6. Kode dan Fakta

3K 109 12
                                    

"Aku hanya melihat Erlyn berlari setelah itu aku ... hahaa ... ahahha ... huh ...."

Apa ini? Siswi itu berguling-guling di tanah sambil tertawa.

Andrelin tetap diam tanpa mengubah ekspresinya. Lalu berjongkok mengamati wajah siswi berkacamata yang masih asyik dengan tawanya.

Ia berdiri merapikan almamater kebanggaan SMA ATRAS yang melekat di tubuhnya. Seakan tahu apa yang terjadi, ia memilih pergi. Berpura-pura gila, pikirnya.

"Dia bersandiwara."

Langkah Andrelin terhenti, sedikit memiringkan kepala menatap lelaki di depannya.

"Siapa?"

"Kau teman Erlyn." Alis tebal yang menghiasi wajah dingin lelaki sedikit terangkat.

Andrelin bungkam. Masih menunggu lelaki kembali bicara.

"Aku kekasih Erlyn."

Seakan tak berpita suara, Andrelin masih diam.

Terdengar helaan napas yang mampu membuat Andrelin bersuara.

"Dan ... kau lah yang melenyapkan sahabatku."

Ada kekagetan yang coba disembunyikan lelaki. Dia pergi tanpa kata.

Andrelin melanjutkan langkah. Otak gadis itu dipenuhi oleh apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

___

"Kita harus menikah!"

"Haha ... k-kau bercanda?

"AKU SERIUS!"

"Lalu, sekolah kita?"

"Aku yakin itu hanya alasanmu."

"Aku--"

"Aku apa? Hah? Kau sudah merenggut mahkotaku, bodoh!"

"Tenanglah."

"Tenang. Apa bisa?"

"Aku akan menikahi mu, tapi tidak sekarang."

"Setelah menyentuhku, kau ...."

"Kau tidak tuli, 'kan?"

"Aku hanya ingin pertanggung jawaban."

"Sudah kubilang, tidak sekarang!"

"Kapan?!"

"Selesaikan dulu sekolah kita."

"Sejak kapan kau peduli tentang sekolah?"

"Itu--"

"Sejak menghindari kata pernikahan?"

"ARRGHHH ...."

Wajah tanpa ekspresi lelaki berkulit kuning langsat tampak frustrasi. Pikirannya seakan tak terkontrol, memori itu terus berputar.

"Ini gila." Dia berdesis, meninju dinding putih kamar.

Netra coklat lelaki memicing saat ada sesuatu menarik pandangan. Dia mendekat ke meja. Kotak hitam berisi sepasang cincin elegan.

Aneh. Dia malah tersenyum.

"Tentang cinta dan keegoisan. Maafkan aku."

'Ceklek.'

"Akui saja." Lelaki ini terlihat manis dengan senyumnya.

"Sulit ... kunci pintu!"

"Hei! apa yang sulit?" Lelaki manis mendekat, memilih duduk di karpet sembari berpikir.

"Lupakan."

"Kau takut?"

"Tidak."

"Ohh."

"Mau apa kemari?" pemilik netra coklat bertanya.

"Ketakutan yang membuatmu sulit!"

Si pemilik senyum manis menyunggingkan bibir. "Aku pergi."

'Brakk!'

"Kau ingin merusak pintu?!" teriak si mata coklat geram.

___

Rumah Andre.

"Ya, Bang. Aku menemukannya." Sahutan Andrelin tampak semangat. Ada binar bahagia di mata sang adik.

"Baguslah. Tinggal habisi," balas Andre.

"Bagaimana jika bermain-main dulu?"

"Kau tidak yakin?" alis Andreas terangkat.

"S-sedikit." Jawaban adik terlihat ragu.

"Apa yang membuatmu ragu?"

"Kode dan fakta."

"Maksudmu?"

"Kode yang Abang temukan."

Andre masih terlihat bingung.

"Abang--"

"Memang bodoh!" Andrelin kesal dengan otak Andre yang sulit mencerna maksudnya.

"Jelaskan!"

"Kode itu berarti KELASKUES, Bang."

"Membingungkan."

Kali ini Andrelin memijat keningnya. "Artinya KELASKU ES, sedangkan dia tidak sekelas dengan Erlyn."

"Alin ... kau tidak berpikir kode itu bukan ditulis Erlyn, 'kan?"

"Sempat kupikir begitu."

"Bodoh. Dengarkan aku!"

"Apa?"

"Kode itu ditulis Erlyn, terbukti ada darah di sana," telunjuk Andre di dagu seakan bingung, "Nah, si pembunuh bukan berarti tidak bisa pindah kelas 'kan?"

Andrelin tampak berpikir, "Aku tau, Bang. Erlyn X.Mipa.1 dan ketika kelas XI tidak diacak."

"Berarti XI.IPA.1."

"Seharusnya si pembunuh berada di kelas XI.IPA.1 bukan di XI.IPA.2?"

"Dan pembunuh pindah kelas."

"Kenapa abang seyakin itu?"

"Karena kode yang diberi Erlyn mengarah ke kelasnya."

Kelasku es. Artinya si pembunuh satu kelas dengan Erlyn.

"Emm," gumam Andrelin masih berpikir.

"Benarkan?"

"Abang tidak bertanya dari mana aku dapat KELASKUES, hem?" tatapan Andrelin seakan menuduh sang kakak.

Andreas meneguk saliva.

___

TBC..

Akhirnya setelah setengah abad, eh, setengah tahun maksudku enggak lanjut, ahaha ....

Andrelin A Mafia GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang