Bagian 19

152 9 0
                                    

Senin, 06:45

"Ra, lo ngapain celingak celinguk disitu. kirain lo udah berangkat. Emang lo ngga di anterin sama pak wahyu?" Tanya naufal dan memberhentikan motornya di hadapan rara yang mencari angkot di depan lorong kompleks.

"Udah ah..lo duluan aja. ntar angkotnya juga ada kok" jawab rara tanpa memperhatikan wajah naufal.

"Ra, sampai kapan lo mau ngejauhin gue? kalau gue ada salah sama lo, lo seharusnya bilang bukan malah menjauh tanpa kejelasan kayak gini. Gue baru aja pulang dari Australia, eh lo malah ngasih gue kejutan dengan sikap lo yang tiba-tiba dingin kayak gini"

"fal, seharusnya lo sadar kenapa gue menjauh"ucap rara penuh penegasan.

Tiba-tiba angkot pun lewat dan rara langsung memberhentikannya.

"gue duluan fal. Gue harap lo bisa ngerti. Semua kenangan kita kemarin-kemarin, gue harap lo bisa hapus dari ingatan lo" rara pun naik ke angkot dengan wajah yang sangat kusut.

Saat di atas angkot, air mata rara seketika tumpah karena ia sebenarnya tidak tega jika harus berkata sekasar itu pada naufal. Orang yang ia idam-idamkan tanpa pernah peka. Tapi,rara tidak tahan lagi jika harus memendam semua itu terlalu lama.

"Fal, hati lo memang beku apa lebih dari beku? kok lo ngga pernah bisa paham sedikit pun perasaan gue. Lo ngga pernah bisa ngerti dari cara gue bersikap sama lo" kalimat itu rara ucapkan dalam hatinya dengan air mata yang terus tumpah tanpa memperhatikan seisi angkot yang sedari tadi heran melihatnya.

"Neng lagi diputusin yah sama cowok tadi? udah neng cowok mah emang gitu, egois" ucap ibu-ibu yang duduk berhadapan dengan rara di atas angkot.

"ngga kok bu, dia bukan pacar saya"jawab rara mencoba tersenyum.

*****

Sepulang sekolah, rara memutuskan untuk tidak pulang ke rumah. Ia memilih untuk ke tempat di mana Dito pernah mengajaknya untuk meredakan kekesalannya.

"Aaaarrghhhh....kenapa sih naufal itu hatinya bekuuu banget..apa dia ngga nyadar kalau gue itu nungguin dia dari dulu. Gue tau gue mungkin beda sama Clara. Apa gue yang terlalu berharap agar naufal juga punya rasa sama gue? tapi cinta itu ngga bisa disalahin. setidaknya lo ngehargain perasaan gue fal. Lo memang ngga pernah bisa paham perasaan gue karena di hati lo itu masih ada clara" teriak rara dari atas rooftop.

Saat rara mulai merasa lelah karena teriak dan menangis, tiba-tiba ada seseorang yang membuka suara dari arah belakang.

"Ra, lo ngga salah. begitupun perasaan lo. ngga ada yang salah di diri lo ra. Lo itu special ra. Lo ngga harus nyamain diri lo sama clara supaya naufal suka. Gue suka lo yang Rara. Gue harap lo bisa berfikir untuk tidak terlalu nyalahin perasaan lo dan ngga terlalu maksain perasaan lo. Karena lo sendiri yang bakalan sakit, bukan naufal" jelas dito yang sedari tadi berdiri di belakang rara dan mendengar semua perkataan rara.

Rara pun berbalik badan.
"Dito? sejak kapan lo ada disitu? ngapain lo ngikutin gue?"tanya rara dengan nada marah.

"gue sengaja ngikutin lo karena gue khawatir"

"kenapa lo harus khawatir? kenapa lo harus peduli? lo ngga perlu peduli sama gue dit"

dito berjalan mendekati rara lalu memegang kedua bahu rara dan berkata, "Lagian lo ngga takut, disini serem lo."

"Ih gue ngga takut!"

"gue peduli sama lo Ra, karena hanya gue yang benar-benar ngerti perasaan lo. Hanya gue ra. Gue sengaja masuk ke hidup lo karena naufal dulu nyuruh gue buat jagain lo. Tapi sekarang naufal sudah kembali, gue tetap pengen ngejagain lo, gue ngga bisa ngelihat air mata lo jatuh hanya karena perasaan lo ngga berbalas."

"Dit, nayla lebih butuh perhatian lo. Nayla suka sama lo. Dan gue sama sekali ngga pernah punya perasaan sama lo." rara melepas tangan dito dibahunya.

"Ra, mau lo punya perasaan ke gue atau ngga, gue ngga peduli karena gue ada sebagai sahabat lo. Gue ngelindungin lo bukan karena gue suka sama lo. Gue cuman mau jagain lo demi Naufal" Dito mencoba membohongi perasaannya. Ini bukan saat yang tepat untuk Rara tau. Dito tidak ingin kalau Rara akan menjauh setelah tau perasaannya.

"Kalau lo ngga suka sama gue, ngapain lo peduli banget" Ucap rara tak bisa menahan tangis.

"Karena Naufal nyuruh gue buat lindungin lo. Sekarang Naufal memang sudah kembali dari Australia, tapi gue bakalan tetep jagain lo karena lo itu kebahagiaan Naufal"

"Mungkin Naufal juga cinta sama lo, tapi belum saatnya ia menyadari itu"

Sekarang Rara menghentikan tangisnya, "lo yakin?"

"lo harus yakin Ra. Lo harus yakin kalau perasaan lo itu ngga salah" ucap Dito tersenyum dan memegang kedua bahu Rara.

"makasih yah dit. Oke gue ngga bakalan nangis lagi. Mulai sekarang gue ngga perlu nunggu naufal ngebalas persaan gue. Solusi yang harus gue ambil adalah gue harus sabar karena perasaan gue akan terbalas pada waktunya. Kalau memang naufal juga cinta, waktu pasti bakalan punya jawaban terbaik" rara menghapus air matanya yang masih ada dipipinya lalu kembali tersenyum.

"Ini baru rara yang gue kenal. Yaudah kita balik yuk. ntar kamu dicariin lagi"

Rara hanya mengangguk tanda setuju.

Mereka pun pulang dengan mengendarai motor vespa milik Dito.

***

setelah dito mengantar rara pulang ke rumahnya, dito pun kembali ke rumah omanya. Saat ia masuk ke dalam rumah, ia melihat naufal duduk di sofa yang asik nonton bola dan dito pun ikut merebahkan dirinya di sofa.

"Lo dari mana aja" naufal membuka bicara.

"Itu tadi gue nolongin rara"jawab dito santai.

Naufal terkejut "Emangnya rara kenapa? lo nolongin dia gimana maksudnya? lo jangan bikin gue panik deh" naufal langsung balik menatap wajah dito dengan serius.

"Dia lagi galauin eluuu"ucap dito dengan penekanan.

"Galauin gue? emang gue kenapa harus digalauin sama rara?" tanya naufal polos.

"Fal, lo pura-pura bego apa gimana sih. Rara suka sama lo, naksir sama lo. Dia ngejauhin lo karena lo itu ngga punya perasaan sama dia. Dan dia ngga mau kalau Rara semakin jatuh cinta sama lo sedangkan lo masih aja terus ngeharapin clara. Sadar fal, clara itu udah ngga ada. Clara juga pasti pengen lihat lo bahagia dengan ngelupain dia"

"Jadi, yang rara suka itu..gue? kok gue bego banget sih ngga nyadar akan itu" naufal mengusap wajahnya merasa bersalah.

"Terus, rara masih cinta kan sama gue? ngga ada niat kan buat ngehilangin perasaannya sama gue?"
"Yahh..itu tergantung dari nyadarnya eluu, lo nyadar sekarang sebelum perasaan rara hilang atau lo nyadar kalau nanti rara udah ngga cinta lagi sama lo" jelas dito.

"Yah gue nyadar sekarang lah. Gue sadar kalau gue juga sebenarnya takut dan ngga rela kalau rara hilang dari hidup gue. Jujur, gue cemburu kalau liat lo sama rara ketawa bareng sedangkan gue dicuekin sama dia" jelas naufal dan membuat dito terkekeh.

"Lo kenapa ketawain gue?"tanya naufal menaikkan alisnya heran melihat dito yang tertawa.

"Lo sih lebay banget. Kalau memang lo takut kehilangan rara, ya lo perjuangin lah. lo harus bisa move on dari Clara"

"Lo betul juga dit. Oke gue bakalan berjuang untuk rara" ucap naufal bersemangat.

"nah gitu dong. gentleman! oke bro gue ke kamar dulu, gue capek bener dah"

"yoi bro"

Sebenarnya Dito tidak ikhlas mendukung Naufal untuk perjuangin Rara. Karena ia juga menyimpan perasaan pada Rara. Tapi, ia tidak bisa memaksakan perasaannya. Ia tidak boleh menjadi cowok yang egois.

              
              ***

Vote dan coment yah😊

Salam,
@annurmsvira

Memendam Rasa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang