Bagian 10

165 10 0
                                    

Kamu tidak benar-benar pergi kan? buktinya kamu masih senang ikut bermain dalam lamunanku.

Hari Libur pun berakhir. aku sudah naik ke kelas XI. Aku masuk di kelas Ipa 2 tapi aku merasa ada yang beda.

Taman sekolah..

"Kini, terasa seperti ada yang hilang dari hari-hari ku. Mungkin senyumnya? tawanya? atau kenangan bersamanya? eh ralat. Kenangannya tidak akan pernah hilang. Ia pergi untuk kembali. Itu janjinya" yakinku dalam hati.

Seketika lamunanku dibuyarkan oleh Nayla yang tiba-tiba datang menyapaku yang sedari tadi hanya duduk diam di taman sekolah.

"hey tumben tuh muka kusut, biasanya ngga gitu. Lo ada masalah? cerita dong" ucap Nayla dengan tatapan yang iba.

"hmm..ngga kok, gue lagi suntuk aja. Hari ini kan hari pertama naufal ngga hadir di kelas" jawabku yang hanya menatap kosong kedepan.

"yaelahh..rara..ternyata dari tadi lo ngelamunin patung es itu? pantas aja sikap lo juga ikut beku"balas Nayla dengan sedikit tawa di akhir katanya.

"Lo ledekin gue? naufal itu sekarang udah ngga dingin lagi. lo sih ngga pernah liat keseharian gue, kan gue sering main sama naufal"

"hm..gitu yah..yah bagus dong! lo bisa tuh dapetin hati naufal"ucap Nayla dengan senyum padaku.

"lo gampang ngomong aja. Sekarang naufal itu di Australia. Bisa jadi sebulan kemudian dia udah lupain gue"

"Naufal juga ngga pernah tau perasaan gue, yah gue cuma di anggap teman biasa" sambungku sebelum Nayla menjawab.

"Hmm..maaf ya ra, gue kurang ngertiin lo. Tapi, lo harus yakin kalau naufal disana pasti ingat lo kok. Dia kan cuman setahun, ngga terasa kali kalau lo sabar"balas Nayla memegang pundakku sambil tersenyum untuk menyemangati.

"makasih yah nay, lo selalu ada buat gue"ucapku tersenyum.

19.25

Saat makan malam bersama mama dan papa, aku hanya memainkan makanan di piring dengan tatapan kosong. Mama dan papa saling berbisik dan bertanya-tanya apa yang terjadi padaku yang tiba-tiba aneh.

"Ra, di makan dong makanannya jangan di mainin gitu"

Lamunanku seketika membuyar.

"eh iya ma..rara makan kok"

"Ra, kalau punya masalah itu jangan dipendam sendiri"ucap mama.

"Memangnya kamu ini kenapa, papa baru kali ini lihat kamu galau. Dulu-dulu kamu ngga pernah galau"Sambung papa sebelum aku menjawab.

"Mama..papa..rara ngga kenapa-kenapa kok. Rara banyak tugas jadi sekarang rara ke kamar duluan yah. Selamat malam" Ucapku lalu beranjak menuju kamarnya.

Mama dan papa rara hanya diam melihat anaknya yang bertingkah aneh.

*****

Saat tiba di kamar, biasanya aku hanya duduk terdiam di balkon kamar dengan lamunan tentang naufal"hm..Rasanya begitu hambar. Ngga ada teman berantem, teman buat dijahilin. Ah..kenapa gue jadi rindu gini?" aku segera menghapus lamunan konyol itu lalu masuk ke kamar untuk mengistirahatkan rindu eh bukan rindu tapi tubuhku😅

tok tok tok..terdengar seseorang mengetuk pintu. aku pun segera membuka pintu dan mendapati wanita kebanggaanku yaitu mama.

Memendam Rasa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang