Pemandangan hamparan Sungai Han menjadi objek tersendiri bagi gadis itu. Dengan kedua telinganya yang sudah tersemat earphone. Mendengarkan nada-nada yang begitu ia sukai hasil tangan seseorang yang ia sukai pula.
Jennie terkesiap ketika sebuah tangan kini menyodorkan ice cream padanya. Melirik pada pemilik tangan itu dan tersenyum sebelum akhirnya mengambil ice cream tersebut. Melepaskan pula kedua earphone yang tersemat di telinganya.
"Terima kasih, Oppa."
Yoongi hanya mengangguk menanggapinya. Ikut duduk di samping Jennie dan meminum sodanya. Pandangannya mengarah ke depan. Pada hamparan Sungai Han disana. Sementara Jennie pun sama. Kini mulai menikmati ice cream yang Yoongi berikan padanya.
"Jen..."
"Hmm?"
"Apa aku memang seorang pengecut?"
Jennie menghentikan memakan ice cream-nya. Menatap pada Yoongi yang kini kembali meneguk sodanya.
"Siapa yang mengatakan itu pada Oppa?"
"Benar, kan? Sepertinya, aku memang ditakdirkan untuk menjadi seseorang yang akan diam saja."
"T-Tidak."
Yoongi beralih menatap pada Jennie. Gadis itu memilih untuk menghabiskan dengan cepat sisa ice cream-nya. Dan mendapatkan gelengan dari pria itu karena sisa-sisa ice cream-nya melumer ke sekitar bibirnya. Yoongi mendekat. Membersihkan mulut Jennie dengan tangannya.
"Lihat, Oppa bukanlah orang seperti itu. Oppa sangat baik dan juga seseorang yang selalu menjagaku. Oppa tak akan pernah tahu bagaimana kehadiran Oppa sangat berarti untukku. Bahkan kakakku sendiri tak bisa sebaik Oppa dalam menjagaku."
Yoongi terdiam. Sedikit bahagia mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Jennie. Apa mungkin sekarang sudah saatnya? Saat bagi dirinya menyatakan perasannya pada gadis itu?
Percayalah, Yoongi sebenarnya sudah sangat lama ingin melakukannya. Menjadikan gadis dihadapannya sebagai miliknya. Tapi keraguan itu terkadang datang padanya. Apa mungkin Jennie memiliki perasaan yang sama dengannya? Atau Jennie sudah memiliki pria lain yang ia sukai? Pikiran-pikiran itu selalu menghinggapinya.
"Jen, maukah kau mendengar sesuatu?"
"Apa itu?"
"Jika aku mengatakan padamu bahwa aku menyukaimu, kau mau menerimaku?"
Jennie terdiam. Tak pernah menyangka jika kata-kata yang selalu ia tunggu kini ia dengar dari mulut seorang pria yang ia sukai.
Gadis itu tersenyum. Senyum manis yang bisa membuat seorang Yoongi pun luluh karena melihatnya.
"Tentu saja. Dan jika kebalikannya. Jika aku mengatakan pada Oppa bahwa aku menyukai Oppa, apa Oppa mau menerimaku?"
"Tentu saja."
Jennie semakin melebarkan senyumnya. Tak ragu lagi untuk mendekat dan memeluk pria itu. Ia begitu bahagia. Cintanya setidaknya terbalaskan. Oh, mungkin tersampaikan dengan baik.
"Hey, jangan dulu memelukku."
"Wae? Apa aku tak boleh memeluk Oppa? Oppa kekasihku sekarang."
"Darimana kau bisa menyimpulkan semua itu?"
"Semuanya. Sudah jelas bukan jika Oppa menyukaiku? Lalu pernyataan cinta Oppa tadi. Apalagi yang kurang? Sekarang, aku tak akan melepaskan Oppa lagi setelah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
married with my enemy ❌ jenkook
أدب الهواة[18+] ✔ Kim Jennie dan Jeon Jungkook, Adalah dua orang yang saling bermusuhan. Tak pernah mengenal lelah jika harus berdebat satu sama lain agar sang lawan kalah. Tapi, kenapa bisa mereka menikah ketika keduanya malah saling membenci satu sama lain...