14

1.1K 100 6
                                    

Author's pov

Libur musim panas sudah usai,semua murid kembali untuk bersekolah.

Noah tak begitu bersemangat,masalahnya dengan Pearl belum selesai,akhir-akhir ini bahkan ia sudah tak pernah menghubunginya.Sekalipun Noah yang menghubungi pasti tak pernah di angkat.

Hari ini Daisy ingin bicara dengannya,Noah juga tau bahwa ia butuh berbicara dengan perempuan itu.

**

Daisy's pov

Aku tersenyum lalu menyuruh Noah untuk duduk di sampingku.

"Aku ingin memperbaiki semuanya," ujar Daisy.

"Daisy,maaf,"

"Kau tak perlu meminta maaf Noah,ini bukan salah siapa-siapa,aku hanya ingin meluruskan semua ini,"

Noah mengangguk,aku menghela nafas berat lalu memandang ke bukit sekolah.

"Aku tau,aku tak akan pernah bisa nempatin diri aku di hati kamu,dan aku yakin cuma Pearl yang sepertinya akan diam disana terus menerus," ujarku sambil tersenyum.

Noah mengamit tanganku lalu menatapku dengan tatapan menyesal.

"Maaf telah menyia-nyiakan perasaanmu,sungguh,"

"Aku bilang tak perlu meminta maaf,"

"Tapi aku salah,"

Aku menggeleng lalu mengusap pipinya.

"Kejar Pearl,aku ingin kalian bersatu,"

Noah tersenyum lalu mencium pipiku.

"Teman?"

Aku mengangguk lalu memeluknya erat.

"Teman."

**

Pearl's pov

Aku.Melihat.Semuanya.

Noah mengamit tangan Daisy,Daisy mengelus pipi Noah,Noah mencium pipi Daisy,mereka berpelukan erat.

Aku melihatnya.

Tadinya aku hanya mengikuti Daisy karena ini membicarakan masalahku dengannya.Tapi sepertinya mereka sudah kembali seperti semula.

Aku menerobos lautan siswa yang memang sedang memenuhi koridor sekolah mengingat sekarang jam makan siang.

Kubanting pintu kamar mandiku dan menangis sembari menggigit tanganku.Aku ingin berteriak,ingin rasanya meminta Tuhan untuk mengambil memoryku tentang apa itu cinta.

Tapi semua terlanjur begini,aku yang membuat keadaan seperti ini,tak seharusnya aku menangis karena perbuatan yang kulakukan.

Aku sesegukan sambil sesekali meremas ujung bajuku.

Aku butuh Clare.

**

"Yatuhan,kau kenapa?" Aku memeluknya erat dan menangis sejadi-jadinya di bahunya.

Drean mengelus punggungku menenangkanku.

"Kenapa Pearl?" Kami sedang berada di ruang musik sekarang,ruangan ini memang kosong,karena guru musik kami sedang cuti melahirkan.

Aku menelfon Clare untuk menemuiku disini.Aku tak bisa kembali ke kelas dengan keadaan seperti ini,akan mengundang banyak pertanyaan.

Aku melepaskan pelukanku lalu terduduk di salah satu kursi.

"Maaf telah membuat bajunu basah,Clare,"

Clare tersenyum lalu mengambil kursi untuk duduk di hadapanku.

"Bukan masalah besar,"

"Kau siap untuk bercerita?," Drean duduk di sebelah Clare sambil mengusap bahuku.

Aku menggeleng lalu mengusap air mata yang tak henti-hentinya keluar.

"Aku bodoh!Bodoh!Seharusnya aku bahagia melihat Daisy bahagia,seharusnya aku tak menangis karena menyesal dengan keputusan yang kubuat sendiri!Aku benar-benar bodoh!"

Clare menatapku lalu mengusap pelan air mata yang turun dari mataku.

"Pearl,kau orang terpintar yang pernah kutemui,kau bahkan mendapatkan nilai A++ dari guru tergalak di sekolah kita,"

Drean mengangguk setuju.

"Jangan merendahkan diri sendiri,"

Aku menggeleng lalu menghela nafas,"Aku masih mencintai Noah,itu adalah kesalaahan bodohku yang pertama,aku menangis karena melihat mereka bahagia kesalahan bodohku yang kedua,"

Aku menutup wajahku dengan telapak tangan.

"Kamu harus mendengarkan penjelasan dari Noah," ujar Drean.

"Semua cukup jelas di mata aku,"

Clare dan Drean saling berpandangan.

"Sebaiknya,kau kuantar pulang,"

**

Aku bergelung lalu menatap pantulan wajah di cermin.Persis seperti zombie.Kemarin aku sudha mengatakan pada Mom bahwa aku berencana akan kuliah di Perancis.Aku ingin menjadi designer.

Rasanya ingin cepat-cepat lulus,aku tak tahan tinggal disini lagi.

Aku sudah tak terlalu sedih mengingat tentang kejadian tadi siang.

Tiba-tiba Iphoneku bergetar,siapa lagi sih?

From:Noah

Lihat ke jendela.

Uh,laki-laki ini,kau tau tidak sih,aku sedang tidak mood berbicara padamu!

Aku mengabaikan pesannya lalu membuka twitter.

Plak!

Seseorang melempari jendelaku dengan batu.

Aku menghela nafas lalu berjalan ke jendela.Kubuka jendelanya dan mendapati Noah yang tersenyum menyengir di halaman belakang rumahku.

"Aku tau,kehadiranku mengagetkanmu,karena kebetulan kita tak pernah mengobrol sepanjang akhir musim panas ini,"

Aku tetap terdiam menatapnya,rasanya ingin sekali terjun ke bawah lalu memeluknya,tapi itu sesuatu yang tidak mungkin.

Noah memegang gitarnya lalu mulai memainkan sebuah lagu.

"When I look into your eyes
It's like watching the night sky
Or a beautiful sunrise
Well, there's so much they hold

And just like them old stars
I see that you've come so far
To be right where you are
How old is your soul?Well,

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up

And when you're needing your space
To do some navigating
I'll be here patiently waiting
To see what you find

'Cause even the stars they burn
Some even fall to the earth
We've got a lot to learn
God knows we're worth itNo, I won't give up-"

Aku memilih untuk menutup jendela dan meringsut ke lantai.

"Aku tak akan menyerah Pearl!"

dan yang kudengar selanjutnya adalah suara mobil yang berjalan.

Aku menangis kencang,mengapa ia menyanyikan lagu itu disaat ia sudah bersatu kembali dengan Daisy?

.......................................

happy or sad ending? gue belum nentuiin yo hehe *evil's laugh*

Vomment?






Kids DirectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang