The Past

25 4 3
                                    

Malam itu, Rama sedang bersiap-siap untuk mengerjakan tugas kimia yang diberikan oleh guru siang tadi. Ia mengambil buku paket dan buku tulis kimianya di rak buku. Ketika Rama membuka buku paket kimianya, tanpa sengaja sesuatu terjatuh dari bukunya. Rama pun mengambil benda itu di lantai dan mengamatinya. Benda itu adalah selembar foto masa lalunya, foto yang hanya akan terjadi di masa lalu. Itu adalah foto dirinya dan Karina saat ulangtahun Karina yang diadakan di rumah Karina. Saat itu mereka masih berumur duabelas tahun. Entah bagaimana foto itu bisa ada disana.

Rama tersenyum-senyum sendiri saat melihat foto itu. Kalau dipikir, lucu juga saat ia pertama kali bertemu dengan Karina saat Karina baru saja pindah. Itu sudah terjadi hampir sepuluh tahun yang lalu, saat umur mereka masih tujuh tahun.

Flashback on

Siang itu, Karina dan Sarah berkunjung ke rumah tetangga yang berada tepat di depan rumah mereka dengan membawa kue. Ketika sudah sampai di depan pintu rumah itu, Sarah mengetuk pintu rumah itu. Tak lama, pintu rumah pun terbuka dan munculah sosok Rama kecil membukakan pintu.

"Nyari siapa?" Tanya Rama kecil pada Sarah.

"Mamanya ada?" Kata Sarah dengan seramah mungkin karena ia berbicara dengan anak kecil.

Tanpa berkata apa-apa, Rama pun berbalik badan dan masuk ke dalam rumahnya untuk mencari ibunya.

Tak sampai satu menit, Rama pun datang dengan membawa Dewi, ia bersembunyi di balik badan Dewi karena malu.

"Kami tetangga baru, rumah kami ada di depan." Kata Sarah seraya menunjuk ke arah rumahnya.

"Oh, silakan masuk." Kata Dewi mempersilakan Sarah dan Karina masuk.

Mereka pun masuk ke dalam rumah Rama dan duduk di sofa yang letaknya di ruang tamu.

"Ini, saya ada kue, semoga dengan begini kita bisa akrab." Kata Sarah seraya menaruh kue yang ia bawa di atas meja di hadapannya.

"Oh, makasih." Kata Dewi dengan ramah.

"Oh, ya hampir lupa, nama saya Sarah." Kata Sarah seraya mengulurkan tangannya ke arah Dewi.

Dewi membalas uluran tangan Sarah.

"Nama saya Dewi." Kata Dewi dengan senyuman di akhir ucapannya.

"Kamu kayaknya punya temen baru, sayang, ayo kenalan." Kata Sarah pada Karina setelah melihat Rama yang duduk di sebelah Dewi.

Mendengar perkataan Sarah, Karina pun berdiri dan berjalan menghampiri Rama, ia mengulurkan tangannya ke hadapan Rama.

"Hai, namaku Karina, nama kamu siapa?" Kata Karina mengakhiri ucapannya dengan senyum polosnya.
Rama menatap Karina dengan ragu-ragu, sesaat, ia menatap ke arah Dewi. Dewi menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Dengan begitu, Rama pun membalas uluran tangan Karina.

"Namaku Rama." Kata Rama masih dengan perasaan ragunya.

"Mulai sekarang kita temenan, ya." Kata Karina dengan senyum lebar yang menggemaskan.

Walau awalnya ragu, namun perlahan Rama menyunggingkan senyumnya ketika melihat senyum Karina yang seolah menularkan kebahagiaan pada orang-orang di sekitarnya.

Beberapa hari kemudian, saat sekolah sudah memasuki tahun ajaran baru, Karina pun juga mulai sekolah di sekolah barunya.

Pagi itu, setelah siap berangkat sekolah, Karina melihat Rama ada di teras rumahnya. Rama juga memakai seragam merah putih nya, sama seperti Karina, ia juga akan berangkat ke sekolah.

Melihat hal itu, Karina pun berlari dengan langkah kecil ke depan rumah Rama. Rama pun berjalan menuju ke depan rumahnya yang dibatasi oleh pagar.

"Rama, kamu sekolah dimana?" Kata Karina di balik jeruji besi pagar.

Rama tak tahu harus menjawab apa karena ia memang tak pandai ngomong, jadi ia hanya menjawab dengan menunjuk ke arah jalan di kanannya, jalan yang biasa ia lewati ketika ke sekolah.

"Yahh kita ngga se sekolah, sekolah aku di sana." Karina menunjuk ke arah jalan yang berlawanan dengan jalan yang Rama tunjuk tadi.

"Tapi, kalo kamu mau main, kamu ke rumahku aja, jangan ke sekolahku, jauh."

Rama menjawab dengan anggukan.

"Yaudah, nanti pulang sekolah main ya." Kata Karina seraya melambaikan tangannya ke arah Rama dan berbalik menuju ke rumahnya.

Rama tak membalas lambaian tangan Karina, ia hanya diam menatap punggung Karina yang semakin menjauh. Ia hanya heran dengan Karina yang sangat ceria, berbanding terbalik dengan dirinya yang pendiam dan tak pandai bicara.

Siangnya, tanpa Rama sadari, Karina menunggu kedatangan Rama di rumahnya. Karina sudah menunggu lama dan sekarang Karina sudah ngga sabaran lagi. Karina pun pergi ke rumah Rama.

"Ramaaa.." Panggil Karina dari depan pagar rumah Rama.

Rama yang saat itu sedang membaca buku cerita di kamarnya seketika langsung berlari ke arah balkon dan melihat Karina sudah ada di depan rumahnya.

"Ramaa, katanya mau main ke rumahku." Teriak Karina menyadari Rama sedang berada di balkon menatapnya.

Rama seketika terbelalak ketika Karina menyadari keberadaannya, padahal ia sudah sembunyi-sembunyi. Mau tak mau, Rama pun turun ke lantai bawah untuk membukakan pagar untuk Karina.

"Aku udah nunggu, kok ngga dateng?" Kata Karina ketika Rama membukakan pagar untuknya.

Tanpa menjawab, Rama mempersilakan Karina masuk.

"Mau main apa?" Tanya Karina ketika mereka sudah ada di ruang tamu.
Rama hanya mengangkat bahunya tanpa berbicara sepatah kata pun.

"Rama." Panggil Karina.
Rama menoleh.

"Kamu bisa ngomong, kan?" Tanya Karina yang membuat Rama mengerutkan dahi.

Rama mengangguk tanpa bersuara.

"Terus kok ngga pernah ngomong? Nanti ngga punya temen lohh." Kata Karina.

"Eh nggak deng, kamu kan udah punya temen." Kata Karina lagi.
Rama mengerutkan dahinya lagi.

"Siapa?" Tanya Rama.

"Aku." Kata Karina mengakhiri ucapannya dengan senyum.

Untuk pertama kalinya, Rama mempunyai teman yang tulus berteman dengannya.

Setelah obrolan absurd itu, mereka pun mulai berteman hingga bertahun-tahun.

Hingga umur mereka dua belas tahun, Karina mengundang Rama untuk ke pesta ulangtahun di rumahnya. Dan pada saat itu adalah pertama kalinya bagi Rama mendatangi pesta ulangtahun temannya, karena yang ia tahu, teman-teman sekolahnya tak pernah mengundangnya ke pesta ulangtahun karena ia terlalu pendiam. Ia pernah sekali diundang, namun ia tak datang karena ragu. Namun sekarang, ia langsung datang karena yang mengundang adalah Karina, tetangga sekaligus sahabatnya.



Hai udah lama banget ngga update, akhir-akhir ini emang lagi sibuk banget, apalagi ini baru selesai ujian. Masih ngerjain remidial juga😪😪
Semoga kalian suka dan ngga lupa sama cerita sebelumnya karena udah lama ngga update 😅😅

Thanks for reading guys!

Jangan lupa tinggalin jejak dengan vomentnya yaaa 😁😁

Tanpa AlasanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang