CURCOL 8

1.4K 39 0
                                    

Abi’s POV

Aku memasuki ruang kelas dan tidak mendapati seorang muridpun disana. Aku berjalan ke bangkuku. Aku mendengarkan musik dengan earphoneku dan menutup mataku. Tiba – tiba seseorang menarik earphoneku. Aku membuka mataku dan mendapati Garsya yang tersenyum kearahku.

“Hai, Abi.” Garsya memamerkan giginya yang rapi padaku. Matanya yang sipit karena dia memang keturunan tiong hoa seakan tertutup rapat. Dan aku yakin Garsya masih bisa melihatku dengan mata sipitnya itu.

“Ada apa, Sya?” tanyaku dan segera menyimpan earphoneku.

“Engga ada sih, gue bosen aja. Gue sama lo sama – sama dikelas. Tapi kita sama – sama diam. Kan gak asik, Bi. Mending kita ngobrol aja.”

“Mau ngobrol apa?” tanyaku dan Garsya menyambut pertanyaanku dengan tersenyum lebar ala Garsya.

“Gimana kalo kita ngobrol tentang kebiasaan lo.” Aku mendelik bingung dan memiringkan kepalaku menatap gadis didepanku ini. “Jadi, lo sering datang sepagi ini?”

“Yap. Bisa dibilang, bahkan Bima manggil gue Mr. firstcame. Dan gue manggil dia Mr. Late.”

Entah apa yang lucu, tapi percaya deh samaku. Kini Garsya tertawa terpingkal – pingkal. Oke, ada sisi jelek Garsya, dia tidak bisa menahan egonya kalo lagi ketawa. Dan sekarang satu per satu murid udah datang tapi Garsya masih tertawa, ya gak seheboh waktu orang belum datang sih. Akhirny Grace – teman sebangkuku – datang dan duduk disampingku.

“Hai. Gue Garsya.” Garsya langsung berhenti tertawa dan mengenalkan dirinya ke Grace.

“Gue udah tau.” Jawab Grace jutek. Sebenernya Grace gak jutek sih, tapi Grace memang orang yang susah diajak bicara. Orang yang susah diajak bicara, duduknya sama aku yang males ngajak orang bicara. Cocok gak?

“Gue ga tau nama lo.” Garsya mengulang kejadian gue pertama kali ketemu dengannya dan pertemuan pertama gue sama Lika. Eh! Lika! Baru inget gue di tolak Lika buat kenalan setahun yang lalu. Malu euy!

“Grace.” Grace menjawab dan langsung ngeluyur pergi.

“Jutek amat deh.” Gumam Garsya. “Betah lo duduk sama dia?”

“Betah lah.” Siapa juga yang ga betah duduk disamping orang pendiam kek Grace. Kecuali, Gina duduk disamping Grace. Pasti dia udah nangis – nangis minta pindah.

Akhirnya Harry, teman sebangku Garsya datang.

“Eh, gue duduk sama lo, Ry?” Tanya Garsya dan dibalas anggukan Harry.

“Emang nape? Gak mau lo duduk ame gue yang fenomenal ini?”

“Mau kok. Siapa lagi yang bilang gak mau. Lagiankan gue bisa ikutan fenomenal kalo duduk bareng lo.” Canda Garsya ringan. Aku tersenyum dan menggelengkan kepala. Aku akui Garsya anak yang sangat baik.

Aku melirik ke pintu kelas dan mendapati Lika datang dan langsung berjalan ke bangkunya. Dia langsung membuka satu novel dan membacanya dengan serius.

Akhirnya bell masuk berbunyi, Bima datang dengan terengah – engah. Aku yakin, pasti 5 detik lagi Miss Dee masuk.

5… 4… 3…

Good Morning Everybody.” Sapa Miss Dee ringan. BINGGO! DASAR Mr. Late.

Morning Miss.” Balas semuanya.

“Maaf, Miss. Saya tadi ke WC.” Ijin Grace dan berjalan masuk ketika Miss Dee mengizinkannya masuk. Grace duduk disampingku dengan tenang.

MISS CURCOL DAPAT JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang