Time [25]• Keluarga

2.1K 78 0
                                    

Kayla sampai di kediaman Fachmi. Sebenarnya, ia sudah pernah dua kali datang kemari, tapi ia belum pernah masuk ke dalamnya. Jangankan masuk, gerbangnya saja selalu terkunci.

Waktu masih menunjukkan pukul 19:45. Kayla masih mempunyai banyak waktu sebelum ia tidur.

Seorang security membuka'kan gerbang tersebut. Kayla sedikit heran, mengapa saat ia datang kemari tidak pernah ada security yang menjaga. Atau mungkin itu security baru?

Mobil terparkir rapi di garasi depan. Fachmi turun dengan santai. Disusul oleh Ona dan Kayla setelahnya.

Fachmi berjalan melewati pekarangan rumah. Rumah tersebut sangatlah besar. Kayla baru mengetahuinya setelah turun dari dalam mobil.

Rumah itu terlihat sederhana dari depan, tapi semua orang akan tertipu dengan luasnya rumah tersebut kebelakang.

Disamping rumah, terdapat sebuah taman bermain lengkap, difasilitasi dengan berbagai macam mainan. Di bagian paling belakang, terdapat sebuah kolam ikan yang sangat besar. Sebuah air mancur terjun bebas di tengah-tengah kolam. Berbagai macam tanaman hias tumbuh mengelilingi kolam tersebut.

Di halaman depan, terdapat sebuah taman. Taman yang sangat indah. Di sebelah kiri taman, dekat dengan pohon besar, terdapat dua buah kursi panjang yang terlihat nyaman saat diduduki. Sekeliling taman dikelilingi oleh lampu. Bunga-bunga cantik terpajang indah di sana sebagai penghias. Rumput taman yang terawat membuat Kayla ingin menginjak-injaknya dengan penuh semangat.

Pintu utama terbuka. Fachmi masuk lebih dahulu. Ona mengaitkan tangannya di tangan Kayla.

"Kak Lala, Ona gandeng, ya."

Kayla hanya tersenyum sebagai jawaban.

Saat memasuki rumah, Kayla dibuat tertegun dengan isi rumah tersebut. Ruang tamu yang sangat besar. Membentang dengan sofa duduk yang sangat nyaman. Di pojok ruangan, terdapat pohon plastik sebagai penghias. Di pojok sebelahnya lagi, terdapat guci besar cantik yang lengkap dengan bunganya. Di dinding samping, terdapat sebuah bufet kaca dengan design yang sangat sempurna. Berbagai macam lukisan bertemakan alam terpajang rapi di seluruh dinding ruangan. Lampu-lampu bulat menjuntai indah dengan rantai sebagai talinya.

Fachmi duduk di sofa tersebut. Tubuhnya ia sandarkan dengan nyaman di kepala sofa. Kayla memilih duduk berdekatan dengan Fachmi. Ia tersenyum sangat cantik saat Fachmi meliriknya.

Ona duduk di sofa yang lain. Ia tersenyum-senyum tidak jelas melihat tingkah Kayla.

Seorang pria dan wanita paruh baya menghampiri mereka. Kayla tersadar, dan segera menjauhkan posisi duduknya. Bagaimana pun juga, ia tidak boleh lancang, meskipun sebenarnya dari tadi ia sudah lancang. Fachmi sedikit tersenyum melihat ekspresi kikuk Kayla.

"Kalian sudah pulang?" tanya wanita paruh baya tersebut sambil mengambil duduk di dekat Ona.

Sang suami juga mengambil duduk dekat dengan istrinya.

Ona mengangguk dengan antusias. "Iya, Ma. Tadi, Kak Fachmi itu pelit banget tau. Ona minta dibeliin bando aja gak boleh!"

Wanita paruh baya tadi tertawa mendengar aduan putrinya. "Masa, sih? Sayang, 'kan bando kamu udah banyak. Masih baru-baru juga lagi."

"Tapi, Ona maunya yang itu, Ma. Itu bagus banget," rengek Ona.

"Kamu 'kan bentar lagi masuk SMP, masa kamu mau pake bando ke sekolah?" tanya pria paruh baya itu.

Kayla membuka kresek belanjaannya. Ia sampai lupa membawa barang belanjaannya masuk. Ia mencari bando yang dibelinya tadi. Dan ia menemukannya. Raut wajah Kayla seketika menjadi pucat. Apa ia harus mengganggu fokus ketiganya.

Different Time [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang