Untuk pemilik nama ini, semoga selalu diberkahi kehidupan yang baik, insyaAllah.
Devi, begitu kusebut namamu. Anak kecil berambut ekor kuda yang kukenal dari bangku TK di permainan jungkat jungkit. Wah, itu sudah 15 tahun yang lalu. Sungguh, kita sudah terikat bahkan di melebihi separuh umur kita.
Devi, begitu kusapa namamu. Anak kecil berambut ekor kuda yang berubah menjadi gadis cantik dan berambut tebal. Kadang bertambah panjang pula seiring waktu. Hidup kita dihabiskan dengan bermain, sekolah dan les. Begitu urutannya. Duka, suka, amarah dan cinta tentu saja sudah bercampur di sana.
Devi, begitu kupanggil namamu. Gadis yang berubah menjadi remaja yang lebih anggun dengan alis tebal dan senyum manisnya. Hidup kita dihabiskan dengan bercurah kisah hidup yang ini itu, atau kisah asmara dengan laki-laki sana dan sini. Atau berkisah dan melakukan hal konyol yang tak ada pentingnya sama sekali. Saling bahagia, hanya itu tujuannya.
Devi, begitu kuteriakkan namamu. Gadis yang berubah menjadi pemudi yang baik, dan shalihah insyaAllah. Awalnya, sulit menerima bahwa kita lama-lama dewasa dan menua. Waktu bersua dan komunikasi menjadi sempit. Karena kita hidup dengan kesibukan masing-masing. Tapi, persetan dengan semua.
Devi, begitu kubisikkan namamu. Terimakasih telah menjadi teman dan saudara yang betah dengan pribadiku yang tak karuan ini. Tetap seperti ini. Devi yang humoris, lugu dan konyol. Saking konyolnya, tangan selalu gatal untuk menonjok. Jangan mencoba lupa atau bosan dengan temanmu ini.
Kudoakan agar lekas bertemu jodoh dan diraih semua cita-cita hidup. Doakan aku juga. Maaf ya begini aja, tanganku mau copot. Itu juga matamu agak jereng sudah kuliat. Intinya, aku sayang kamu, temanku.
Temanmu,
Inuk
KAMU SEDANG MEMBACA
DIBALIK SEBUAH NAMA
RandomBukan apa-apa, hanya ingin bercerita. Sebuah ucapan, ungkapan, dan umpatan. Kepada mereka, jiwa-jiwa pewarna hidup.