Taman dan Senja

30 4 1
                                    

Tuhan selalu ngasih yang terbaik buat kita, walau terkadang yang tuhan kasih itu ngga sesuai sama harapan kita.

Setelah dari toko buku, Karina dan Dirga berjalan menuju ke halte yang letaknya lumayan jauh dari toko buku. Langkah Karina tiba-tiba terhenti ketika mereka melewati sebuah taman, Dirga yang melihat Karina berhenti pun turut berhenti dan menatap ke arah pandang Karina.

“Mau mampir?" Tanya Dirga begitu melihat Karina yang terus melihat ke arah taman tanpa mengalihkan pandangannya.

Karina menoleh ke arah Dirga dan mengangguk dengan semangat.

Dirga membeli dua es krim dan menghampiri Karina yang duduk di bangku taman, kemudian ia menyerahkan salah satu es krim itu pada Karina.

“Thanks.” Karina menerima es krim itu seraya tersenyum.

“Lo pernah ke sini sebelumnya?” Tanya Karina memulai obrolan.

“Dulu sih sering, tapi sekarang udah jarang." Ucap Dirga.

“Kenapa?” Sahut Karina penasaran.

“Soalnya gue biasa ke sini bareng nyokap gue, tapi semenjak orangtua gue cerai, gue udah ngga pernah ke sini bareng nyokap gue lagi.” Ujar Dirga.

“Oh, sorry, ga.” Sesal Karina, ia mendadak merasa bersalah ketika melihat raut wajah Dirga yang berubah.

“Ngga papa, lo sendiri pernah ke sini?” Dirga balik Tanya.

Karina menggeleng “Gue bahkan baru tau kalo ada taman di sini, makannya gue langsung ngajak lo ke sini pas liat taman ini.” Ucap Karina.

“Suasananya enak, ya. Gue jadi makin ngga mau pulang.” Lanjut Karina.

“Kenapa lo ngga mau pulang?” Sahut Dirga heran.

Karina menatap ke arah Dirga beberapa saat, lalu kembali beralih menatap ke arah depan.

“Gue udah capek, Ga.” Karina menghela napas, ia menatap ke arah langit yang mulai berubah warna menjadi oranye.

“Gue udah capek sama nyokap gue yang selalu nekan gue buat belajar terus. Gue ngga tau harus berusaha apa lagi buat bikin nyokap gue berhenti. Gue pengen kayak anak-anak lain yang bisa nikmatin masa muda mereka. Gue iri sama mereka.” Kata Karina menceritakan semua yang mengganjal di hatinya tanpa mengalihkan pandangannya ke arah langit. Warna langit yang indah membuatnya jadi larut dalam suasana.

"Tapi gue tau kalo sebenernya nyokap gue ngelakuin semua itu demi gue, walau gue ngga bisa mbenerin caranya." Lanjut Karina seraya tersenyum kecil.

Karina menoleh ke arah Dirga dan terbelalak, menyadari bahwa perkataannya membuat suasana di antara mereka jadi berubah “Eh, sorry, gue jadi kemana-mana.” Karina jadi salah tingkah.

“Ngga masalah kok, ada kalanya menceritakan masalah ke orang lain bisa buat hati beban di hati lo berkurang." Ujar Dirga seraya menatap ke arah Karina, namun sedetik kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke arah depan "terus ucapan lo jadi ngingetin gue sama ucapan nyokap gue dulu, dia selalu bilang ke gue kalo tuhan selalu ngasih yang terbaik buat kita, walau terkadang yang tuhan kasih itu ngga sesuai sama harapan kita." Ujar Dirga dengan senyum yang memudar.

Karina menatap wajah Dirga lekat-lekat, saat mengatakan hal itu ia menyadari bahwa ekspresi Dirga langsung berubah.

“Lo kenapa, Ga? Ada masalah?"

Tanpa AlasanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang