Bel istirahat berakhir lima menit yang lalu. Kayla dan Cecil kembali ke kelasnya dengan tawa yang selalu pecah di sepanjang koridor.
Mereka sampai di kelas. Beberapa siswa masih berada di luar, termasuk Fachmi dan teman-temannya. Kursi mereka kosong, hanya menyisakan ransel, dan beberapa barang yang masih berserakan di atas meja.
Kayla duduk di tempatnya. Ia mengambil ponsel, dan membuka salah satu aplikasi chatting. Kemarin, Kayla sudah menanyakan banyak hal tentang media sosial kepada Cecil. Cecil pun memberitahunya dengan sangat antusias. Sekarang, Kayla tahu fungsi media sosial itu untuk apa.
Saat setelah Cecil memberitahunya tentang berbagai hal yang berhubungan dengan medsos, ia pun segera mengunduh berbagai aplikasi yang bisa ia gunakan untuk berbagi informasi kepada publik.
Saat Kayla tengah sibuk membaca status-status alay milik orang lain yang ada di aplikasi chattingnya, Roni berdiri di depan kelas, dengan berteriak kencang.
"Woi! Bu Wiwi gak masuk, gue tau dari kelas sebelah!" teriak Roni -ketua murid-lantang.
"Wah, seriusan lo?" tanya Redi dengan mata berbinar.
"Iya, waktu ngajar di kelas sebelah, Bu Wiwi ditelpon sama pembantunya. Katanya, anaknya sakit!" jelas Roni yang membuat seisi kelas heboh.
"Ya, udah, gue streaming oppa-oppa gue aja kalo gitu!" ucap Cindy yang sangat menggemari ketampanan artis Korea.
"Mendingan gue molor."
"Merapat sini! Kita nonton, bro!" Jae mengajak kaum adam yang ada di kelas tersebut untuk bergabung bersamanya menonton sesuatu yang sangat rahasia di pojokkan.
"Hayu, lah."
"Hiburan rohani, nih."
"Mantap, Je!"
Beberapa siswi berdecak jijik.
"Najis, Jae! Najis!"
"Kalo mau nonton, ya jangan di sini, bego!"
"Dilarang menonton vidio diatas umur, anak-anak!"
"Huuuuu!"
Kayla menghela napas. Ia melirik ke arah pintu masuk. Tepat di sana, Fachmi dan teman-temannya baru saja melangkahkan kaki memasuki kelas.
"La, lo harus inget apa kata gue yang tadi!" pesan Cecil saat itu juga.
Kayla mengangguk.
Ia mengarahkan pandangannya lurus ke kepan.
"Kayla!" panggil seseorang dari samping.
Kayla menolehkan kepalanya. Ternyata, Rizki yang memanggilnya barusan.
"Iya, ada apa, Ki?" tanya Kayla fokus menatap Rizki, tidak mempedulikan lirikan sinis mata Fachmi.
"Lo ada tip-x?" tanya Rizki.
Dio langsung menatap Kayla, ia melambai-lambaikan tangannya. Matanya membulat, memelototi Kayla.
Kayla mengernyit, apa maksud Dio?
"Yo, lo kenapa?" tanya Erza polos.
"Gue gak kenapa-kenapa, gue sehat wal'afiat, Za," jawab Dio.
"Oh, kirain."
"Kirain? Kirain apa?" tanya Dio bingung.
"Kirain lo udah gila, hahahahaha..." seketika itu, tawa membahana Erza pecah.
"Amit-amit! Lagi ketawa gini, mulut lo lebar bener, Za! Dasar anak mami! Mirip kudanil!" Dio bergidik takut.
"Ye, si anjir!" Erza menonjok lengan bagian kiri Dio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Time [COMPLETED]
Novela Juvenil[Revisi Tertunda] -Tentang waktu, juga ramalan cinta. Tentang rasa, sekaligus perjuangan.- Fachmi Aldiansyah. Seorang cowok berhati dingin dengan ketampanan maksimal luar biasa. Hidupnya sangat monoton. Atau bahkan, terlalu datar untuknya. Jika bos...