37. the end

14.7K 1.3K 498
                                    

Ganteng yakk, iyaakkk iyakkkk 😍😍😍

Farah POV

Ijin yang kami dapatkan dari ayah tidak seseram seperti yang aku bayangkan sebelumnya, aku pikir ayah akan mencecarku dengan segala pertanyaan dan menginterogasi Chris habis-habisan.

Chris dengan tenang selalu menjawab semua pertanyaan normal seorang ayah ketika anak perempuannya akan di pinang pria.

Berkali-kali bang Fahmi menaik-turunkan alisnya dan menginjak atau pun menyenggol kakiku sepanjang pertemuan lamaran, menggodaku dengan caranya yang aneh.

"Kau minta pelangkah apa ke adek kau Fahmi?" Tanya ayah.

Kami bertiga serempak menoleh ke arah bang Fahmi yang langsung duduk menegakkan punggungnya terkejut padahal dia sedang asik-asiknya menaik-turunkan alisnya melirikku.

Tangannya mengusap tengkuknya sambil nyengir dengan raut wajah aneh.

Semoga abang gak minta sesuatu yang berlebihan, aku kenal abangku itu lah, dia kan orang yang gak mau rugi banget, batinku.

"Aku gak perlu pelangkah, ngeliat adek nikah, bahagia, aku udah senang Yah, selama ini aku bukan abang yang baik buat dia, jadi kalo minta pelangkah-pelangkah, bikin aku makin gak tau diri sebagai abang"

Mataku sontak melebar mendengar perkataannya.

"Beneran? Seriusan?" Tanyaku tidak percaya dengan apa yang barusan aku dengar keluar dari mulutnya.

Bang Fahmi terkekeh.

"Ya beneran dek, kalo udah takdirnya kau nikah duluan abang gak masalah, pelangkah itu cuma adat tradisi, abang cuma percaya sama takdir" Jawabnya diplomatis.

Aku melirik Chris yang juga menatap abangku dengan pandangan tidak percaya. Ini beneran lho, seperti bukan bang Fahmi saja.

Tetapi sebentar, sepertinya dia memang sudah gila, sebelumnya bang Fahmi juga menolak untuk mengambil saham Chris karena taruhan. Jadi apa memang abangku ini bersungguh-sungguh dengan perkataannya?

Aku memandang wajahnya dengan tatapan curiga, jangan-jangan ada udang di balik saos tiram.

Bang Fahmi terkekeh lagi.

"Bahagiain adek gue ya bro, dia layak mendapatkan kebahagiaan setelah sepanjang hidupnya punya abang kaya gue ini, akhirnya dia bisa lepas..."

Aku bangun dan langsung menabrak tubuh bang Fahmi, memeluknya erat, terharu mendengar perkataannya walaupun dia belum menyelesaikan seluruh kalimatnya.

Tangan hangatnya mengusap-usap punggungku dengan lembut.

"Makasih bang" Ucapku pelan.

"Sama-sama dek, cuma ini yang bisa abang kasih ke adek, maaf ya selama ini abang gak jadi abang yang bener buat adek, suka nyuruh adek ini itu, merintah adek ini itu..."

"Iya makasih akhirnya abang sadar juga, walopun ceritanya udah mau kelar, abang baru sadar" Potongku cepat.

Bang Fahmi lagi-lagi terkekeh lalu mengurai pelukan kami.

Aku menyeka air mata dan menyisik cairan yang hampir keluar dari hidungku.

Tangan Chris menarikku kembali duduk di sampingnya lalu mengulurkan sapu tangan miliknya.

Calonku ini sekarang memang berubah jadi lebih sedikit sweet, aku berani taruhan kalau ayah tidak ada di hadapan kami, Chris pasti berani menyeka air mata dari wajahku.

Chris tersenyum lembut dan mengusap punggungku, memberikan ketenangan.

"Jadi mau kapan pernikahannya berlangsung?" Ayah memecahkan kebisuan di antara kami sesaat kemudian.

crush typeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang