Time [21]• Peduli

2.1K 77 0
                                    

Kayla berlari menyusuri koridor. Bel pulang baru saja berbunyi, sekitar 8 detik yang lalu. Ia harus cepat, jika tidak, ia akan terjebak aksi desak-desakkan.

Bugh.

Memang dasar Kayla ceroboh, ia tidak segaja menabrak seseorang yang berjalan dari samping. Tepat di pertigaan koridor.

Orang itu sedikit tersungkur. "Woi, bangs..."

Kayla mendongak. "Eh, elo? Sori ya, gue gak sengaja."

Andri ikut mendongak. "Kayla?"

Kayla tersenyum. "Iya, maaf, ya... Ayo, Dri. Gue duluan, buru-buru, dah!" Kayla berlari kembali meninggalkan Andri.

Andri tersenyum menatap punggung Kayla yang semakin menjauh itu. "Dasar cewek ceroboh!"

Kayla sampai di ruang latihan. Ia masuk ke dalam, dan langsung duduk di kursi penonton.

Di sana belum ada siapa-siapa selain dirinya seorang. Ia mengeluarkan satu botol air minum yang ia bawa dari rumah. Ia menaruh botol tersebut di kursi sebelahnya.

"Gue harus hemat, kalo gue beli minum lagi, gue pulangnya gimana? Kaki gue sakit, ck!"

Tadi saat bertabrakan dengan Andri, kakinya oleng, dan alhasil, lututnya ambruk ke lantai dengan tempo yang sangat cepat.

Beberapa menit kemudian, terlihat dua orang pria berbaju khas karate dengan ikat pinggang berwarna hitam tengah berjalan memasuki ruangan.

Selang beberapa lama, terlihat Fachmi yang berjalan dengan santai ke pojok ruangan. Ia menyimpan tasnya di sana.

"Ami!" panggil Kayla.

Fachmi menoleh.

Kayla tersenyum dan melambaikan tangannya. Ia mengangkat ibu jarinya tinggi. "Semangat!"

Fachmi menatap Kayla, lalu mengangguk.

Kayla tersenyum lebar. Melihat Fachmi latihan seperti itu, Kayla merasa sangat senang. Jika Kayla boleh berandai, ia pasti akan merasa terlindungi memiliki Fachmi di hidupnya, tapi itu hanya andai yang berupa angan. Bukan kenyataan yang sesungguhnya. Tetapi Kayla yakin, perlahan demi perlahan, ia pasti akan bisa memiliki Fachmi.

Hari ini, Kayla tidak melihat Clara. Jika biasanya mereka akan bertemu di sini, kali ini berbeda. Ia tidak menemukan batang hidung gadis itu. Ah, untuk apa ia mempedulikannya? Itu sangat tidak penting!

Kayla sungguh ingin meneriakkan Fachmi dengan seruan kata-kata semangatnya, tapi mengingat ini adalah tempat latihan. Bukan pertandingan yang sesungguhnya.

Kayla hanya bisa menggeleng takjub dengan gerakan demi gerakan yang Fachmi lakukan. Terlihat sangat bersemangat, dan penuh energi.

Kayla menghela napasnya. Ia bingung akan kelanjutan kisahnya bersama Fachmi. Akankah ramalan masa depannya itu benar terwujud? Kayla menggeleng. Ia sungguh tidak tahu.

Kayla memejamkan kedua matanya. Ini tidak benar. Kayla telah menentang takdir. Seharusnya, mereka tidak bertemu sekarang. Ini bukan saatnya. Seharusnya, mereka bertemu di tahun 2025. Kayla membuka matanya dengan perlahan. Kesalahan Kayla di sini adalah ia telah mencoba mengubah waktu keduanya.

Waktu mereka berbeda. Ia datang dari masa depan. Dan Fachmi? Fachmi hidup di masa sekarang.

Sebuah alasan telah membuatnya mencoba mengubah takdir. Meskipun Kayla sendiri tak yakin.

Kayla tersenyum. Ia akan melakukan apa saja selagi ia bisa melakukannya. Tapi, masih berada dalam mode normal.

Kayla melihat Fachmi. Fachmi belum selesai latihan. Ia mengedarkan pandangannya, mencoba mencari jam dinding.

Different Time [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang