14

6.8K 990 59
                                    

Pukul 7 malam , bangchan sampai diapartemen nya. Dengan paksaan hyunjin akhir nya ia setuju untuk pulang. Bangchan pun membersihlan diri. Kemudian bersiap kembali untuk kerumah sakit, menjaga hyunjin.

Sebelum pergi , mata bangchan tak sengaja melihat sebuah ruangan.

Ruangan istrinya.

Ia tersenyum kemudian melangkah masuk kedalam nya. Memanjatkan doa dan sedikit berbincang.

"Rin, ini yang kamu mau kan? Aku ga janji. Tapi aku bakal usaha. Dan sekarang aku lagi usaha untuk menganggap dia sebagai Hyunjin. Bukan lagi kamu. Meski banyak kesamaan, aku tau kalian beda" ucapnya.

Bangchan mengusap figura istrinya, "aku ke tempat hyunjin. Malam rin"

•••

Cklek

"Loh chan , kok cepet banget dah balik la-- eh kak, kok?" Hyunjin kebingungan ketika orang yang masuk bukan lah bangchan

"Em, hai hyunjin. Udah lama ga ketemu" ucap pria itu memamerkan senyum  nya.

Hyunjin tersipu tanpa ia perintah.

"H-hai kak, apa--kabar?"

Pria itu mendekat, meletakkan paperbag bawaannya diatas nakas kemudian duduk di kursi yang ada disana.

"Baik kok, kamu udah mendingan?" Tanya nya.

Hyunjin mengangguk, "iya bekas jahitan nya udah ga sakit lagi"

"Oh iya,kakak bawa cake favorit kamu. Boleh makan itu kan?" Tanya pria itu harap harap cemas.

"Boleh kok. Dokter bilang kalau ga sakit lagi boleh makan apa aja"

Pria itu terkekeh, tangan  ya terulur meraih paper bag yang tadi dibawa  nya, kemudian mengeluarkan isi nya. Mata hyunjin berbinar saking senang  nya.

"Nih, makan. Kakak suapin ya? Udah lama ga nyuapin kamu"

Hyunjin mengangguk, "kangen juga disuapin kakak" ucap hyunjin malu.

Hyunjin pernah--atau mungkin masih--jatuh cinta dengan pria dihadapannya ini. Pria yang sejak ia kecil selalu ada disamping nya. Pria yang selalu ada ketika ia terluka. Pria yang selalu ada ketika ia sedang bersedih.

Bisa dibilang, pria ini adalah salah satu rumah untuk nya kembali setelah bunda dan dua sahabat nya.

"Kamu nikah kenapa ga ngabarin?" Ucap pria itu sambil mengusap sudut bibir hyunjin membersihkan sisa krim yang menempel disana.

Hyunjin menunduk , jemari nya meremat selimut gelisah , "Ng--gimana ya kak. Hyunjin ga bisa ngasih tau. Maaf ga ngabarin"

Pria itu terkekeh, "gapapa kali. Tapi kamu bahagia kan?"

Hyunjin bingung harus menjawab apa, definisi bahagia saja hyunjin tak begitu yakin.

"Eum" hanya jawaban singkat itu yang hyunjin berikan.

"Kalau kamu--kalau ada apa-apa jangan sungkan ngasih tau kakak. Kakak bakal selalu ada buat kamu" ujar nya.

Hyunjin hanya mampu tersenyum simpul.

RULES ● [Chan × Hyunjin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang