9. terima kasih

10.6K 1.4K 304
                                    

Abis ngapain cobaaa? shirtless di lift 🤔😳

Farah POV

Aku menghembuskan nafas berkali-kali, memandangi handphone yang bergetar di atas meja pantry.

Ada panggilan masuk dengan nomor tidak di kenal, aku tuh paling gak mau nerima telepon dari nomor yang tidak aku save.

Bersikap hati-hati dan waspada perlu dong? Kan banyak tuh kejahatan dengan memakai cara hipnotis via telepon, makanya gak pernah mau nerima telepon dari nomor tidak di kenal.

Handphoneku berhenti bergetar, sudah ada 9 kali misscall dari nomor yang sama, ini orang niatnya kebangetan ya.

Aku kembali fokus mempelajari jadwal harian Reynold untuk seminggu ke depan.

Handphoneku kembali bergetar, aku melonggok ke arah layar handphone, bang Fahmi menelpon, aku menghela nafas lewat mulut, rasanya lebih horor di telepon abang sendiri ketimbang kena di hipnotis penjahat.

"Apa bang?" Tanyaku dengan suara malas.

"ANGKAT TELEPON DARI CHRIS DEKKKK, elu tuh udah nyusahin orang bukannya terima kasih malah nyuekin teleponnya"

Aku menjauhkan handphone dari telingaku karena suara yang di keluarkan bang Fahmi sukses membuat indera pendengaranku berdenging.

"Dihh, yang nyusahin orang siapa? Lagian gara-gara bang Fahmi juga nolak nolongin adek, tadi adek udah nolak bantuan dia bang, tapi dianya aja yang stubborn" Kataku membela diri.

"Jadi salah abang nih?" Tanyanya dengan suara ngeselin.

Aku meremas handphone di tanganku kesal, membayangkan kalau aku meremas wajah bang Fahmi sehingga belah, atau copot dari lehernya dengan kekuatan jurus terakhir fatality dari game mortal kombat yang semasa kecil sering aku mainkan dengannya.

"Gak, bukan salah abang, salahnya adek, kenapa punya abang kandung kaya abang, udah ah, adek lagi kerja, bye"

Aku meletakkan handphoneku ke atas meja dengan hati-hati, walaupun hati kesal, tapi untuk soal melampiaskan kekesalanku dengan cara melempar handphone sendiri adalah tindakan yang tidak patut aku lakukan, lagian yang selalu aku ingat, ini handphone hasil nabung hampir setahun, musti di sayang-sayang.

Barusan aja aku membersihkan handphoneku dengan menghabiskan banyak tissue basah mengandung alkohol, pengennya sih dibersihkan memakai air sampai 7 kali di akhiri pakai tanah, biar suci.

Tapi kalau kena air terus handphoneku malah mati, siapa yang mau di salahin?

Bang Fahmi?

Atau si Chris VikTor itu?

Aku bergidik membayangkan tangan yang sudah dipakai untuk mengusap-usap 'ono' nya memegang handphone kesayanganku ini.

Handphoneku kembali bergetar dari nomor yang sama, yang telah 9 kali misscall, ok, mungkin ini memang panggilan masuk dari Chris.

Aku meraih handphoneku dan menggeser tombol hijau.

"Halo Farah"

Terdengar suara beratnya di ujung sana.

Aku meringis, jadi keingat lagi percakapannya dengan perempuan di bilik toilet yang meminta untuk memperlihatkan payudaranya.

"Halo Farah can you show me your tits"

Gak bisa aku bayangkan kalau lanjutan dari sapaannya seperti yang barusan aku pikirkan.

Mengerikan!

crush typeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang