CURCOL 16

1.1K 34 0
                                    

Aku cuma mau bilang kalau aku minta maaf, karena memaksakan 1 Curcolan ini khusus perjalanan selama di Singapore.

ENJOY IT READERS. love kalian cemuaaah :*

**********************

HOLA SINGAPORE!!!!!!!!!

Pesawat yang kami tumpangi berhasil mendarat dengan selamat di Changi Airport, jam 11.00 AM. Kami menarik koper kami sendiri – sendiri. Kami langsung melanjutkan perjalanan dengan BUS Airport yang disediakan. Kami turun disalah satu BUS Stop yang dekat dengan calon Hotel yang kami tinggali.

“Arin, kamu lama banget deh.” Gerutu Vian ketika adiknya si Arnita itu tertinggal rombongan.

“Ih, Kakak – kakak semua yang jalannya cepet banget.” Balasnya sewot. Vian menatap Arnita kesal. Brian langsung menahan Vian yang sepertinya akan meledak itu dengan menyentuh bahunya. Vian menoleh ke arah Brian. Brian tersenyum simpul.

“Gue aja nemenin dia. Lo lanjut aja bareng yang lain.” Brian langsung berjalan kearah Arnita yang sepertinya sudah kecapekan menarik koper Pinknya itu.

“Kak Brian lagi modusin Arnita ya, Vi?” tanyaku pada Vian saat dia sudah kembali jalan disampingku. Glen dan Hanny memandu rombongan. Abi dan Garsya mengikuti dibelakangnya. Aku dan Vian diurutan ketiga. Dan yang paling jauh tertinggal Brian dan Arnita. Baru sadar nih, kita perginya pasang – pasangan. Hahaha….

“Arnita?” ulang Vian. Aku mengangguk. Vian terkekeh pelan. “Namanya Arintia Lika cantik, bukan Arnita. Dan panggil aja dia Arin.” Malu euy! Vian mengacak – acak rambutku gemas sambil terus tertawa. Aku menatapnya kesal.

“Ih. Udah ah. Malu nih.” Aku mempercepat jalanku meninggalkan Vian yang sibuk menahan tawanya.

“Eh, jangan gitu dong, Lik.”

“Berenti ketawa, tapi.”

“Iya berenti.” Vian benar – benar udah berhenti ketawa. Kami melanjutkan perjalanan ke hotel yang dituju dengan berbicara sepanjang perjalanan.

Akhirnya kami sampai di hotel. Glen dan Hanny langsung memesan 2 kamar untuk kami semua. 1 kamar buat cowok dan kamar yang lainnya buat cewek. Selagi Hanny dan Glen berbincang – bincang dengan si receptionist, aku, Vian, Abi, dan Garsya duduk disofa yang disediakan hotel mewah ini. Aku dan Vian sibuk dengan handphone sendiri – sendiri. Sedangkan Abi dan Garsya sedang asyik main pimpong di i-Padnya Garsya. Aku melirik kearah calon sepasang kekasih itu dari sudut mataku. Sesekali Garsya tertawa dan mencubit lengan Abi gemes. Sedangkan Abi tertawa dan sibuk mengatakan ‘Gue menang!’

Pemandangannya gak banget nih. Aku membuang muka kearah pintu otomatis hotel yang terbuka lebar. Arin dan Brian baru saja datang. Brian sedang menarik 2 koper – miliknya dan milik Arin. Sedangkan Arin sedang memegang 2 botol minuman dingin. Kedua air yang didalam botol itu udah setengah penuh menandakan sudah diminum oleh si pemilik.

Brian meletak 2 koper yang dia tarik tadi kedekat koper kami yang dari tadi sudah sampai disini. Mereka berdua duduk di sofa panjang yang berhadapan denganku dan Vian.

“CAPEK!” Arin menghempaskan tubuhnya dengan kasar di sofa itu. Sedangkan Brian duduk disebelah Arin dengan tampang letihnya. “Tau gini gak bakal ngikut lo, Vi.” Gerutu Arin ke Vian.

“Kan kemaren udah gue larang. Bandel sih.” jawab Vian tanpa menoleh kearah Arin sedikitpun.

“Guys. Yok istirahatnya dikamar aja.” Ujar Hanny.

MISS CURCOL DAPAT JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang