"D-Dia adalah kakak Jinhee."
Seokjin nampak terkejut disana. Ia tak pernah tahu semua kebenaran itu. Baik Jinhee maupun Ibunya tak pernah bercerita masalah ini padanya.
"L-Lalu, dimana dia sekarang?"
Ibu Jinhee menggeleng. "Aku tidak tahu dimana dia sekarang. Saat itu, usianya berumur 8 tahun dan Jinhee berumur 6 tahun. Aku mengajak Jinnie dan Jinhee berlibur ke Haeundae saat itu. Saat kami berada di terminal kereta, Jinhee tiba-tiba saja ingin pergi ke kamar kecil. Aku menyuruh Jinnie untuk menunggu. Namun saat aku kembali, dia telah menghilang. Bahkan aku tak tahu siapa yang menculiknya. Sampai sekarang pun, aku tak tahu apakah dia masih hidup atau tidak."
Seokjin lagi-lagi dibuat terkejut. Benar-benar tak menyangka jika Jinhee masih memiliki seorang kakak dan menghilang hingga sampai sekarang.
"Apa anda tak menghubungi polisi?"
"Aku sudah menghubunginya. Tapi mereka menghentikan pencariannya karena sudah hampir 2 tahun mereka tak menemukan petunjuk apapun dimana Jinnie berada."
Pria itu hanya menghela napasnya setelahnya. Merangkul Ibu Jinhee yang kembali menangis karena mengingat kembali putri sulungnya itu.
"Ini kesalahanku. Jika saja aku tidak meninggalkannya, mungkin dia tidak akan hilang dan masih berada disini bersamaku."
"Eomeonim, tidak apa. Ini bukan salah siapa-siapa."
Seokjin masih menenangkannya. Dengan Ibu Jinhee yang perlahan kini mulai menghentikan tangisnya. Tersenyum canggung pada pria itu dan menghapus airmatanya perlahan.
"Maaf. Aku benar-benar tak bisa menahan perasaan sedihku."
Seokjin hanya tersenyum tipis. Berusaha untuk memahaminya.
"Eomeonim..."
"Hmm?"
"Jika boleh, bisakah aku membantumu mencari keberadaan putrimu itu?"
Ibu Jinhee hanya tersenyum tipis mendengarnya. "Polisi saja bahkan menyerah untuk mencari putriku. Lalu bagaimana kau akan mencari Jinnie, hmm? Kau bahkan tak mengetahui apapun tentangnya."
Seokjin membenarkan ucapan Ibu Jinhee. Tapi rasa penasarannya melebihi rasa tak percaya dirinya saat ini.
"Aku akan berusaha mencarinya."
Ibu Jinhee masih menatapnya.
"Untukmu, eomeonim. Aku akan berusaha mencari Jinnie untukmu."
"Jangan memaksakan dirimu. Lagipula, ini bukanlah urusanmu, Seokjin. Aku hanya berharap, Jinnie baik-baik saja walaupun aku tahu mungkin dia dalam keadaan sebaliknya. Dan juga, aku hanya berharap, setidaknya dia pula masih hidup."
Seokjin hanya menanggapinya dengan anggukan. Tapi ia masih akan bertekad, menemukan kakak Jinhee walaupun ia tahu kemungkinan itu tidak akan berhasil.
.
.
"Apa aku tak terlalu baik bagi kalian berdua? Ck, kalian benar-benar membuat mood-ku sangat buruk tadi."
Lisa menyengir mendengarnya. Merangkul Jennie dengan cepat. "Eonni mana mungkin bisa mengabaikan kami?"
"Ck, terserah kau saja. Dan juga, lepaskan rangkulanmu ini. Bagaimana bisa aku menyiapkan makan malam jika kau berada disini?"
Lisa memberengut mendengarnya. Namun memilih untuk melepaskan rangkulannya. Kembali duduk di kursinya dan memperhatikan Jennie saja yang mulai sibuk dengan masakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
flower ring ❌ jinnie
Fanfiction[18+] ✔ Hari itu... Semua orang tak akan pernah membayangkan kejadian itu. Hari itu... Dimana hari itu adalah hari yang harusnya adalah hari yang paling membahagiakan. Hari itu... Ia tak akan tahu jika hari itu akan mengubah semuanya. Bahkan kehidup...