Untukmu, yang berbahagia di Maret tanggal sebelas. Kutuliskan tumpahan-tumpahan tinta ini sembari menyeruput teh segelas.
Jangan berharap banyak dari tulisanku yang tidak lebih luas dari daun talas. Jangan pula terlalu kecewa, hingga wajahmu murung dan memelas.
Harapanku, dapat kau jalani hidupmu dengan lebih berani tanpa rasa malas. Sehingga dapat kau taklukkan dunia cinta yang membuatmu susah untuk tidur pulas.
Wahai, teman sekelas. Kudoakan agar dapat kau rasakan surat-surat cintamu itu terbalas. Agar kepastian yang abu-abu itu berubah menjadi titik-titik yang terang dan jelas.
Ah, sekarang aku yang memelas. Tehku tak tersisa di gelas. Baju-bajuku pun belum terbilas. Ingin beranjak tapi ku malas.Ini hanya tulisan sederhana dengan doa yang ditulis istimewa untuk teman sekelas. Dari seorang yang pernah jatuh cinta dengan tukang las.
Temanmu,
Inuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIBALIK SEBUAH NAMA
De TodoBukan apa-apa, hanya ingin bercerita. Sebuah ucapan, ungkapan, dan umpatan. Kepada mereka, jiwa-jiwa pewarna hidup.