CURCOL 7

1.2K 39 0
                                    

Hello Selamat Berpuasa bagi yang menunaikannya.

Aku minta maaf kalau bagian ini sedikit gaje hehehe

Semoga gak ngebosenin ya. 

VOMENTNYA AKU TUNGGU ^^

dont be a silent readers kakak - kakak :*

***********

CURCOL 7

Lika’s POV

Adit memarkirkan mobilnya disalah satu tempat kosong diparkiran rumah sakit Ibu dan anak ini. Loh bukannya ke posyandu?

“Bukannya kita ke posyandu ya, Dit?”

“Iya. didalamnya ada posyandu kok. Tenang aja, Mama Lika.” Adit mencoleh daguku. Dan sukses membuatku ngeblush.

“Adit, kamu ah…” hanya itu yang bisa aku keluarkan. Adit keluar dari mobilnya dan memutari hidung mobil. Adit membukakan pintu disampingku dan segera merebut Manda yang masih tertidur pulas. Aku segera menutupi kepala Manda yang terkena panas matahari langsung ini dengan tisu mobil yang sempat aku ambil.

Sesampainya didalam, beberapa pasang mata mulai melihati kami. Sama halnya seperti di mall tadi. Dari pasangan yang sekitar seumuran Bang Yogi, sampai ibu – ibu yang menggendong anaknya yang seumuran Gina dan Gino. Semuanya menatap kami. Suster – suster juga pada ngeliatin kami.

Aku duduk disalah satu kursi tunggu didekat pintu yang bernama ‘Ruang Imunisasi’ ini. Adit memberikan Manda yang masih aja tertidur itu padaku. Kemudian dia berjalan menjauh mendekati meja seorang suster yang bertulisan ‘Pendaftaran’ itu.

Tidak lama Adit pergi, ada ibu – ibu yang anaknya masih sangat bayi duduk disebelahku.

“Anaknya cantik, sama kaya mamanya ya.” Puji Ibu itu. Tunggu, dari mana ibu – ibu ini kenal tante Viona? Atau… ah! Aku dikira mama Manda lagi pasti. Aku hanya tersenyum pada Ibu – ibu itu.

“Berapa tahun?”

“Hm? Enam belas menuju 17, Buk.” Jawabku polos. Ibu tertawa ringan mendengar jawabanku.

“Maksud saya anak kamu.”

“Oh… 2 tahun.” Jawabku. Ibu itu langsung melotot kearahku.

“Dua tahun? Lalu diumur berapa kamu hamil?” Tanya ibu itu lagi. Aku langsung melotot mendengar pertanyaan itu. Emang dia kira aku MBA apa?

“Kami mengadopsi anak dari ibu – ibu yang tidak sanggup membesarkannya. Dan karena istri saya takut hamil diusia dini, dan saya ingin sekali punya anak, jadinya kami mengambil jalan adobsi saja.” Jawab Adit santai dan duduk disampingku. Dia langsung mengambil alih Manda lagi. Aku hanya bisa ternganga mendengar jawaban Adit barusan. Adit menyodorkan nomor urut Manda padaku.

“Wah. Kalian mulia sekali. Jadi, kalian kapan menikah?” Tanya ibu ini lagi. Rempong nih ibu. Pengen tau aja urusan orang.

“Sebulan yang lalu.” Jawab Adit ramah karena aku tidak menjawab lagi akhirnya Adit permisi kepada ibu – ibu itu. Kayanya dia mengerti kegelisahaanku. Adit menarikku ke kursi yang sedikit kepojok.

Setelah kami duduk di pojok itu dia tertawa melihat ekspresiku yang sudah mulai bete dengan permainan mama – papa – an ini.

MISS CURCOL DAPAT JODOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang