Is he danger?
.
.
.
"Maksudmu apa tuan?"Kulihat ia tersenyum kecut "kau mengulanginya lagi."
"Sudahlah, lupakan." Taehyung menghela nafas panjang. Lelah mungkin, menanggapi lawan bicaranya yang tak kunjung mengerti. He's give up.
Ji won sendiri sedikit lega, setidaknya ia tidak perlu lagi berfikir terlalu keras. Untuk saat ini.
"Biar aku suapi tuan. Tanganmu kan masih sakit, t-tapi kalau tidak mau kau bisa menyuruh ahjuma." Ji won masih saja takut kalau-kalau salah bicara. Pasalnya pria yang tengah duduk itu sepertinya membenci bantuan.
"Tidak! mungkin ahjuma sedang sibuk, jadi kau saja."
Ji won mengangguk seraya meraih mangkuk bubur, lalu mulai menyuapi Taehyung.
Taehyung juga tidak banyak protes, ia menerima setiap suapan yang diberikan Ji won. Memang mereka itu sepasang suami istri, tapi entah kenapa malah terasa seaneh ini.
Saat hampir habis, ponsel Ji won berdering. Ada beberapa pesan masuk tertera di layarnya.
Jeonjk : Ji-ahh, kau rindu aku tidak? Ayo kita ke cafe siang ini. Aku yang traktir loh! 😊
--
08XXX : Ji won-ssi, reuni kali ini kau bisa datang?
--
Aeksis : Selamat! Nomor kamu terpilih sebagai
--
08XXX : Hi Ji! Ini aku Jimin. Bagaimana jika nanti siang kutraktir kopi?'Jimin? Dia tau nomorku darimana?'
"Aku sangat tidak suka diabaikan seperti ini."
Seketika Ji won mematung. Ia tersenyum canggung sambil menaruh ponselnya diatas nakas.
"Umm.. lni.. Tadi-"
Tok tok tok
"Sebentar tuan."
Ji won berjalan menuju pintu. Ternyata ada ahjuma yang berada dibaliknya, tersenyum ramah.
"Selamat pagi nona. Diruang tamu ada seseorang. Katanya ia teman dekat nona."
Ji won mengangguk paham, meski ia juga bertanya tanya dalam hati siapa orang itu? Ia hendak melanjutkan menyuapi Taehyung, tetapi Taehyung lebih dulu menahan Ji won agar tidak melakukannya.
"Pasti si Jeon Jeon sialan itu kan?" Cara bicaranya tetap datar namun penuh penekanan.
"Ah, itu.. aku juga belum yakin tuan."
Tak ada lagi balasan dari Taehyung.
Ji won mengecek isi tasnya. Memakai sepatu tali kesayangannya, yang tentu saja dibiarkan tidak terikat begitu saja. Bersiap berangkat kuliah.
Taehyung memperhatikan sejak tadi. Pandangannya terus terarah kepada tali sepatu Ji won. Menatapnya kesal.
Saat Ji won hampir meraih knop pintu,
"Siapa yang akan mengikatkan tali sepatumu itu hah?"
"Umm.. Mungkin Jeon? Biasanya juga-"
"Sudah kubilang berhenti menyuruhnya. Biar aku saja." Ucapan ultimatum dari Taehyung memotong kalimat Ji won.
"Tapi.. Kakimu sedang sakit tuan, jadi-"
"Kalau begitu ganti sepatumu! Tidak usah bertali kalau kau saja tidak bisa mengikatnya."
Lagi-lagi Taehyung memotong kalimat Ji won. Tapi cara bicaranya sedikit naik beberapa oktaf kali ini. Ji won sampai bergidik ngeri mendengarnya.
'Mengapa ia sampai sekesal itu? Apa aku tidak bisa mengikat tali sepatu sebegitu membuatnya kesal?' Batin Ji won.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless. 'K.T.H'
FanfictionMin Ji won harus mengahadapi nasibnya malam itu, dikejar oleh seorang pembunuh dan mempertemukan dirinya dengan seorang sosiopat. Hingga takdir memaksanya untuk menikah dengan tetangganya sendiri, Kim Taehyung. ---------- Who knows After ending of...