23

829 31 0
                                    

"Wahh...Ibu,,anyaman ini indah sekali"Kataku sembari memandangi anyaman berwarna merah darah itu.

"Benarkah,,?"tanua ibu memastikan.

"Iyah ibu,,ini sangat indah ibu,ibu pintar sekali menganyam.Apa ibu bisa mengajariku caranya.!?"kataku sembari menatap ibu.

"Sini,,biar ibu ajarkan!"kata ibu sembari membantuku untuk memulai menganyam.

Setelah Beberapa jam,,aku sangat lelah,tapi sedikit-sedikit aku sudah paham cara-cara menganyam dengan bantuan ibu.

"Ibu ini sangat melelahkan,sudah berapa jam aku duduk menganyam tapi aku belum-belum juga menyelesaikannya.Apa ibu tidak capek,menganyam?"tanyaku khawatir.

"Tidak,,malah ibu jadi senang karena ibu punya kesibukan yang lain kalau ibu menganyam ibu jadi bisa melupakan semua masalah ibu.Saat kau jauh dari ibu,ibu selalu mengobati kesedihan dan kerinduan ibu dengan benda ini."jelas ibu yang sedang tertunduk sedih.

"Ibu...sudahlah berfikir seperti itu ibu,akukan sudah disini,seharusnya ibu senang dan bahagia bukannya sedih seperti ini."kataku sembari menangkup wajah ibuku yang terlihat sedih.

"Iya,,sayang maafkan ibu,ibu tidak akan sedih lagi."Ucap ibu mengerti.

"Ibu dengarkan jangan pernah ada yang bersedih karenaku,mau ibu,ayah,kakak atau siapapun itu,jangan pernah ada yang bersedih karena ketiadaanku,meskipun itu terjadi kalian harus tetap bahagia jangan pernah bersedih,karena jika kalian bersedih aku tidak akan tenang."jelasku yang tidak sadar apa yang ku bilang barusan.

"Apa maksud dari kata-katamu itu sayang?"tanya ibu sembari mengerutkan dahinya.

'Astaga aku keceplosan lagi.batinku.'

"Nak apa maksud dari kata-katamu tadi?apa kau akan meninggalkan ibu? "tanya ibu lagi.

"Ahh...tidak ibu.ehh.tapi.!!"

"Ehh..maaf Bu. Tadi Tuan nelphon katanya Tuan Alim akan pulang hari ini,katanya ibu disuruh menunggunya,5 menit lagi dia akan sampai"ucap pembantu yang baru masuk ke dalam kamar ibu.

'Alhamdulillah.batinku'

"Iyah,,terima kasih saya akan segera keluar."ucap ibu pada pembantu itu.

"Iya bu,saya permisi dulu,assalamualaikum."ucap si pembantu.

"Waalaikumsalam"ucapku dan ibu.Lalu pembantu itu langsung pergi.

'Jangan..jangan pergi,,astagfirullah bagaimana ini ya allah.batinku.'

"Ehmm...ibu aku pergi duluyah,,so soalnya kak alim bakalan pulang aku takut nanti dia lihat aku disini.Aku pergi duluyah bu assalamualaikum"alasanku dan aku langsung pergi.Tapi ibu langsung menahanku.

"Ehh,,sayang jangan pergi,kamu jangan pergi sayang,kakak kamu harus tahu semuanya,sampai kapan kita akan menyembunyikan semua ini dari kakakmu.kita haru ngasih tahu kalau kamu itu adiknya."kata ibu.

"Ibu,,aku belum bisa bilang sama kakak bu,aku akan menyembunyikan semua ini sampai aku bisa bilang sendiri sama kakak."jelasku sembari menggenggam tangannya.

"Tapi sayang.."

"Bu..aku janji in sha allah aku bakalan kasih tahu kakak bu,ibu tenang aja yah,.."jelasku membuat ibuku tenang.

"Baiklah nak kalau itu memang adalah yang terbaik bagimu ibu bakalan dukung kamu"ucap ibu membuatku tenang.

"Iyah bu kalau begitu aku pergi duluyah keburu kak alim datang .assalamualaikum"ucapku sembari keluar kamar ibuku dengan hati-hati.

"Waalaikum salam"jawab ibu.

'Aku harus hati-hati jangan sampai kak alim lihat aku.batinku sembari berbalik kesana kemari.'

"Astagfirullah..."ucapku karena ada seseorang yang menabrakku.

Lalu aku terjatuh kelantai.

"Ehh..maaf..maaf tadi gue nggak sengaja,lo nggak papakan?."kata orang yang menabrakku barusan.

"Tidak..aku tidak apa-apa.."kataku sembari berdiri.

"Sini biar gue bantuin."kata orang itu sembari membantuku untuk berdiri.

"Iyah,terima kasih."

"Elo.."kaget orang itu.ternyata orang itu adalah kakakku.kak alim.

'Astaga.kenapa aku bisa bertemu dengannya.batinku.'

"Elo..sebentar lo Niarkan?adek kelas gue waktu di SMA itukan"tanya kak Alim memastikan.

"I iyah."kataku terbata-bata.

"Masya allah kenapa kita bisa ketemu di rumah gue,lo ngapain disini?"tanyanya senang karena bertemu denganku,sementara aku merasa takut,entah apa yang aku akan lakukan.

"Ehhm..aku..aku.."

"Ehh..anak ibu..udah pulang"potong ibu yang baru keluar kamar.

"Ehh..ibu..ibu tahu nggak,, gue kangeeen banget sama ibu"kata Kak alim sembari mencium tangan ibu dan memeluk ibu.

"Iyah,ibu juga kangeeen banget sama putra ibu."kata ibu sembari mencium jidat kak alim.

"Emhh..saya pergi duluyahh."kataku sembari bergegas untuk pergi.

"Ehh..tunggu Niar kamu belum jawab pertanyaanku."cegah kak alim.

"Ehh..hmm..kak alim ngobrol aja dulu sama ibu kakak kan kakak baru pulang.Kasihan ibu kak alim udah nunggu dari tadi.nanti kita ngobrol lagi nanti kok. Aku pergi dulu .Assalamualaikum."ucapku.

"Baiklah,,waalaikum salam"jawab kak alim dan ibu.

Aku mengangguk ke ibu dan ibu mengangguk setuju pula.

'Alhamdulillah,Untung ada ibu tadi.batinku.'

✴✴✴✴✴

"Tapi nak bibi nggak bisa."tolak bibi.

"Aku mohon bi.bibi mauyah jadi ibu aku,aku mohon bi,bantuin Niaryah bi."bujukku.

"Tapi nak,,bibi nggak bisa bohong kayak begini nak,,sampai kapan kamu akan seperti ini terus nak"jelas bi ijha yang khawatir.

"Bi..bibi tenang aja,,akukan udah anggap bibi seperti ibu aku sendiri,aku mohon bi dirumah ini selain ibu, ayah dan aku cuma bibi yang tahu rahasia ini.aku mohon bi,bibi mauyah jadi ibu aku."jelasku membuat bibi tenang.

"Tapi nak,sampai kapan kamu akan seperti ini?menyembunyikan semuanya dari kakakmu?"tanya bibi khawatir.

"Sampai aku berani ngasih tahu kakakku.aku janji in sha allah aku akan ngasih tahu semuanya.Aku mohon Bi,,bibi mauyah jadi ibu aku."jelasku sembari membujuk bi ija agar mau jadi ibu bohonganku untuk menjadi alasan jika bertemu dengan kak alim.

"Iyah bibi mau,tapi kamu janji akan kasih tahu semuanya sama kakak kamu."setuju bibi.

"Iyah bi,bibi tenang aja aku akan ngasih tahu semuanya"janjiku sembari memeluk bibi.

"Terima kasih bi,,ehh salah ibu."candaku.

"Ehh."ucap bibi sembari mengerutkan dahinya.

"Hehehehe..."cengirku sembari memeluk bibi erat dan bibi membalas pelukanku pula.

Bi ija adalah pembantu yang telah bertahun-tahun bekerja dirumah ini,dia mengetahui semua yang terjadi di rumah ini.Dan dia sudah ku anggap seperti ibuku sendiri,hanya dia yang bisa mengertiku sebelum aku bertemu dengan ibuku.Aku sudah menganggap semua pekerja dirumah ini sebagai keluargaku,aku melarang mereka untuk memanggilku nyonya dirumah ini karena aku sama sekali tidak nyaman,aku ingin lebih dekat dengan mereka.

Skenario Indah Dari ALLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang