3. Pembunuh Erlyn??

3.9K 155 17
                                    

"Andrelin!"

Merasa namanya dipanggil Andrelin mengalihkan pandangannya ke sumber suara.

"Pa-papa?"

"Alin, papa merindukanmu, sayang," ujar pria paruhbaya langsung memeluk erat putrinya.

Ahh ... orang ini,  batin Andrelin bicara.

Karena Pria didepannya inilah awal kehidupannya yang buruk.
Mulai dari papa yang mengkhianati sang mama.
Sampai harus membuatnya jauh dari kakak kesayangan.

"Alin?"

"Hm,"

"Sendirian?"

"Memang harus bersama siapa lagi?"

"Mama yang menyebalkan? atau- papa yang brengsek??" Andrelin tersenyum kecut.

"Memangnya aku punya siapa lagi, hehh?" tanyanya sinis.

"Al--"

"Apa?" masih dengan nada yang sama.

"Maaf," ucap papanya sambil menunduk.

"Jika saja kata maaf berlaku, mungkin penjahat tidak ada yang dipenjara."

Sang papa hanya bisa tertunduk.

"Sudahlah. Bicara denganmu hanya membuang waktuku,"
ucap Andrelin berlalu pergi.

___

"Apa ada petunjuk?" tanya gadis itu dingin.

"Tidak ada. Pembunuhan yang dila--"

"Aku pasti akan mencincang orang yang telah membunuhmu, Erlyn," ujar gadis itu dengan sorot mata penuh dendam.

Andre datang melirik adiknya sekilas yang terlihat dingin pada bawahan.
"Ya, tapi pembunuhannya benar-benar bersih. Kita bahkan belum menemukan jejak apapun."

"Bang! apa abang tidak menemukan sesuatu didekat mayat Erlyn?" mengabaikan penuturan abangnya ia malah bertanya.

"Tidak ada. Hanya kode ya--"

"Kode?"

"Hmm. Memangnya Alin, tidak tau?"

Andrelin memejamkan mata kesal. Hal sepenting ini tidak dia beritahu?

"Apa kodenya?" cukup. Andrelin harus segera menghabisi pembunuhnya. Daripada meladeni abang gilanya yang satu ini.

"ICJ3Q12S4Q."

___

Di Sekolah.

Brukk.

.

"Ehh,"

"Aduhh."

"Dimana matamu, hehh?" Andrelin berdiri mengabaikan luka dilututnya.

"Inii!" lekaki yang barusan menabrak Andrelin menunjuk kedua matanya.

Ingin rasanya Alin meremukkan tulang-tulang lelaki didepannya.

"Maaf, aku tadi buru-buru." Belum sempat Alin menyumpah serapah, lelaki sialan itu sudah berlalu begitu saja.

Darren Anthonie batin Andrelin.
Masih memandang punggung lelaki itu dengan tatapan yang sulit dimengerti.

___

Di Markas.

Tubuh pria itu bergetar hebat. Bahkan tak mampu walau hanya tuk menatap pria yang berdiri didepannya yang duduk dilantai yang dingin tapi kalah dingin dengan aura pria dihadapannya.

"Andre? Apa yang kau tunggu? Kenapa belum kau kuliti dia?" tanya pria dibelakang Andreas. "Apa perlu aku yang melakukannya," lanjutnya.

"Tidak! biar aku saja. Cukup nikmati saja tontonanmu, Edward."

Andre menusuk bagian perut pria malang. Membuat garis disepanjang tangan kekar si pria. Memahat wajah si pria dengan pisau penuh darah ditangannya.

Edward? Duduk dikursi kayu, menyaksikan pertunjukkan seru dihadapannya.

Masih dengan pisau ditangan Andre menyayat leher si pria. Pria malang menggelepar, berharap ia mati segera.

Tapi sepertinya Andre masih ingin bermain dulu dengannya.
Mendekati pria malang lalu menginjak bagian perut yang ditusuknya tadi, menendang, dan melempar pisau hingga menancap ke dada kiri si pria.

Ia mengambil pistol..

Dorr..dorr..orrr.

Kalian pasti tahu akhir dari pria tersebut.

___

TBC..

Sebagian part menghilang. 😞

Vote & coment nya, ya! 👇👇
Thanks. 😘

Andrelin A Mafia GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang