"Ja, ini lagi untukmu."
Jungkook menerima begitu saja suapan Lisa padanya. Membuat gadis itu tersenyum dengan lebarnya melihat bagaimana sang kekasih yang nampak menikmati masakan buatannya.
"Bagaimana?"
"Hmm. Kemampuanmu semakin bertambah."
"Tentu saja. Jennie eonni yang selalu mengajariku. Dia benar-benar koki terhebat yang pernah aku temui."
Dan kunyahan pria itu terhenti setelah mendengar nama itu. Membuat Lisa menyadari apa yang ia katakan sebelumnya.
"Jungkook, memang Jennie eonni yang membantuku selama ini. Aku heran bagaimana bisa kalian menjadi saling membenci."
"Kau tak tahu apapun, Lisa. Aku juga heran bagaimana bisa kau berteman dengannya sementara dia sangatlah cerewet. Mungkin jika dia ikut kompetensi rapper, dia menjadi pemenangnya. Ah, mungkin dengan Yoongi hyung juga. Mereka berdua bisa menjadi pasangan setelahnya karena kau tahu bukan jika mereka berdua saling menyukai?"
Lisa hanya tersenyum mendengarnya. Hingga pandangannya terhenti pada dua orang yang baru saja memasuki cafetaria. "Jennie eonni!!" Panggilnya sedikit lantang dan melambaikan tangannya pada gadis itu.
"Ya, untuk apa kau memanggilnya kemari?"
Lisa hanya mengendikkan bahunya. Masih mempertahankan senyumnya ketika mendapati Jennie yang menuju ke arah keduanya dan memilih untuk duduk di samping Lisa. Bahkan tatapannya tak mengindahkan Jungkook sama sekali yang berada dihadapannya.
"Kau disini?"
"Hmm. Eonni juga disini? Ingin menemui siapa? Yoongi Oppa?"
Gadis itu merona. Namun menggelengkan kepalanya sebagai pengalihannya. "T-Tidak. Aku kesini karena aku bosan di rumah. Jadi aku meminta pada Oppa untuk ikut kemari. Tapi aku lapar. Jadi aku kemari lebih dulu."
"Cih, jangan terlalu banyak makan. Atau berat badanmu akan bertambah dan terlihat semakin gemuk."
Jennie tanpa sadar menghela napasnya. Mendengar suara yang paling menyebalkan dalam hidupnya itu membuatnya benar-benar dalam puncaknya. Dan Lisa menyadarinya. Menyentuh punggung tangannya dan mengelusnya. Berusaha menenangkan gadis itu.
"Astaga, Lisa. Jika boleh, aku ingin sekali mematahkan lehernya."
"Oh, kau ingin mematahkan leherku? Kemarilah kalau begitu."
Dan Jennie beranjak dengan cepat. Begitupun dengan Jungkook yang juga ikut beranjak dari duduknya. Menghindari Jennie yang tampak marah dan entah mengapa melihat wajah marah gadis itu merupakan kesenangan tersendiri baginya.
"Astaga, apa yang kalian lakukan?"
Keduanya bahkan tak mendengarkan peringatan Lisa. Masih berada dalam dunia mereka sendiri. Dimana Jennie yang terus mengejar Jungkook yang terus saja mengejeknya. Beruntung karena cafetaria yang menjadi tempat mereka berlari dalam keadaan sepi dan tak terlalu ramai.
Hingga Jennie terkesiap ketika ia bisa merasakan jika seseorang kini menahannya. Menariknya agar berada dalam dekapan tubuh seseorang itu. Membuat Jungkook juga ikut menghentikan larinya dan menatap pada keduanya disana.
Gadis itu mendongak. Dan mendapati wajah dingin itu yang kini menatapnya. Membuatnya kembali menunduk dan mengalihkan pandangannya ke segala arah.
"Berapa sebenarnya usia kalian?" Ucapnya dan menatap pada Jungkook juga yang terdiam di tempatnya.
"Bukan aku, hyung. Dia saja yang mudah emosi."
"Mwo? Kemari kau. Aku benar-benar akan mematahkan lehermu."
KAMU SEDANG MEMBACA
married with my enemy ❌ jenkook
Fiksi Penggemar[18+] ✔ Kim Jennie dan Jeon Jungkook, Adalah dua orang yang saling bermusuhan. Tak pernah mengenal lelah jika harus berdebat satu sama lain agar sang lawan kalah. Tapi, kenapa bisa mereka menikah ketika keduanya malah saling membenci satu sama lain...