"Ini kamar Jinhee. Kau bisa menggunakannya."
Senyum Jennie merekah ketika dia baru saja memasuki kamar Jinhee. Sepertinya, selera Jinhee dalam menata kamarnya tak berubah. Begitulah pikiran Jennie ketika ia baru saja memasuki kamar milik Jinhee.
"Eomma akan buatkan sesuatu untukmu dulu. Kau bisa gunakan waktumu."
Sang Ibu menyempatkan untuk mengelus kepala Jennie. Sebelum akhirnya berlalu dari sana. Namun Jennie menahan kepergiannya. Membuat Ibu kini menatap bingung pada putrinya itu.
Jennie tersenyum. Benar-benar tak pernah menyangka jika Ibunya akan melakukan ini semua padanya. Oh, ia bahkan lupa kapan terakhir kali Ibunya memperlakukannya dengan baik seperti ini.
"Ada apa, sayang? Kau butuh sesuatu?"
Jennie menggeleng. Membawa dirinya untuk memeluk Ibunya. Dimana sang Ibu hanya tersenyum dan membalas pelukan Jennie padanya.
"Kau begitu merindukan eomma, hmm?"
Jennie hanya mengangguk dalam pelukan keduanya. Membuat Ibu akhirnya memilih mengelus surai panjang milik Jennie.
Bagaimana bisa ia dulu begitu membenci putrinya? Membuatnya tak lagi mendapatkan kasih sayang dan cinta yang seharusnya Jennie dapatkan di usianya yang masih sangat kecil. Perasaan bersalah itu kembali datang padanya. Dan hanya dengan memperlakukan Jennie dengan baik-lah salah satu cara untuk menebus kesalahannya dulu pada Jennie.
"Sudah, sudah. Eomma nanti tidak jadi lagi menyiapkan makanan untukmu. Apa putri eomma ini tidak lapar, hmm?"
Jennie hanya tersenyum mendengarnya. Membuat Ibu juga ikut tersenyum melihat wajah putrinya. Dan setelah memberikan ciuman di keningnya, Ibu berlalu pergi. Meninggalkan Jennie di kamarnya.
Pandangan gadis itu kini mengelilingi kamar itu. Beberapa tanaman kecil yang berada di atas sebuah meja yang dekat dengan jendela. Lalu di bawahnya merupakan sebuah rak bagi buku-buku yang Jennie tahu apa jika itu semua adalah kumpulan novel.
Langkahnya membawanya mendekat. Menatap pada beberapa tanaman yang ada disana. Ah, sepertinya ia akan menggatikan Jinhee untuk merawat semua tanaman itu. Lalu ia mulai mendudukkan dirinya pada lantai kamar itu. Menyentuhkan jari-jemarinya menelusuri kumpulan novel itu.
Hingga tatapannya terhenti pada sebuah buku yang tertangkap oleh penglihatannya. Terdapat tulisan "김석진" dan membuatnya kini mengambil buku itu. Buku itu diletakkan benar-benar tersembunyi dan di akhir deretan. Sehingga siapapun pasti akan melewatinya begitu saja karena tak terlihat.
Jennie mulai membukanya. Halaman depan berisi sebuah gambar tangan. Dan Jennie mulai kembali mengingatnya. Jinhee memang pandai dalam urusan menggambar. Benar-benar terlihat seperti aslinya jika ia menggambar sesuatu.
Wajah itu. Wajah itu tak asing pada Jennie. Ia memilih untuk membuka halaman lain dan menemukan tulisan tangan milik Jinhee. Ah, ini semacam diary. Begitu pikir Jennie.
-12 January 2012
Hah, ini benar-benar bukan kebiasaanku untuk menulis diary. Tapi karena pria itu, aku akan mencobanya.
Kim Seok Jin.
Pria yang baru kukenal hampir 1 tahun ini. Aku bahkan tak pernah berpikir untuk dekat dengannya dan menjadi kekasihnya. Ah, benar. Hari ini adalah seminggu aku menjadi kekasihnya. Hah, benar-benar tak bisa di percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
flower ring ❌ jinnie
Fanfiction[18+] ✔ Hari itu... Semua orang tak akan pernah membayangkan kejadian itu. Hari itu... Dimana hari itu adalah hari yang harusnya adalah hari yang paling membahagiakan. Hari itu... Ia tak akan tahu jika hari itu akan mengubah semuanya. Bahkan kehidup...