Setelah kepalanya pulih sejeong diperbolehkan pulang. yang sebenarnya terjadi adalah sejeong memaksa ingin pulang, ia sampai harus berdebat dengan doyoung tentang itu.
dan doyoung akhirnya membiarkan wanita itu pulang dengan syarat jangan dulu pergi bekerja, dan sejeong mengiyakan.
tadi siang wanita itu memang berjanji untuk tidak bekerja dulu tapi saat malam tiba sejeong sudah duduk manis di tempat biasanya duduk. dengan pakaian mini, berpangku tangan dan memperhatikan kenta bekerja.
"sejeong!!"
wanita itu menoleh lalu tersenyum lebar melihat nayoung yang berlari memeluknya.
"bagaimana keadaanmu???? aku tidak sempat menjenguk, maafkan aku." sesal nayoung.
sejeong hanya tersenyum. "aku sudah sehat, tidak papa aku tahu pengusaha sukses itu membuamu sibuk ya??"
"dari mana kau tahu?" tanya nayoung.
sejeong menunjuk kenta dengan matanya.
"TAKADA KENTA KENAPA MULUTMU EMBER SEKALI!!?" kesal nayoung.
kenta buru-buru berlari menghindari nayoung yang sudah membuka heelsnya. sejeong hanya tertawa kecil.
"jadi… sepertinya pengusaha itu berharap lebih padamu, iya?" tanya sejeong.
nayoung duduk di bangku kosong sebelah sejeong. "aku tidak mau berharap lebih. kau tahu sendiri kan orang seperti itu… suka berperilaku seenaknya."
"aku hanya pelarian dari kehidupannya yang padat dan memusingkan, orang sepertinya layak mendapatkan yang lebih baik dariku. orang sepertinya ditakdirkan untuk bersatu dengan orang yang memiliki status yang sama. bukan kah begitu?"
sejeong menganggukkan kepala. semua yang dikatakan nayoung benar.
mendadak sejeong jadi memikirkan sosok doyoung.
sejeong heran mengapa sampai saat ini ia belum juga mendapatkan pelanggan. bahkan nayoung yang baru datang saja sudah mendapat dua.
wanita itu mengecek kembali pakaiannya apakah pakaiannya hari ini kurang minim??
"kenta!"
"apa?"
"apa aku kurang menggoda?"
mendengar itu kenta tertawa. "memangnya kenapa?"
"aku belum mendapatkan satu orang pun." kata sejeong sedih.
"seje..."
kenta dan sejeong kompak menoleh, mendapati madam mei berdiri di depannya.
"ya madam?"
"seseorang sudah menunggumu, kamar nomor tujuh." setelah mengatakan itu madam mei berlalu begitu saja.
"hei apa yang kau tunggu?" tanya kenta, menyadarkan sejeong dari lamunannya.
"eh?"
"sana temui pelangganmu."
sejeong segera beranjak. "iya iya cerewet."
sampai di depan kamar nomor tujuh sejeong langsung masuk tanpa mengetuk, seseorang yang menunggunya di dalam sedikit terkejut dengan kedatangannya.
tapi sejeong jauh lebih terkejut.
"apa yang kau lakukan di sini?" tanya sejeong.
laki-laki itu tersenyum kecil kemudian menepuk ruang kosong di sampingnya, seakan menyuruhnya duduk di sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear you
Fanfictentang doyoung dan sejeong, dua orang yang bersama entah karna takdir atau paksaan.