Bagian 3

333 14 0
                                    

"Terkadang seseorang mencintai dengan cara pura-pura benci"

💚💚💚💚💚💚

Saat jam istirahat, aku memilih untuk menggunakan waktu istirahat di perpustakaan. Setelah aku mengambil sebuah buku yang berupa novel dan duduk di kursi pojokan, karena disitu ngga ada orang lain. aku paling tidak suka membaca buku saat ada orang didekatku karena itu akan mengganggu konsentrasi dalam memahami isi buku.

Belum lama aku duduk membaca buku, tiba-tiba seorang cowo menghampiriku dengan kata-kata yang tidak enak dihati.

"yaelah..lo lagi lo lagi...kenapa sih gue itu ditakdirkan selalu ketemu lo dimana-mana?"ucap naufal sinis padaku yang asik membaca buku.

Mendengar perkataan cowok yang berdiri disampingku, aku pun menutup buku yang aku baca dengan kesal dan bangkit dari tempat duduk.

"eh gue bilangin yah sama lo! emang gue mau ketemu lo? ngga kalii..gue tuh muak liat tampang lo yang sok-sok an. gue tau lo itu anak terpandang disekolah ini, jadi lo seenaknya bilang gitu sama gue yang masih berstatus murid baru di sekolah ini" ucapku lalu meninggalkannya.

Sesampainya dikelas, aku langsung duduk dibangku dan menundukkan kepala diatas meja, lalu seketika air mataku tumpah karena tidak menyangka bahwa naufal akan berkata kasar seperti itu. Nayla yang melihat aku nangis pun langsung menghampiri.

"ra..lo kenapa? siapa yang udah buat lo nangis sampai tersedu-sedu seperti ini? bilang ra! biar gue acak-acak mukanya"ucap Nayla kesal.

aku pun mengangkat kepala yang sedari tadi menunduk diatas meja, lalu menjelaskan semuanya pada Nayla.

"Udah Nay, lo ngga usah marah sama dia. Mungkin gue yang salah karena membuat dia tidak nyaman dengan keberadaan gue di sekolah ini"ucapku sambil menghapus air mata.

"ra, gue ngga bakalan marahin dia, tapi lo jujur sama gue, siapa yang udah buat lo kayak gini?"jawab Nayla sambil memegang bahuku.

"Naufal"jawabku singkat

"Naufal bilang apa sama lo?"tanya Nayla heboh.

aku pun menjelaskan kejadian yang terjadi saat dikatain oleh naufal di perpustakaan. Nayla yang mendengarnya sontak merasakan apa yang aku rasakan saat ini.
"Ra, udah yah mungkin dia lagi stres jadi dia melampiaskan semuanya sama lo. Karena dia mungkin beranggapan kalau lo itu ngga bakalan marah" Nayla pun menenangkanku.

"hmm..iya Nay, gue memang ngga marah cuma baru kali ini ada cowok yang ngatain gue kayak gitu. Padahal, gue baru aja kagum sama dia" jawabku dengan wajah yang datar.

"Ra, kalau lo emang punya rasa sama naufal, sebaiknya lo simpan dengan rapi dulu dalam hati lo. Karena, naufal itu susah banget buat ngerasain cinta sama seseorang. Lo kan tau dia itu layaknya patung es" jelas Nayla.

"lo benar juga. sebaiknya gue ngga usah nunjukin ke dia, kalau gue tuh sebenarnya ada rasa"jawabku.

"yaudah..lo ngga usah sedih lagi yah, tuh mata lo jadi sembab. ntar kalau rangga ngeliat lo sedih, dan nyari tau siapa yang udah buat lo sedih, gimana? ntar yang ada, dia malah berantem sama naufal"ucap Nayla sambil tersenyum kecil padaku.

Nayla memang sudah tau kalau rangga itu naksir sama Rara. Karena sikap rangga pada Rara yang sangat care.

Tak lama kemudian, rangga muncul dari balik pintu kelas dan menghampiri Rara di bangku tempat ia duduk.

"Hai ra! lo udah ngerjain tugas biologi?"tanya rangga.

"udah kok ga"jawabku singkat tanpa melirik kearah rangga.

"ra, lo baik-baik aja kan?"tanya rangga yang sepertinya curiga kalau aku ada apa-apa.

"kepala gue sedikit pusing aja ga"jawabku bohong.

"Kalau lo sakit, mending lo ngga usah ikut dijam ketiga. Gue antar lo ke UKS yah"balas rangga.

"mmm...tapi ntar lo kumpulin juga tugas gue yah"

"iya..dari pada lo ikut belajar tapi ngga fokus juga"jawab rangga.

Sebelum aku keluar dari kelas, aku memberitahu dulu pada Nayla yang duduk dibangkunya dan sibuk mengerjakan tugas biologinya yang tadi sempat tertunda karena melihat aku nangis.

"nay, gue ke uks dulu yah. Kepala gue sedikit pusing. Kalau gue ikut, ntar gue juga ngga bisa fokus"ucapku yang berdiri disamping nayla.

"Lo dianterin siapa? atau lo mau gue anterin, yah?"jawab Nayla yang menoleh ke arahku.

"ngga usah nay, tugas lo kan belum selesai. Tuh ada rangga kok. jadi, lo disini aja. Tapi nanti kalau udah pulang, lo jemput gue di uks yah"jawabku.

"oiya deh kalau gitu. ntar gue jemput lo di uks" balas Nayla tersenyum.

"Yaudah..lo lanjutin gih tugas lo. gue cabut dulu yah. bye"ucapku yang beranjak dari samping bangku Nayla.

"Ra, tas lo biar gue yang bawa"ucap rangga.

"ngga usah ga. Gue bisa kok"balasku dengan senyum.

"yaudah yuk" kami pun jalan keluar kelas menuju UKS.

Di UKS...

"Ra, gue temenin lo yah. ntar lo butuh sesuatu gimana? ngga ada siapa-siapa disini"ucap rangga teelihat khawatir.

"Rangga, lo lebih baik kekelas aja deh. Ntar lagi kan jam pelajaran dimulai. Gue juga pengen sendiri aja kok. lo ngga usah khawatir berlebihan gitu"jawabku dengan senyum pada rangga.

"lo yakin?" tanya rangga sekali lagi.

"iyaa ga..ngga papa kok"balasku tersenyum.

"yaudah, gue kekelas dulu yah. lo istirahat yah"ucap rangga tersenyum

"iya"balasku singkat dan membalas senyum rangga.

Setelah Rangga meninggalkan aku sendirian didalam UKS, aku pun membaringkan tubuh diatas kasur sambil menatap kosong kearah pintu UKS dan membayangkan kejadian yang diperpustakaan tadi.

"apa naufal bakalan terus bersikap dingin sama gue? padahal, gue bakalan hampir setiap hari ketemu dia terus. Apa keajaiban itu akan datang?" pikirku, lalu kemudian berkata pada diri sendiri "Aduhh...kok khayalan gue sampai sejauh itu sih. sadar ra..sadar.." kataku sambil menepuk nepuk pipi sendiri.

               ***

Ikutin terus yah chapter berikutnya. And don't forget to vote and comen😊 happy reading❤

Salam,
@annurmsvira

Memendam Rasa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang