NOVA

78 4 0
                                    


Membahas sahabatku yang satu ini, perlu berhari-hari memikirkannya. Berlebihan? Terimakasih!

Nova Pebriyanti. Begitulah ayahnya menamainya. Kau bisa menyapanya dengan Anti, Nova atau Nonop. Tapi aku mengenalnya sebagai Nova, gadis yang sudah nyaris 15 tahun ikut andil dalam garis kehidupanku.

Persahabatan kami diawali di bangku SD dengan membentuk geng manja. Dengan bermodal otak udang dan keamburadulan gramatikal, kami berani membentuk nama geng dengan bahasa Inggris. Four Angels Beauty. Aturannya kan Four Beauty Angels ya. Iya, kan? Huft.

Berlanjut di SMP. Kami satu sekolah dan kembali sekelas sampai 3 tahun. Hingga akhirnya hari itu memisahkan kita. Hari dimana dia dan keluarga memutuskan untuk pindah ke Balikpapan. Komunikasi jadi sangat jarang. Sampai aku berfikir, dia akan lupa jika selama ini memiliki kawan beralis offside sepertiku.

Mungkin ada hitungan 5 tahun tidak bersua, atas izin Allah dia dan keluarga berkesempatan ke Muara Badak, tempat awal kita bertemu. Tangisan dan tawa pecah secara bersamaan. Dia tidak berubah. Masih dengan hidung jambu, kacamata dan jerawat di pipinya.

Karena waktu yang sempit, dia memaksaku dan Rachayu untuk membawanya jalan-jalan sebagai tour kecil yang dia sebut nostalgia. Mulai dari jalan-jalan ke pelabuhan, ke rumah makan, silaturahmi ke rumah guru (karena masih suasana lebaran), sarapan di pinggir jalan, dll.

Ah, temanku ini. Seperti tak pantas kusebut teman lagi. Rasanya sudah seperti pacar saja. Tidak ada minggu yang kami lewatkan meski cuma sekedar bertukar pesan, catatan suara, video call dan curhatan tipis-tipis.

Pernah di suatu waktu kami berada di titik jatuh di kehidupan asmara. Asli, lebay. Bagaimana mungkin kita masih bisa saling menghibur dan menertawai masalah. Sampai bertukar solusi hanya karena susah menghadapi laki-laki. Sampai solusi yang entah datang darimana sumbernya itu bisa sedikit membuat lupa akan masalah. Apakah itu? Mendengar lagu India. Kami kumpulkan soundtrack-soundtrack hits film Bollywood yang seolah selalu mengajak pendengarnya untuk berjoged itu di ponsel masing-masing. Sial! Lagu-lagu itu sangat bekerja.

Ah, kepalaku mulai pusing. Sepertinya sampai sini saja. Kudoakan lekas lulus kuliah, kerja yang bagus dan ehem. Jangan lupa aku diundang kalau sudah ada yang datang. Hohoho. Ingat selalu motto kita, "jangan coba-coba memikirkan orang yang sedetikpun tak memikirkan kita".

Benar tidaknya motto itu, entah. Berjanjilah untuk menjadi temanku hingga surga. Aku padamu, sahabatku. Salam hangat penuh cinta.

Temanmu,
Inuk.

DIBALIK SEBUAH NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang