4. amit2 deh

12.4K 1.6K 333
                                    

Natapnya jgn dalem2 bang Chris, ntar dirimu tersepona sama tante Lane, ribet urusannya 😅😂

Farah POV

Aku sengaja memarkir mobil di parkiran samping gedung kantor bukan di basement, selain belum pernah ke kantornya bang Fahmi, alasan lebih praktis parkir di luar gedung selalu menjadi pilihanku.

Aku tidak suka memarkir mobil di basement atau di lantai atas parkiran yang sudah tersedia, padahal kan aksesnya lebih mudah menuju tempat yang kita tuju ketimbang parkir di luar gedung, tapi ya itu tadi, alasannya lebih praktis aja, padahal aku juga tidak bisa menjelaskan letak praktisnya itu di mananya.

Dengan langkah cepat aku menekan tombol lift yang pintunya hampir menutup, aku melangkah masuk ke dalam lift dengan handphone di tangan sambil mengetik menanyakan keberadaan lantai kantor bang Fahmi.

Mataku mengerjap kaget melihat teman bang Fahmi si pria rambut gondrong yang bertamu hari Sabtu kemarin.

Tubuhnya menyender di dinding lift sambil tersenyum dan terkekeh berbicara dengan seseorang di telepon.

Ihh, bisa ketemu lagi.

Aku menunduk, antisipasi kalau-kalau nanti dia menyapaku.

Aku tertegun sesaat, menyadari sesuatu, eh mana mungkin dia menyapaku, kemarin kan dia liat wajahku bermaskeran, gak mungkin dong ya dia bisa mengenaliku, aku kembali mendongak.

Suara notif pesan masuk membuatku langsung mengecek handphone.

"Lantai 9" Pesan dari bang Fahmi.

Aku melirik tombol angka 9 yang sudah di tekan, pasti si gondrong yang menekan karena kantornya kan sama dengan bang Fahmi.

"I wish I'm inside you now babe"

Eh?

Suara berat milik temannya bang Fahmi terdengar, tubuhku menegang.

"Hahaha, yeah stabbing you in and out so hard" Lanjutnya lagi.

Ihhh, ngomong mesum di telepon.

"Aku maunya masih dengan pakaian lengkap, kamu menungging, aku hanya mengeluarkan cockku dari celana dan menuruni sedikit celana yang kamu pakai, lalu kita bergerak bersamaan"

Suaranya itu sangat jelas terdengar, pria itu tidak memperdulikan keberadaanku yang satu lift dengannya.

Eww, aku mencoba menulikan pendengaranku.

Benar-benar pria yang bukan tipeku. Udah gondrong, gak humoris, mesum pula, lengkap sudah.

Tanganku menekan tombol angka 7 sebelum lantainya terlewat, lebih baik keluar dari lift secepatnya daripada mendengar orang yang sedang BT alias Birahi Tinggi di telepon.

Pintu terbuka, aku langsung melangkah keluar.

Bernafas lega karena pria itu masih sibuk berbicara di telepon tanpa perduli dengan keadaan sekitar.

Aku bergidik.

Amit-amit deh, ya walaupun dia mungkin sedang berbicara dengan pacarnya, ya tetap aja, dengernya itu jijik banget.

Aku bisa mengerti, mungkin bagi orang asing itu sudah biasa, berciuman di tempat umum saja biasa, bagi mereka bukan hal yang tabu untuk menunjukkan bentuk kasih sayang mereka ke orang terkasih.

Tapi ini kan ini Indonesia, budayanya berbeda, walaupun sudah banyak juga orang Indonesia yang sok kebarat-baratan.

Di gym tempat aku biasa ikutan kelas hatta yoga aja, aku selalu melihat satu dua perempuan indonesia yang berjalan telanjang tanpa risih di ruang loker, amit-amit deh.

crush typeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang