lo cemburu?

14 1 0
                                    

Kate mengambil beberapa bukunya dan alat tulisnya. Menghapal setiap kalimat yang ada pada bab buku itu. Bagi Kate mengahapal itu tidak terlalu sulit. Satu pelajaran yang sulit untuk dia kuasai yaitu, pelajaran Bahasa Indonesia. Bagi Kate pelajaran Bahasa Indonesia itu sangat membingungkan.

Dag...dag...dag...

Ihh! Pasti kak Angga yang ngetok pintunya. Batin Kate kesal.

Kate membukakan pintu, "apa? Gue lagi belajar nih!"

"Ga ada, cuma pengen ngetok aja," ujar Angga, lalu pergi meninggalkan Kate.

Kate berdecak kesal, udah tau dia lagi menghapal malah gangguin pulak. Sial banget!

Segera Kate melanjutkan hafalannya, besok ada ulangan biologi.

Hingga jam 9 malam, barulah Kate selesai dengan pelajarannya.

"Hoammm... ngantuk banget, tidurlah lagi, besok telat lagi." Ujar Kate pada dirinya sendiri. kate merapikan buku- bukunya dan alat tulisnya, lalu tidur di ranjangnya yang empuk.

***

"Ok kak Ga! Gue kekelas ya, bye!" Ijin Kate, saat sampai ke sekolahnya.

"Belajarnya yang rajin ya!" Pesan Angga sambil mengacak ngacak rambutnya.

"Udah ya kak, udah banyak banget tuh cewek cewek yang lewat pada liatin kakak terus, kakak sih sama kek kakak Axel, manisnya tuh manis banget." Ujar Kate sambil tersenyum.

Angga tertawa kecil mendengar ucapan Kate.

Angga kembali masuk kedalam mobil, mengendarainya dengan kecepatan rata - rata.
Hingga mobil itu hilang dari pandangan mata Kate.

Kate berjalan menyusuri setiap koridor yang ada. Hingga kakinya tepat berada didepan kelasnya.

"Hallo Kate!!" Sapa Lisa saat melihat Kate masuk kedalam kelas. Kate tersenyum lalu duduk dibangkunya.

"Yang benar?"

"Iya"

"Jadi lo masuk paret itu?"

"Iya"

"Hahaha..., trus ternyata uang palsu. Dan jebakan itu dibuat teman teman kamu. Hahaha..."

Kate mendengar tawa orang dari belakang, sepertinya dia tau siapa itu. Segera ia menoleh kebelekang.

Ugh! Ternyata Raka dan Misya, kok maunya si Misya berteman ama Raka. Batin Kate.

Sial! Lagi - lagi tawa mereka terdengar keras ditelinga Kate. Bukannya Kate iri dengan tawa mereka tapi dia hanya takut kalau kalau Misya menjadi terluka nanti.

Tring...tring...

Uhh, untung saja bel bunyi. Jadi Raka tidak lagi dekat Misya, tapi itu hanya untuk sebentar.

Lagi - lagi walikelas itu yang masuk. Menjelaskan setiap rinci tentang penelitian mereka ke Bogor. Setelah ia selesai menjelaskannya, barulah ia menjelaskan pelajarannya.

"Kate, lo dengerkan tawa gue ama Misya tadi?" Tanya Raka, mencoba memanas manasi Kate. Untung saja Kate mengacuhkan Raka. Kalau ia membalas ucapan Raka maka ia bisa mendapat hukuman dari guru.

"Kate pasti lo iri kan? Makanya lo tuh harusnya sama gue, bukan sama si Adri itu!" Ucap Raka lagi.

"Kate! Kate!..."

Untung saja guru itu dapat melihat tingkah Raka.

"Raka!! Guru lagi menerangkan, kamu malah ngajak teman kamu ngobrol!" Bentak guru itu sambil menajamkan tatapannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang