Bagian 7

288 15 0
                                    

"Seburuk apapun sikapnya kepadaku, aku tak pernah bisa benar-benar membencinya"

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

Hari senin pun tiba, dimana Kelas X dan XI SMA Nusa Bangsa mengadakan Semester genap untuk menentukan penaikan kelas. Kelas XII tidak termasuk, karena mereka sudah pelulusan. Aku bangun cepat hari ini bukan karena ingin berangkat sekolah bareng naufal, karena persyaratan tempo hari itu sudah tidak berlaku. Tapi aku bangun cepat agar sesampainya disekolah, aku punya banyak waktu untuk mengulang-ulang lagi pelajaran yang telah diajarkan naufal. Lagian pak Wahyu--supir ku sudah datang dari kampung.

"Pak wahyu, kita berangkat sekarang yuk. Hari ini rara semester"ucapku seperti terburu-buru.

"siap non"jawab pak wahyu tegas.

aku pun masuk kedalam mobil, dan saat mobilnya melaju keluar dari halaman rumah, belum terlalu jauh dari rumahku, tiba-tiba aku menyuruh pak wahyu untuk berhenti karena melihat naufal yang sepertinya ada masalah dengan motornya.

"pak-pak, stop dulu. tuh naufal kenapa yah?"ucapku sambil menurunkan kaca jendela mobil.

"fal, motor lo kenapa?"teriakku pada naufal.

"motor gue perlu diservis"jawab naufal dari sebrang sana.

"yaudah bareng gue aja. Dijamin ngga bakalan telat"

Sebelum menjawab naufal berfikir dulu

"aduhh gimana yah, kalau gue kesekolah bareng si rese, dan ada siswa yang liat, bisa-bisa gue jadi obrolan hangat hari ini. Tapi, kalau gue ngga ikut bareng si rese, ntar gue telat dan ngga dibolehin masuk kelas" pikir naufal.

"aduhh..lo mikir lama banget sih, cepetan! keburu telat."ucapku tegang.

"iyaiya gue ikut lo" naufal pun berlari menuju mobil rara lalu naufal membuka pintu dibagian tengah dan duduk sendiri.

Mobil pun melaju menuju sekolah. Dan pada saat ditengah perjalanan, naufal membuka suara.

"pak, turunin saya sebelum gerbang sekolah yah" ucap naufal kepada pak wahyu.

"iya den"balas pak wahyu.

gue pun menyambung"emang kenapa fal?"

"gue cuma ngga pengen ntar gue dan lo jadi bahan gosip anak-anak disekolah. Apalagi kalau sampai si Rangga tau. Dia kan gebetan lo" jelas naufal.

"apaan sih, kan dia yang naksir gue. Bukan gue yang naksir dia" bantahku kesal mendengar nama rangga.

naufal hanya nyengir mendengar perkataan Rara.

******

Saat mobil melaju sebelum sampai di gerbang sekolah, naufal pun membuka suara.

"pak..sampai sini saja. Biar saya jalan aja sampai gerbang, udah deket juga"ucap naufal pada pak wahyu.

Pak wahyu pun menghentikan mobil sebelum sampai gerbang.

"makasih pak, makasih juga ra" ucap naufal pada pak wahyu dan rara sebelum turun dari mobil.

"sama-sama den"balas pak wahyu

dan aku hanya berdehem.
******

Setelah naufal turun dari mobil, mobil aku pun melaju meninggalkan naufal.

"Ra, ternyata lo ngga se-rese yang gue kira. Dan lo juga peduli banget sama gue" kata naufal dalam hatinya sambil tersenyum lalu berjalan menuju sekolahnya yang sudah dekat.

Di arah lain, aku yang sudah turun dari mobil tidak langsung beranjak menuju kelas. aku masih berdiri didepan gerbang yang terus celingak celinguk berharap naufal sampai tepat waktu. Dan tiba-tiba Nayla pun datang mengagetkan aku.

Memendam Rasa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang