NOVA (2)

79 2 1
                                    

Samarinda, 3 Februari 2020
Kamar kos, 00:09 WITA

Aku bukan orang yang pandai bicara. Sehingga merangkai kata menjadi satu-satunya hal yang harus kukuasai supaya bisa 'didengar'. Izinkan aku merangkainya untukmu hari ini.

Sejak dulu aku yakin aku diberkati banyak hal istimewa. Dilahirkan ibu yang tegar, dibesarkan ayah yang tangguh, dicintai keluarga luar biasa, disayangi sahabat-sahabat setia, dikasihi lelaki hebat, serta dikelilingi lingkungan yang baik. Insya Allah.

Mendapatimu di hampir separuh umurku menjadi salah satu berkat yang sangat kusyukuri. Ya, benar. Kau salah satu yang berbeda di antara sahabat-sahabat setia itu.

Untukmu yang berbahagia, selamat bertambah sekaligus berkurangnya umurmu di dunia ini. Lekas lulus, berjodoh dengan Ia yang bijak dan tulus serta meraih sukses dunia-akhiratNya. Jangan coba-coba untuk sakit dan bersedih.

Jadilah hamba yang taat, anak yang berbakti, kakak yang dibanggakan, pasangan yang diidamkan, dan sahabat yang tak tergantikan.

Sekali lagi, aku bukan orang yang pandai bicara. Namun saat ini, hanya telingamu itu yang bisa mendengarku, bahkan saat aku tak bicara sepatah kata sekalipun. Kita tidak sedarah, tapi kurasakan tali saudara. Karena kita tidak hanya sehati, tapi juga sejati.

Diiringi angin malam semilir, hanya menulis ini saja sukses membuat pompa jantung melaju dan mata berkaca tanpa alasan. Sampai kapanpun, aku tak pernah rela siapapun menyakiti hati rapuhmu itu. Satu lagi, jangan tunggu kebahagiaan datang. Tapi jemputlah bahagia itu. Panjang umur dan sehatlah selalu.

Ucapan sederhana dari yang selalu kau menangkan hatinya.

Inuk

DIBALIK SEBUAH NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang