Di bawah pegunungan, tampak beberapa remaja dan pemuda yang berpakaian silat sedang bertanya-tanya ke penduduk di sana. Hujan yang mengguyur lebat di daerah atas pegunungan tidak tampak di kaki pegunungan.
Setelah mereka merasa cukup mengumpulkan keterangan, mereka pun melakukan diskusi. Tampaknya mereka dengan serius bercakap-cakap tentang suatu topik.
"Tampaknya benar informasi yang diterima oleh guru" salah seorang pemuda yang tampaknya sebagai pemimpin rombongan itu berkata.
"Betul Koko Han" anggota rombongan termuda yang masih remaja menyetujui kesimpulan A Han si pemimpin kelompok.
"Setiap mayat remaja pria yang ditemukan adalah penduduk di sekitar pegunungan sini. Mereka binasa dengan cara yang sama. Hal ini terlihat dari tubuh mereka yang berwarna kebiruan, lubang pelepasan yang rusak dan hilanglah alat kelamin mereka adik Sun" A Han memberi informasi tambahan yang didapatnya kepada remaja anggota rombongan perguruan silat itu.
"Memang begitulah berita yang sampai ke telinga guru dari para penduduk di sini. Mereka ingin agar perguruan Sinar Surya kita menolong mereka!" seorang pemuda sepantaran A Han ikut berbicara.
"Tampaknya para remaja pria di desa-desa sini pada mengungsi karena takut menjadi korban berikutnya, A Guan" A Han lagi-lagi menambahkan informasi yang disampaikan A Guan, pemuda yang barusan berbicara.
"Betul. Para orang tua di desa-desa sini, sudah memindahkan remaja putra mereka ke tempat yang jauh" A Guan kembali berkomentar.
"Kalau dilihat dari kondisi para korban, tampaknya pembunuh adalah orang yang sangat keji." A Han menimpali.
Tiba-tiba datang seorang penduduk yang berteriak-teriak. "Tolong... ! Tolong....! Ada korban lagi!"
Dengan cepat teriakannya disambut penduduk lain sehingga satu desa menjadi gempar.
Tidak lama kemudian tampak sekumpulan pemuda desa menggotong jasad seorang remaja pria.
"Maaf Bapak-Bapak, bolehkah kami memeriksa jasadnya?" A Han bertanya dengan sopan.
Karena para penduduk di sana mengenal mereka dari perguruan silat yang ada di dekat sana, mereka pun mempersilahkan.
A Han, A Guan dan A Sun segera menghampiri mayat tersebut dan memeriksanya.
"Hmmh... sangat aneh... Remaja ini kehilangan seluruh sari hawa remajanya!" A Sun menyampaikan hasil pemeriksaannya.
"Betul adik Sun. Tampaknya sang pembunuh memang sengaja menghisap habis seluruh hawa keremajaannya. Karena jumlah yang binasa banyak, berarti dia seorang pembunuh berdarah dingin yang sedang mempelajari ilmu sesat!" A Han menjelaskan.
"Bukan itu saja. Tubuh remaja ini tercemar racun jahat. Tampaknya racun ini masuk dari luka-luka di lubang pelepasan remaja itu. Tampak luka di sana memar kehitaman!" A Guan menambahkan.
"Lalu mengapa alat kelaminnya hilang Koko?" tanya A Sun kepada kedua kakak seperguruannya itu.
"Selain sedang berlatih ilmu sesat, sepertinya sang pembunuh menderita sakit jiwa! Umumnya hanya orang yang kelainan jiwa yang melakukan hal seperti ini!" A Han menjawab.
"Kalau begitu kita harus berhati-hati ya Koko" A Sun mengingatkan kedua kokonya.
"Benar! Terutama untuk remaja pria sepertimu A Sun! Kamu harus berhati-hati dan jangan jalan sendiri. Ilmu kanuragun pembunuh itu tentunya sangat tinggi kalau dilihat dari kondisi korban" A Han mengingatkan balik kepada A Sun, adik seperguruannya.
"Karena tubuh korban hanyut di sungai itu, berarti korban dibunuh di puncak pegunungan dan jasadnya kemudian turun mengikuti aliran sungai." A Guan menyampaikan kesimpulan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tarian Sepasang Kekasih
ActionKisah bersambung ini hanyalah rekaan semata dan hanya untuk mengisi waktu belaka. Kisah ini dibuat dengan gen-re silat. Maklum penulis sangat suka baca cerita silat. Di samping itu kisah ini memang berlatar kisah kehidupan cowo penyuka sejenis alias...