Pagi ini, Fachmi bangun terlambat. Akibatnya, ia pasti sudah ditinggalkan oleh teman-temannya.
Ia bergegas bangun, membuka pakaian atasnya dan berjalan menuju kamar mandi.
10 menit kemudian, ia keluar dengan handuk yang setia ia gosok-gosokkan ke rambutnya. Ia mengambil seragam putih-abu, lalu memakainya. Tas ransel ia sampirkan di bahu kanan. Ia mengambil sepatu dan memakainya.
Ia berjalan menuju cermin, mengambil sisir lalu menyisir rambutnya. Ia tak punya banyak waktu untuk memakai minyak rambut, ia hanya menyemprotkan beberapa semprot minyak wangi ke tubuhnya.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Permisi, Den." suara Bi Een menghentikan aktivitas Fachmi.
Fachmi berjalan membuka knop pintu. "Iya, Bi. Ada apa?" tanyanya.
"Emh, itu, Den ... Itu ..." ucap Bi Een terbata-bata.
"Apa sih, Bi?" tanya Fachmi penasaran.
"Itu, Den. Emh, ada tamu." Bi Een menunjuk ke arah lantai bawah.
"Ya, kenapa gak dibukain pintu aja, Bi?" tanya Fachmi heran.
"Emh ... Gimana ya, Den?!" Bi Een tampak bingung sendiri.
"Kenapa sih, Bi?" Fachmi semakin dibuat penasaran.
"Itu ... Anu, emh ... Bibi pikir, orang itu punya gangguan mental, Den."
Fachmi mengernyit. "Maksud, Bibi?"
"Daritadi gadis itu teriak-teriakin nama Aden," ucap Bi Een takut.
"Gadis?"
"Iya, Den. Gadisnya cantik, pakai seragam yang sama juga kayak yang Aden pakai." Bi Een meneliti pakaian seragam Fachmi. "Iya, Den. Sama persis."
Fachmi bingung. Siapa gadis yang dimaksud oleh Bi Een tadi?
"Ya, udah, Bi. Nanti aku aja yang bukain pintunya."
Bi Een mengangguk lalu pamit untuk kembali bekerja.
Fachmi mengangkat bahunya tidak peduli. "Anjir, udah jam setengah delapan aja! Cepet banget, sih!" Fachmi mengambil helm dan berjalan menuruni tangga.
Sebelum membuka pintu, Fachmi menyempatkan sedikit mengintip dari balik gordeng.
Cewek sialan!
"Fachmi!" Kayla menggedor-gedor gerbang rumah Fachmi.
"Fachmi bukain gerbangnya!"
"Fachmiii..." Kayla menggoyang-goyangkan gerbang dengan keras.
"Ya Allah, Fachmi ... bukain gerbangnya!" rengek Kayla.
"Fachmi, please!"
"Fachmi, Fachmi, Fachmi, Fachmi, Fachmi, Fachmi, Fachmi, FACHMIII!" teriak Kayla.
"Fachmi, gue nebeng!"
"Fachmi, kita kesiang ini!"
"Fachmiii, gue udah nungguin lo dari jam 6, tau!"
"Fachmi-i-i-i-i-i-i..."
Merasa kesal dengan teriakan-teriakan itu, Fachmi pun memilih untuk keluar. Mau bagaimana lagi? Ia harus pergi ke sekolah, dan ia sudah terlambat 30 menit. Haruskah ia membolos hanya karena seorang gadis aneh mengganggu ketenangan rumahnya? Itu merupakan sebuah alasan yang menurutnya sangat tidak masuk akal.
Untungnya, kedua orang tua Fachmi sedang sibuk menjalankan bisnisnya di luar kota. Kalau tidak, mereka pasti akan merasa sangat terganggu.
Fachmi berjalan menuju garasi, ia tidak mempedulikan teriakan bahagia dari gadis aneh itu. Lagi pula, kenapa Kayla bisa tau alamat rumahnya? Ah, sudahlah! Fachmi tidak ingin mempedulikan hal itu.
"Fachmiii, bukain dulu dong gerbangnya!" pinta Kayla.
"Miiiiii!"
"Fachmiii, ih!" rengeknya.
Fachmi memasang helmnya. Ia kemudian memarkirkan motor, dan melajukannya menuju gerbang.
"Yes! Fachmi cepet bukain gerbangnya!"
Saat motor Fachmi hendak melewati gerbang, tiba-tiba pintu gerbang terbuka dengan otomasis. Kayla sampai dibuat takjub olehnya.
Motor Fachmi sudah berada di hadapan Kayla. Dari gelagatnya, Fachmi tahu, jika gadis aneh ini akan menghalangi jalannya. Tapi, gadis itu terlalu malas untuk berpikir lebih baik. Sehingga, Fachmi dapat dengan mudah menghindar dengan memutar stang motornya.
"Fachmi!" panggil Kayla saat motor Fachmi berhasil lolos.
Hujan yang mengguyur ibukota tadi malam membuat banyak genangan air di setiap jalan berlubang.
Fachmi melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, sehingga banyak genangan air yang terciptrat k earah Kayla.
Kayla mendengus, "aaa ... rok gue!"
"Fachmiii!" Kayla berlari mengejar motor Fachmi yang berada 5 meter di depannya.
Fachmi sedikit melirik dari kaca spion.
"Dasar cewek aneh!" gumamnya, lalu ia semakin menarik kencang gas motornya. Membuat kecepatan laju motor tersebut semakin bertambah cepat.
Teriakan Kayla pun tak lagi ia dengar. Fachmi menghela napas.
Mengapa hidupnya jadi terusik seperti ini? Mengapa gadis itu datang dan mengusik ketenangannya? Dari mana ia datang? Dan mengapa, ia bisa mengetahui banyak tentangnya? Dari mulai nama, ekskul yang digemari, hingga alamat rumahnya?
Siapa sebenarnya gadis itu?
***
(Tbc)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Time [COMPLETED]
Novela Juvenil[Revisi Tertunda] -Tentang waktu, juga ramalan cinta. Tentang rasa, sekaligus perjuangan.- Fachmi Aldiansyah. Seorang cowok berhati dingin dengan ketampanan maksimal luar biasa. Hidupnya sangat monoton. Atau bahkan, terlalu datar untuknya. Jika bos...