawa melihat tingkahku yang masih tidak percaya.

Aku sadar dan akhirnya mulutku terkatup rapat.

Tiga kejutan? Berarti masih ada kejutan lain? Apa maksudnya melakukan ini?, lagi lagi aku bermonolog dalam hati.

Zion mengulurkan tangannya. "Mari, kau pasti belum makan malam."

Aku menerima uluran tangannya dan ditariknya ke sebuah tempat yang dari tadi mengganggu penglihatanku.

Aku melihat sebuah meja dan dua buah kursi dikedua sisinya. Diatas meja itu, ada dua piring beef steak, jus serta sebuah bingkai foto yang didalamnya seorang gadis berpose candid tertawa lepas dan aku menyadari bahwa itu aku. Tapi bagaimana bisa? Itu seperti foto yang diambil seorang paparazzi.

Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Banyak rangkaian bunga dan lilin di sekeliling tempatku berdiri. Di samping meja itu, namaku terukir jelas dengan tumblr berwarna warni. Indah, sangat indah.

Zion menggeser kursi ke belakang dan memyuruhku duduk kemudian dia mendaratkan bokongnya ke kursi yang satunya.

**
Kami kini berhadapan, saling memandang dalam diam.

"Selamat makan, Quinzy." Zion mulai memotong steaknya sambil tersenyum.

"Aa..ah, iya selamat makan, Zion." Baru kali ini aku menyebut namanya.

Tak ada yang bersuara, hanya suara piring dan desiran ombak laut. Sampai kami selesai makan, Zion tak henti-hentinya tersenyum. Apa sih yang dipikirkannya?

Me, You and Our SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang