Perubahan dan Balas Budi

34 4 1
                                    


Cintanya sudah bertepuk sebelah tangan dan ia sadar bahwa ia harus segera melupakan Karina, sebelum perasaannya pada Karina semakin dalam.

"Emm.. Dimas udah nungguin gue di parkiran, gue duluan ya, Bel." Kata Caca pada Bella.

"Iya hati-hati." Sahut Bella seraya melambaikan tangannya ke arah Caca yang sudah berjalan cepat di depannya.

Kini Bella berjalan sendirian dan tampak seperti jomblo ngenes. Tapi kenyataannya ia memang jomblo ngenes, di antara kedua temannya, cuma dia yang ngga punya hubungan sama laki-laki.

Dulu sih pernah ada seorang cowok yang setiap Bella dateng sekolah pagi-pagi, cowok itu selalu mengikutinya sampai ke kelas dan sesekali mengajaknya ngobrol, bisa dibilang cowok itu selalu mengantarnya ke kelas, padahal kelas Bella deket dari halaman sekolah. Tapi suatu hari, Bella marahin dia karena suatu hal, dan sejak saat itu cowok itu ngga pernah lagi mengantarnya ke kelas setiap pagi.

Kayaknya ia harus ngakuin kalo yang dibilang Caca itu bener, ia memang cewek galak, sampe-sampe ngga ada cowok yang berani deket-deket sama dia. Tapi ya gimana, sifatnya udah kayak gitu, mau berusaha berubah sedemikian rupa pun pasti bakalan susah ilangnya.

Langkah Bella tiba-tiba terhenti di depan ruang guru ketika ada seseorang dengan setumpuk buku di tangannya menghalangi jalannya.

"Eh, lo Rama." Kata Bella menyadari bahwa orang yang menghalangi jalannya adalah Rama.

Sedetik berikutnya, tiba-tiba Rama menjatuhkan semua buku yang ada di tangannya. Ia gugup ketika bertemu dengan Bella.

Bella dengan sigap membantu Rama untuk memungut buku-buku yang berjatuhan.

"Mau dibawa kemana, sih, Ram?" Tanya Bella ketika mereka selesai memungut buku dan sekarang Bella membawa setengah tumpukan buku yang Rama bawa.

"Sini, Bell, biar gue yang bawa." Ujar Rama berusaha mengambil buku yang ada di tangan Bella, namun Bella malah menjauhkannya darinya.

"Biar gue aja yang bawa." Kata Bella dengan nada yang ngga ada ramah-ramah nya.

Setelahnya, mereka pun berjalan berdampingan menuju ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang mereka bawa.

Selama perjalanan ke perpustakaan, suasana di antara mereka tampak canggung, apalagi Rama, ia sama sekali ngga bisa memulai obrolan.

"Bel." Panggil Rama setelah mengumpulkan semua keberaniannya.

"Hmm?" Bella menoleh ke arah Rama.

Rama menelan ludahnya dengan susah payah sebelum berbicara.

"Elo benci sama gue?"

Mendengar hal itu, Bella seketika menghentikan langkahnya dan Rama pun ikut menghentikan langkah.

"Hah kata siapa?" Tanya Bella dengan nada bingung.

"Kata Karina."

Bella tertawa "elo percaya sama omongannya Karina?" Tanya Bella di tengah tawanya.

Rama mengerutkan dahinya "emangnya elo ngga benci sama gue?"
Bella menggeleng "ya enggak lah, kenapa gue benci sama elo?"

"Gue kira lo benci gue karena tadi gue numpahin minuman ke baju lo, gue minta maaf, gue bener-bener ngga sengaja." Ujar Rama.

"Oh soal itu, gue udah maafin lo kok." Kata Bella dengan senyum.

Sesaat kemudian, jantung Rama berdegup dengan kencang, seolah hampir keluar dari tempatnya.

"Trus elo sendiri ngga benci, kan, sama gue?" Kini giliran Bella yang bertanya.

Tanpa AlasanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang