MARINI

53 4 0
                                    

Untukmu, yang berbahagia di Mei tanggal tiga satu. Kutuliskan tumpahan-tumpahan tinta ini sembari menyeruput kuah mie itu.

Jangan berharap banyak dari tulisanku yang tidak lebih luas dari permukaan batu. Jangan pula terlalu kecewa, hingga wajahmu murung dan memelas tak menentu.

Harapanku, dapat kau jalani hidupmu dengan lebih berani tanpa rasa malas itu. Sehingga dapat kau taklukkan dunia cinta yang membuatmu susah untuk menjadi menantu.

Wahai  temanku yang pandai bermain kartu. Kudoakan agar dapat kau rasakan surat-surat cintamu itu terbalas oleh dia yang sering menghantu. Agar kepastian yang abu-abu itu berubah menjadi titik-titik yang terang yang menentu.

Ah, sekarang aku merasa perlu dibantu.  Mieku tak tersisa karena memang cuma satu. Baju-bajuku pun belum terbilas padahal lebih dari satu. Ingin beranjak tapi ku malas karena badan membatu.

Ini hanya tulisan sederhana dengan doa yang ditulis istimewa untuk teman yang jurus belajarnya sangat jitu. Dari seorang yang pernah terganggu dengan kepala berkutu.

Temanmu,
Inuk.

DIBALIK SEBUAH NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang