Kulit rahasia yang mulai terbuka

11 3 0
                                    

Apapun yang akan terjadi nanti ingatlah akan kehadiranku disini! ~ A-

Sekuat apapun aku menyembunyikan hal itu, pasti kau akan tau ~ L-

                          ¤¤¤

"Kate jajan yok! Gue lapar nih," ujar Velic saat menyadari bahwa bel sudah berbunyi.

Kate tersenyum, dan memberikan kode pada Misya agar dia juga ikut bersama Velic dan Kate. "Eh wait! Si Lisa mana? Tadi bukannya dia dikelas ya? Kok ga ada?" Tanya Kate baru sadar bahwa Lisa tidak ada dikelasnya.

"Iya ya, kok ga ada?" Tanya Velic pada mereka, "kan gue tanya kok ga ada? Lo malah balik nanya!" Ucap Kate sedikit kesal.

"Hehehe..."

"Ayoklah! Paling si Lisa dah kekantin duluan, diakan orangnya paling ga bisa sabar kalau soal lapar" ucap Velic lagi lalu mengajak mereka ke kantin karna perutnya sudah tidak bisa lagi diajak kopromi.

"Kalian mau mesan apa? Biar gue yang traktir." Ucap Velic dengan bangga. Seketika mata mereka yang lesu jadi berbinar, bahkan mata mereka melotot, bahkan kalau bisa di bilang mata mereka hampir keluar. Hehehe...

"Seriusan lo?? Mau nraktir kita- kita??" Tanya Kate tak percaya, sampai sampai ia berdiri dan melipat tangannya.

"Yeh, gue cius banget" jawab Velic mantap.

"Yes!!!" Ucap mereka serentak, lalu memikirkan makanan apa yang apa yang cocok untuk perut mereka hari ini.

"Gue pesan mie goreng, pop ice rasa strowbery dan... dan apa ya?" Kate memikirkan makanan apa lagi yang harus dipesannya, soalnya inikan terjadi tiga kali dalam lima tahun, sambil meletakkan jarinya didagunya, " itu aja deh!"

"Kalau gue soto aja" jawab Misya.

"Yakin nih cuma itu aja? Nanti nyesel loh" ujar Kate mengingatkan.

"Yah"

"Ok kalian tunggu disini, biar gue pesenin" ucap Velic, lalu pergi memesan makanan kami.

Eh tapi, si Lisa kemana ya? Sejak dari Andre nyanyi tadi, dia ga ada tuh, kemana ya?. Batin Kate.

"Kate!"

"Kate!"

"Eh ya?" Jawab Kate baru menyadari panggilan Misya.

"Lo kok ngelamun sih?"

"Ah ga ada" jawab Kate bohong.

                           ***

Gadis itu terus menangis, matanya bahkan mulai membengkak.

Dasar anak pungut!!

Jijik!

Malu - maluin!

Heh anak pungut! Pijitin kaki gue dong!!

Suara - suara itu terngiang keras dipikiran dan ditelinganya. Gadis itu menutup telinganya keras keras agar suara itu tidak terdengar olehnya.

"Gue memang anak pungut!! Ga pantas hidup!!" Teriaknya membuat seseorang disana menyadari akan kehadirannya.
Gadis itu mulai merutuki dirinya sendiri, bibirnya begetar hebat, badannya bahkan ikut begetar, wajahnya mulai pucat.

"Gue ada disini" kata laki - laki itu seraya mendekati tubuh gadis itu. Laki laki itu membiarkan gadis itu masuk dalam dekapannya, membiarkan dirinya ikut dalam kesedihan itu.

Don't leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang