CURCOL 14

1.4K 35 0
                                    

Hai sebelumnya aku minta maaf, karena di Curcol ini kita melupakan Abi dan Adit bahkan Vian.

Sedikit melepas penat dengan kedua TROUBLE MAKER itu plus malaikat kesiangan Lika, kan tidak masalah.

Say Good bye kepada mereka bertiga. Karena di Curcol ini Lika ditemenin seseorang yang baru.

Tanpa basa - basi lagi, CEKIDOT!!!

***********************

Seperti janji Daddy tadi pagi, siangnya aku langsung belajar bawa mobil. Wuhuhu... yeay!

Cara kedua move on : Lakukan apa yang belum pernah lo lakukan. (Sebenernya ini gak penting sih....)

"Kalau begitu, Lika sudah boleh langsung belajar, Pak. Mau mulai hari ini?" Kata si Mbak Administrasi yang melayani kami.

"Kamu ada urusan hari ini Lika?" Tanya Daddy padaku.

"Tidak." Jawabku sambil menggeleng.

"Mulai hari ini saja, Mbak."

"Baiklah, Mbak Lika silahkan menunggu diruang tunggu saja, karena salah satu mentor sedang dalam perjalanan kesini."

"Daddy pulang saja. Nanti aku bisa pulang sendiri, kok."

"Baiklah, Daddy juga ada meeting dengan salah satu klien di Indonesia. Bye Honey." Daddy mencium puncak kepalaku dan beranjak pergi. Aku melambaikan tanganku kearah mobilnya yang melanju menjauhiku.

Aku berjalan duduk di sofa yang disediakan oleh kantor ini. Mbak yang melayani aku di administrasi tadi sedang asyik dengan teleponnya. Kalau aku bisa tebak, pasti dia sedang menelfon mentorku. Setelah lama beradu argument dengan orang yang diujung telpon, akhirnya Mbak iutu datang dan menyuguhi dengan secangkir teh.

"Andes sedang dalam perjalanan. Katanya tadi dia ketinggalan sesuatu disekolahnya." Kata Mbak - hmmm... aku tidak tau namanya.

"Gak papa Mbak. Santai aja. Baru juga jam 3." Jawabku santai.

"Oh iya, Andes juga anak DIS loh. Sebenernya sih, dia anak yang punya les mengemudi ini, nama panjangnya aku lupa. Tapi dia sering di panggil Andreas atau Andes sama keluarganya. Kamu kenal gak sama Andes?" Tanya Mbak itu lagi. Ya, walaupun aku sekarang sedang mengenakan cardingan ungu-ku. Tapi, rok kotak - kotak bewarna abu - abu yang menjadi ciri khas DIS terlihat jelas, dan memberitahu kesemua orang kalau aku salah satu murid beruntung yang bisa sekolah di DIS.

Tapi selama setahun lebih 4 bulan, aku belum pernah ketemu sama anak yang bernama Andreas atau Andes. Kalau Andrean sih ada dan panggilannya Dean. Anak IPS. Cewek.

Kalau Andreas, hmmm engga deh. Atau dia si anak baru yang jurusan IPS itu? Cewek? Namanya Andreas? Kok lebih cocok jadi nama anak cowok ya?

"Kalau gak kenal juga gak papa, Mbak ngerti. Secara, Andes anaknya sedikit pendiam. Dia lebih sering belajar dari pada main. Kalau lagi kosong mentorin orang, dia pasti belajar disini."

Siapa sih Andreas atau si Andes itu?

"Nah, itu Andes datang." Andes yang disebut - sebut akhirnya datang. Dia datang mengendarai motor Mionya dan berhenti di depan toko - kantor mungkin - ini. Dia.... Kris?

"Loh? Lika? Ngapain disini?" Tanya Kris padaku.

"Eh? Lo sendiri ngapain?" aku nanya balik.

"Gue mentornya...." Kris melirik Mbak yang duduk disebelahku. Mbak itu mengangguk kearah Kris. "Okey, lo Adelika Clark. Gue mentor lo." Kris langsung berlalu ke ruangan yang bertulisan Staff only.

MISS CURCOL DAPAT JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang