kulitnya yang seputih susu membuat sejeong iri. sejak bekerja di kebun karet kulit sejeong berubah warna menjadi tan, untuk beberapa saat sejeong sempat minder setiap kali ia melihat kulit putih doyoung.
wajah polos laki-laki itu saat tertidur mampu membuat sejeong ikut merasa damai hanya dengan melihatnya.
"aku mencintaimu, kim sejeong."
kalimat itu masih terngiang jelas dalam otaknya dan sejeong tidak akan melupakannya sampai kapan pun.
sejeong tersenyum. sungguh ia merasa begitu beruntung karna dicintai laki-laki seperti kim doyoung.
"sejeong… kim sejeong…"
bunyi pintu yang diketuk sukses membuat sejeong panik. bagaimana bisa ia melupakan keberadaan sunmi??
wanita itu langsung memakai kembali pakaiannya yang berceceran di lantai. ia sempat berkaca sebentar, memastikan kalau tidak ada tanda-tanda aneh pada lehernya.
sejeong bersyukur doyoung tidak meninggalkan jejak di lehernya.
"n-nyonya sudah bangun?" sejeong tersenyum kikuk sambil menutup kembali pintu kamarnya.
"tidak perlu ditutupi, sejeong." sunmi tersenyum menggodanya. "suara kalian semalam sudah menjelaskan semuanya."
malu. sejeong benar-benar malu. ia sudah tidak lagi punya wajah di depan sunmi.
"dia itu laki-laki yang kau ceritakan bukan?" tanya sunmi.
waktu itu sejeong pernah cerita pada sunmi tentang siapa dia dan tentang doyoung, jadi jangan kaget kalau sunmi bisa menebak seperti itu.
sunmi tersenyum kecil lalu menepuk pundaknya pelan. "aku akan berpura-pura tak tahu apa pun, jadi jangan cemas begitu."
"n-nyonya—"
"sudah sudah… pergilah mandi lalu kita buat sarapan."
sampai sejeong selesai mandi pun doyoung masih belum membuka matanya. laki-laki itu masih tertidur dengan lelap.
sejeong paham kalau laki-laki itu butuh banyak istirahat jadi ia sengaja tidak membangunkannya, membiarkan doyoung tertidur lebih lama lagi.
"dia sudah bangun?" tanya sunmi saat sejeong sampai di dapur.
"belum," jawab sejeong. "dia bilang akhir-akhir ini pekerjaan menyita waktu istirahatnya."
"memangnya apa pekerjaannya?"
"dokter. dia yang menolong nyonya saat digigit ular."
"benarkah???" sunmi menatap tak percaya. "kalau begitu kau pasti sangat penting untuknya hingga ia rela bertamu di tengah malam begitu."
sejeong hanya tersenyum kikuk.
"kau sudah percaya kalau kalian memang ditakdirkan untuk bersama?" tanya sunmi.
"entahlah…"
"terlepas kau percaya atau tidak sebaiknya kau tidak menyia-nyiakan dia lagi atau pada akhirnya kau akan menyesal."
tidak, sejeong tidak ingin menyesal. jadi setelah ini ia tidak akan melepaskan diri lagi.
sejeong tidak ingin jauh lagi dari laki-laki yang ia cintai.
"kemana saja??" tanya kyungsoo.
doyoung tersenyum tidak enak. ia baru kembali ke rumah sakit saat tengah hari padahal seharusnya pagi tadi ia sudah stand by.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear you
Fanfictentang doyoung dan sejeong, dua orang yang bersama entah karna takdir atau paksaan.