Chapter 8

4.1K 123 8
                                    

Setelah sampai dirumah sakit, Rani langsung diperiksa lalu dimasukkan keruang inap. Arvin dan lainnya sudah pulang diminta Angga karna besok sekolah. Angga masih setia memegang tangan Rani yg tertidur. Saat dia ingin memejamkan matanya suster masuk.

"Misi mas. Pasien harus disuntik dan sudah waktunya minum obat. Bisa dibangunkan?"

Angga melirik jam di pergelangan tangannya lalu "Bentar ya sus, saya bangunin dulu. Suster siapin aja dulu alat dan bahannya," Suster mengangguk lalu keluar ruangan untuk menyiapkan alat dan bahan-bahannya.

Angga menepuk pelan pipi Rani sampai ia membuka sedikit matanya lalu menutup kembali.

''Disuntik dulu ya?'' ucap Angga sambil mengusap kening Rani, yang ditanya pun hanya menggelengkan kepalanya. ''Gimana mau sembuh kalo disuntik aja gamau? Gue disamping lo kok tenang aja. Mau ya disuntik?''

''Gak mau Angga! Disuntik itu sakit! Gak enak!''

''Yaudah gue pulang aja. Lo juga gak mau dengerin kata-kata gue, mending gue balik,'' ucap Angga berdiri dari kursi, saat dia hendak melangkahkan kakinya tanganya langsung dicekal oleh Rani. ''Lo kan janji sama gue buat gak ninggalin gue!'' rengek Rani sambil memeluk lengan Angga.

''Makanya disuntik sama minum obat! Biar cepat sembuh,''

''Sakit,'' ucap Rani pelan hampir tak terdengar.

''Gue temenin,"


•••

Pagi harinya Tasya berangkat ke sekolah seperti biasanya dijemput Arvin. Setelah debat akhirnya Tasya mau berangkat bersama Arvin.

"Pegangan Sya!" Ucap Arvin.

"Bawel," Arvin hanya tersenyum sambil melihat ke arah kaca spion.

"Udah makan?"

"Belum, tadi cuma sempet minum air es sama susu,"

"Kamu pagi-pagi gini minum es? Belum makan nasi lagi, ntar kalo kamu sakit perut gimana?"

Tasya merutuki ucapannya sendiri duh kenapa tadi gue bilang gitu batin Tasya.

"Jawab Sya!"

"Iya Vin iya,"

"Berapa gelas?" Ucap Arvin dingin. Arvin kemudian memberhentikan motornya dipinggir jalan. Tasya dan arvin turun dari motor.

"Aku gak banyak kok minum air es nya orang dikit aja juga. Bawel deh!''

Arvin yang pada dasarnya tidak suka dibohongi pun kembali bertanya ''Berapa gelas?'' ucapnya sambil menaikkan sebelah alisnya.

''Cuma 2 gelas doang ko gak lebih. Seriusan deh!'' 

''Cuma? Cuma kamu bilang? Itu banyak Tasya! Kalo kamu nanti sakit perut gimana? Biasanya berapa gelas? 3? Atau 4? Lebih?'' tanya Arvin dengan kesal.

•••

Setelah selesai berdebat mereka akhirnya sampai di sekolah. Saat memasuki gerbang sekolah banyak yang memperhatikan mereka berdua. Arvin yang acuh tak acuh dan Tasya yg bodo amat dan dingin langsung turun dari motor. Mereka berjalan menuju ke kelas 11 IPA2. Banyak tatapan mata tajam iri dan ada yg menunjukkan secara terang-terangan jika mereka menyukai pasangan itu dan sebaliknya.

MY POSSESSIVE BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang