Bagian 15

139 8 2
                                    

  Setelah seminggu semester berlangsung, aku merasa begitu lega karena berhasil mendapat peringkat 1 di kelas. Andai saja naufal ada, naufal lah yang berada di posisiku. Dan aku juga senang karena dito bisa diikutkan semester karena masa skorsnya sudah berakhir.

"Ciee selamat yah ra. Lo ternyata bisa hebat seketika"ucap nayla memberi selamat padaku.

"Ini semua berkat dukungan naufal dan dia juga udah ngajarin gue banyak pas dia masih disini"

"Kalau gitu, gue bakalan traktir lo makan. gimana?" sambungku.

"wahh gue ngga bakalan nolak deh. Tapi lo ngajak dito juga kan?"

"iya gue ajak dito pasti. Btw, dito dimana yah? kok gue ngga liat dia" tanyaku sambil celingak celinguk.

"Ow gue baru ingat. Tadi dito pulang cepet. Katanya ada urusan"jelas nayla.

"ow gitu yah"

"Tumben tuh anak pulang ngga ngajak-ngajak. Ada apa yah" sambungku dalam hati.

(Dito)

Dito melajukan motornya dengan cepat nenuju ke RS. Oma masuk rumah sakit karena penyakit serangan jantungnya kambuh. Dan dito tidak sempat memberitahu Rara.

"Maaf yah ra gue ngga ngasih tau lo tentang ini. Gue ngga pengen lo khawatir" ucap dito dalam hati dan melajukan motornya lebih cepat.

Sesampainya di RS, dito langsung mencari ruang omanya di rawat. Saat dito telah menemukan ruangannya, dito langsung masuk menghampiri oma yang masih belum sadar. Disana ia menemukan tantenya yang datang dari Bandung karena mengetahui kabar oma yang sakit.

"Oma bangun. Dito baru saja terima rapor. Oma kan pengen banget liat hasil belajar Dito." dito yang terus berharap omanya bisa dengar dan segera sadar.

Dito orangnya memang sok-an, banyak gaya lah. Tapi dia punya hati yang baik. Ia tidak pernah menyakiti perasaan perempuan. Dan dito juga pintar. Dito mendapat peringkat tiga dikelasnya.

"Naufal udah tau?" tanya rina-tante dito.

"dito ngga berani bilang tan"ucap dito dengan suara yang parau akibat nangis melihat omanya.

"yaudah kalau gitu tante aja yang nelfon naufal" tante dito pun mulai menelfon naufal.

Berdering..

"Halo fal"

"tante? tumben nelfon. Ada apa? kok suara tante kayak panik gitu?"

"Fal, sebaiknya kamu segera balik ke jakarta"

"Tapi tante ini ada apa. kok mendadak gini nyuruh naufal balik cepat? naufal kan seminggu lagi balik ke jakarta."

"pokoknya besok kamu harus balik" Tante dito pun sengaja memutuskan telfonnya dengan naufal agar Naufal tidak banyak tanya.

  Tanpa berpikir panjang, naufal pun membereskan barangnya dan segera mengurus keberangkatannya ke Jakarta karena perasaannya yang mulai tidak enak.

"Kayaknya oma kenapa-kenapa nih. Ngga biasanya tante rina nelfon trus nyuruh gue cepat balik ke sana" ucap naufal panik.

Keesokan harinya..

  Saat naufal tiba di Jakarta, ia segera menuju pulang ke rumahnya. Karena ia juga belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Assalamu'alaikum"ucap naufal memasuki rumah omanya.

"Wa'alaikum salam...eh den naufal kirain seminggu lagi baru balik ke jakarta" ucap bibi tersenyum bahagia melihat naufal.

Memendam Rasa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang