Jeno : "Gue di pinggir Hina!"
Haechan : "Gue juga mau, elah!"
Renjun : "Mager nih! Gue udah betah di samping Hina!"
Jaemin :"Yang pantes berdampingan sama Hina cuma gue, oke?"
Seungmin memutar bola matanya malas saat melihat keempat anak itu ribut lagi. Kali ini, mereka ribut gara-gara pingin difoto deket Hina.
"Ya udah, gini aja. Yang tinggi, Jeno sama Jaemin berdiri di samping Hina. Dua orang lagi –yang nggak perlu gue sebutin namanya, jongkok di tengah. Di depan Hina..." kata Seungmin memberikan solusi.
Mereka berempat akhirnya menurut dan kompak tersenyum cerah ke arah kamera.
Ckrek!
"Wiih...! Bagus, bagus...! Keren fotonya!" komentar Seungmin dengan takjub setelah mengambil foto mereka.
"Keren, woy! Boys before flower sih lewat...!" puji Jisung setelah melihat hasil fotonya.
"Sekali lagi! Nggak kerasa nih!" kata Haechan dari kejauhan.
Seungmin langsung merengut dan kembali mengangkat kameranya. Anak itu mengerutkan keningnya bingung saat melihat tulisan di layar kamera.
"Memorinya penuh!"
"Hah, penuh?!" tanya Haechan dengan histeris .
"Anak-anak...! Kumpul sekarang di gedung serbaguna! Kita mulai kegiatan selanjutnya...!"
Perintah dari guru Kim membuat Norenminhyuck melongo.
Masa iya foto sama Hina-nya cuman sekali?!
"Fyuuh...! Akhirnya bebas juga. Bosen banget ngedengerin pelajaran sejarah." keluh Renjun setelah keluar dari gedung serbaguna.
Jeno : "Gue nggak ngerti guru Park jelasin apaan tadi..."
Haechan : "Iya lah nggak ngerti. Lo 'kan ketiduran bareng gue."
Jaemin : "Dasar madesu kalian!"
Setelah presentasi sejarah tentang desa Jerman selesai, mereka berempat masih kumpul sesuai kelas. Karena itu, mereka masih bisa deket-deket sama Hina tanpa diganggu anak district9.
Hina yang ikut berjalan keluar gedung, memanggil nama mereka sambil menunjukan layar ponsel-nya.
"Kenapa, Hin?" tanya Jeno dengan bingung.
"Kontak. Mau tukeran nomer kontak, nggak? Felix bilang, kalian belum punya nomer aku."
Mendengar tawaran Hina, keempat sekawan itu tampak senang. Mereka sibuk merogoh-rogoh ke dalam tas untuk mencari handphone mereka.
Jaemin : "Ada aplikasi sosmed?"
Hina : "Aku cuman punya kakaotalk sama nomer handphone."
Renjun : "Weibo?"
Hina : "Nggak punya. Aku nggak ngerti bahasa cina. Hehe~"
Renjun : "Oke. Karena aku nggak punya kakao, entar aku download dulu ya kalau nemu wifi di hotel."
Haechan : "Njir. Lo nggak punya kuota, Njun?"
Renjun : "Enggak lah."
Jeno : "Dasar orang kaya nggak modal."
Hina terkekeh geli mendengar celotehan mereka. Setelah bertukar nomer kontak, Hina menatap mereka dengan bingung.
"Mau foto bareng lagi nggak? tapi dari handphone. Yang difoto sama Seungmin 'kan tadi cuman satu. Aku mau pamerin foto yang ini ke nenek sama Saeron..." kata Hina dengan polos.
"Boleh, boleh, boleh! Boleh banget, Hin...!" jawab Jeno antusias.
Hina lalu mengangkat kamera ponsel-nya dan berencana mengambil selca.
Tapi ada yang salah deh kayaknya.
"Bentar, Hin. Muka Jeno sama Jaemin kemana?" tanya Renjun dengan bingung saat melihat layar handphone Hina. Karena mereka berdua ketinggian, muka mereka jadi nggak keliatan.
"Kamu pendek sih Geum Jandi! Sini, biar orang tinggi aja yang motoin...!" sindir Jaemin dengan bercanda. Mendengar ledekan itu, Hina langsung memukul pelan bahu Jaemin.
"Masih bisa nambah tinggi, tau! Aku 'kan masih dalam masa pertumbuhan...!" balas Hina dengan cemberut,
"Ya, nggak?" tanya Hina tiba-tiba, pada Haechan dan juga Renjun. Kedua anak itu langsung kebingungan karena pertanyaan retoris dari Hina.
"Loh? Kenapa kamu nanya kita, Hin?"
"Secara tidak langsung, Hina bilang kita pendek, Chan..." jawab Renjun to the point. Jeno dan Jaemin langsung ngakak mendengar ucapan mereka berdua.
Setelah berdebat tentang tinggi badan, akhirnya mereka berlima foto juga. Foto yang lucu dengan senyuman cerah yang menggemaskan.
Setelah selesai foto, para murid kembali masuk ke dalam bis untuk pulang ke hotel dan melanjutkan kegiatan study-tour mereka.
Hina masuk ke dalam bis dan duduk sambil memainkan ponselnya. Siyeon yang duduk di samping Hina, menatap heran karena Hina senyum-senyum sendiri.
"Kenapa, Hin? Kayaknya seneng banget?"
Hina yang kaget langsung tersenyum dan mengangguk dengan semangat.
"Iya. Aku lagi seneng banget hari ini!"
Hina senang karena melihat foto-foto kebersamaan dengan teman-temannya. Teman sekolah, teman sekelas, teman ekskul dan teman sekelompok.
Teman-teman berharga yang akan selalu Hina ingat sebagai kenangan terindahnya. Kenangan indah yang tidak akan pernah Hina lupakan sampai kapan pun.
Kalau suka sama ceritanya, jangan lupa kasih bintang~ ^o^
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Page | NCT 00Line ✔
Fanfiction"Kalau Hina jadi Geum Jandi, kita berempat jadi f4-nya." "Nggak, nggak usah. Nilai matematika sama inggris kalian masih di bawah 40." "Kok bawa-bawa nilai sih, Hin? emang Goo Junpyo nggak boleh remedial...?" Goo Junpyo mau remedial atau enggak, sebe...