Pagi-pagi sekali, Jennie sudah bangun dari tidurnya. Dengan sedikit merenggangkan tubuhnya ia beranjak bangun dari berbaringnya.
Lalu senyumannya merekah ketika ia mengingat kembali malam sebelumnya. Dan pandangannya terhenti pada sebuah cincin yang melingkar pada jemarinya.
"Apa ini berarti aku dan Yoongi Oppa benar-benar sudah resmi?"
Seperti seorang gadis remaja yang baru merasakan jatuh cinta. Begitulah Jennie saat ini. Penantiannya pada pria itu akhirnya selesai juga. Dan dirinya bahkan tak pernah menyangka jika hari itu akan datang padanya.
Jennie memilih beranjak dari tempat tidurnya. Tentu saja dengan masih mempertahankan senyumnya, ia mulai membersihkan diri. Dan keluar dalam keadaan yang lebih segar dari sebelumnya.
Langkahnya kini membawanya keluar dari kamarnya. Dengan sebuah handuk yang masih melilit di kepalanya, ia berjalan menuju ke arah dapur.
"Astaga, kau mengangetkanku."
Jennie mendecak kesal ketika mendapati Namjoon disana. Yang duduk dengan santainya pada salah satu kursi meja makan yang ada disana.
"Kapan Oppa kemari?"
"Sekitar dua jam yang lalu."
Jennie mengerutkan keningnya. "Dua jam yang lalu? Bukankah jam 4 pagi terlalu dini untuk kemari?"
Namjoon beranjak dari duduknya. Kini mendorong tubuh Jennie agar semakin mendekat ke arah pantry dapur. "Cepat siapkan sarapan. Aku sudah lapar." Lalu melepas handuk yang masih melilit di kepala gadis itu. Mengacak rambutnya yang basah setelahnya dan berlalu kembali untuk duduk pada kursinya.
"Ya, kau kira aku pesuruhmu?"
"Ya? Kau memanggil kakakmu dengan panggilan itu? Wah, jika Yoongi hyung melihat kelakuan kasarmu itu, dia pasti akan berpikir dua kali untuk menyatakan perasaannya padamu."
Jennie mendecak kesal mendengarnya. Memilih untuk menyiapkan sarapan bagi keduanya.
"Kau harusnya berterima kasih padaku, Jen. Jika bukan aku, Yoongi hyung pasti tidak akan pernah menyatakan perasaannya padamu."
Jennie terdiam mendengarnya. Apa itu berarti, pria itu menyatakan perasaannya padanya karena suruhan Namjoon?
"Jangan ragu padanya. Aku bisa melihat ketulusannya padamu. Hah, adikku ternyata laku juga pada akhirnya."
"Diam kau."
Jennie memberikan death glare-nya pada pria itu yang hanya ditanggapi oleh Namjoon dengan mengendikkan bahunya.
"Oh ya, memangnya kenapa Oppa harus datang kemari saat jam 4 pagi? Oppa sudah seperti seorang penguntit saja."
"Apa maksud pertanyaanmu itu, huh? Aku kan hanya mengunjungimu. Siapa tahu jika kau akan kembali tidur dengan Jungkook. Atau malah dengan Yoongi hyung?"
Jennie berbalik. Dengan sebuah pisau yang ia acungkan pada pria itu. "Oppa, aku sedang memegang pisau saat ini. Jangan sampai jika pisau ini aku lempar padamu."
"Hey, santai saja. Aku hanya bercanda."
Jennie mendengus. Memilih kembali untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Maka dari itu, mulai sekarang, aku akan tinggal di apartement yang bersebrangan denganmu?"
"Mwo?"
.
.
Ting Tong
Jennie dengan cepat menegakkan dirinya ketika mendengar suara bel apartementnya. Tanpa sadar senyumannya muncul saat tahu jika seseorang yang ia tunggu mungkin berada di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
married with my enemy ❌ jenkook
Fanfiction[18+] ✔ Kim Jennie dan Jeon Jungkook, Adalah dua orang yang saling bermusuhan. Tak pernah mengenal lelah jika harus berdebat satu sama lain agar sang lawan kalah. Tapi, kenapa bisa mereka menikah ketika keduanya malah saling membenci satu sama lain...